Hades membelalakkan matanya karena apa yang Theodore ucapkan.
Melindungiku? Batin Hades dalam relung hati tanpa berani ia ucapkan secara gamblang di hadapan Theo, ia sedikit mendongak dan menatap ke arah Theo dengan sisa keberanian yang ia punya. Takut-takut Hades merasa dirinya salah mendengar atau terllau tidak fomus hingga salah mengartikan ucapan Theodore barusan. Theodore terkekeh karena reaksi yang Hades berikan padanya, pemuda yang usianya lebih tua dari Hades itu kini membenarkan posisi duduknya dan menatap Hades dengan layak. Kini, ia menatap Hades layaknya seorang Kakak laki-laki ketika menatap Adik laki-lakinya, tersirat rasa peduli yang tinggi dan rasa ingin tahu yang tidak ada habisnya. "Tidak percaya? Kau tidak memercayai ucapan saudaramu sendiri Hades? Benar adanya apa yang aku katakan, benar adanya jika aku seperti orang lingkung atau orang yang terlalu banyak menenggak minuman keras, dan benar adanya jika aku terlihat begitu menyedihkan saat ini. Namun, kenapa kau seperti ini Hades? Kenapa kau memutuskan untuk hidup seperti ini? Sekeras apa pun perjuanganmu, sebesar apa pun pengorbananmu, Ayah tidak akan menoleh padamu secuil pun. Ibu apa lagi, hah! Yang wanita itu pikirkan hanya kalangan sosialnya dan juga permata-permata yang ia kumpulkan dan gunakan sebagai bayaran untuk para pemuda bayaran!" Theodore terkekeh lagi, meski kali ini terasa perih dan pahit.
Hