Selepas Winaga pergi, hati Aletta menjadi tidak karuan. Antara senang dan tidak percaya, Winaga ingin menjadikan dirinya wanitanya. Aletta memeluk bantalnya dengan erat.
Sementara itu Winaga, mendatangi Madam Cesilia dan menyatakan keinginannya untuk membawa Aletta dari sana.
"Permisi Madam Cesilia. Besok saya akan menjemput Aletta. Saya akan menjadikan dia wanita saya selanjutnya dia hanya akan melayani saya."
Madam Cesilia terperangah, "Sungguh gadis yang beruntung, saya akan segera mengurusnya. Silahkan besok Tuan Naga bisa membawanya."
Andreas mendengar percakapan Winaga dan Madam Cesilia begitupun orang-orang disekitarnya. Mereka semua mengatakan Aletta gadis yang beruntung.
Andreas segera mendatangi Aletta di kamarnya. Dia melontarkan bertubi-tubi pertanyaan kepada Aletta. Andreas tidak bisa mempercayai Winaga semudah itu takluk kepada Aletta.
"Letta, katakan sejujurnya apa yang telah terjadi antara kau dan Bos Naga di kamar? Apa kalian bercinta? Kamu menyerahkan keperawananmu kepada lelaki itu? Jawab Letta."
Aletta pun berterus terang kepada Andreas bahwa dirinya memang telah bercinta dengan Winaga.
"Iya, Kak. Aku sudah menyerahkan keperawananku kepada Winaga. Aku mencintainya dan aku tidak menyesalinya. Winaga adalah cinta pertama dan terakhir bagiku."
"Letta kamu sudah terhanyut dengan perasaanmu sekarang. Kamu masih ingat dengan tujuan kita?"
"Aku tidak pernah melupakan tujuan kita. Bersama Winaga, kita tak akan terkalahkan. Kita akan segera menghancurkan Carlos Santos, Kak", tatap Letta dengan penuh keyakinan.
"Aku percaya padamu, Letta. Kak Andre akan selalu mendukungmu tetapi kita akan terpisah bila kamu ikut Winaga."
"Aku akan memikirkan cara untuk membawa Kak Andre tinggal bersamaku tapi tidak dalam waktu dekat. Kak Andre, bersabarlah ya dan kirim kabar ke Paman bila aku baik-baik saja. Jangan buat Paman cemas."
"Baiklah."
"Aku juga merahasiakan identitasku yang sebenarnya kepada Winaga. Berjanjilah Kak Andre juga akan menyimpan rahasia ini?"
"Tapi kenapa? Aku pikir kamu telah mengatakan sebenarnya kepada Naga sehingga dia ingin menjadikanmu wanitanya."
"Tidak Kak. Dia memang sempat mengira aku Anna dan bercerita tentang Anna. Namun dia tidak ingin melibatkan Anna dalam bahaya. Jadi dia tidak mencarinya selama ini. Jika dia tahu aku Anna maka aku tidak bisa berada di sisinya, Kak."
"Aku merasa ini salah. Hubungan yang dimulai dengan sebuah kebohongan nanti akan berakibat fatal."
"Biarlah ini menjadi rahasia selamanya Kak. Hanya kita yang tahu jadi aku yakin semua akan baik-baik saja."
"Baiklah itu akan menjadi rahasia selamanya."
"Terimakasih Kak."
Setelah Winaga pergi, Madam Cesilia memanggil Aletta ke ruangannya.
"Aletta, dari awal aku sudah melihat dirimu ini spesial. Bahkan Tuan Naga takluk akan pesonamu. Aku harap kehidupanmu menjadi lebih baik ke depannya. Jadilah wanita yang selalu melayani satu Tuan maka kamu akan menjadi ratu di hatinya. Hari ini aku membebaskanmu. Kini kamu bukan pekerja seks lagi namun wanitanya Tuan Naga."
"Madam, aku punya permintaan. Anda bisa menjaga Sabrina untukku. Dia teman pertamaku saat berada di kota ini. Rawatlah dia sampai pulih."
"Tentu aku akan merawat Sabrina dengan baik."
"Terimakasih Madam."
Aletta kembali ke kamarnya dan mengemasi barang-barangnya. Semalaman dia tidak bisa tidur karena memikirkan hari esok.
Esok pun tiba, Aletta segera mempersiapkan dirinya. Dia menggunakan gaun terbaiknya. Aletta menengok Sabrina untuk berpamitan.
"Sabrina, aku akan meninggalkan tempat ini. Kamu harus menjaga diri dengan baik. Jangan memakai obat terlarang itu lagi. Aku yakin kamu bisa lepas dari obat-obatan itu."
"Kamu begitu mengkhawatirkanku seperti ini. Aku menjadi merasa kehilangan. Hanya kamu yang perhatian kepadaku, aku sungguh tidak rela melepasmu pergi."
"Aku akan sering-sering mengunjungimu. Kamu sudah seperti kakak perempuanku. Aku sayang padamu."
Mereka saling berpelukan sambil meneteskan airmata.
Setelah itu, Aletta menemui Madam Cesilia untuk berpamitan.
"Terimakasih, Madam Cesilia atas segalanya. Aku tidak akan melupakanmu."
"Sudahlah, aku bukan wanita baik. Jangan buat aku menangis. Kamu harus jaga diri baik-baik, Letta."
"Tentu Madam".
"Aku pamit Madam Cesilia", Aletta memeluknya dengan erat.
Aletta meninggalkan ruangan Madam Cesilia dan menuju lobby. Andreas sudah menunggunya di sana.
"Kak Andre, jaga diri baik-baik ya."
"Aku yang harusnya berkata seperti itu. Kamu akan masuk ke sarang mafia dan entah berapa banyak bahaya disana. Selalu beri kabar ke aku mengenai situasimu di sana. Ingat itu atau aku tidak akan berpikir ulang untuk langsung menemuimu di sana walaupun nyawa taruhanku."
"Tentu Kak. Aku pasti selalu memberi kabar."
Mereka saling berpelukan seperti seorang kakak yang melepas adiknya untuk tinggal bersama lelaki lain.
Sementara itu di kediamam Winaga, dia sudah bersiap dengan setelan jasnya. Dia memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan 2 mobil untuknya. Jeane yang sedang bersama Wesley di ruang tamu mendengar lalu bertanya kepadanya.
"Naga, kamu hendak kemana?"
"Aku mau menjemput Aletta, kini dia resmi menjadi wanitaku. Aku akan membawanya kemari untuk tinggal bersama".
"Apa? Gadis murahan itu? Kamu sudah tidak waras menjadikan gadis murahan seperti itu wanitamu."
"Jeane, tolong jaga ucapanmu. Aku tidak ingin mendengar kata murahan itu lagi."
Jeane menghentakkan kakinya dan Winaga berlalu pergi.
Wesley yang mendengar itu pun bergumam dalam hatinya.
"Aletta? Aku hampir saja memilikinya tapi sekarang dia akan menjadi wanitanya Naga. Bagaimana mungkin aku menyentuh milik Naga? Sungguh sial diriku, lihat saja sebentar lagi aku yang akan menjadi pimpinannya dan Aletta akan menjadi wanitaku", sambil mengepalkan tangannya.
Akhirnya Winaga sampai ke tempat Madam Cesilia. Aletta segera menyambutnya.
"Tuan Naga, Anda sudah tiba."
Winaga memandangi Aletta dan matanya serasa tak mau lepas darinya.
"Kamu memang cantik, Aletta."
"Dimana Madam Cesilia? Aku ingin memberinya sedikit tanda kehormatan."
Salah seorang wanita pekerja disana segera memanggil Madam Cesilia dan dia segera menemui Naga.
"Ini aku ingin memberi sedikit tanda kehormatan untukmu", sambil menyodorkan sekoper uang kepadanya.
"Sungguh Tuan Naga berhati mulia", sambil menerima koper tersebut.
Aletta dan Winaga menuju mobil sedangkan Andreas hanya memperhatikan dari kejauhan.
"Doaku selalu untukmu, Letta. Kamu sudah kuanggap sebagai adik kandungku sendiri."
Sepanjang perjalanan tak ada pembicaraan apapun, suasananya begitu canggung. Dan akhirnya, mereka sampai di kediaman Winaga. Mereka turun dari mobil.
"Selamat datang di kediamanku. Pelayan akan mengantarmu ke kamar".
Aletta merasa kagum dengan kediaman Winaga yang bagai istana.
"Baik, terimakasih Tuan".
"Istirahatlah, nanti malam aku akan ke kamarmu", bisik Winaga ke telinga Aletta dan berjalan terlebih dahulu.
Aletta yang mendengar hal itu, tiba-tiba saja pipinya memerah.
Pelayan mengantar Aletta ke kamar yang sudah disiapkan untuknya.
"Mari Nona Aletta, di sebelah sini."
Aletta mengikuti pelayan tadi dan sampai di sebuah ruangan yang di dekor dengan nuansa gold.
"Wah, kamarnya besar dan tempat tidurnya nyaman."
"Selamat beristirahat, Nona. Bila ada keperluan, Anda bisa menekan bel ini."
Pelayan itu meninggalkan Aletta di kamar dan tak lama terdengar suara ketokan keras dari luar pintu.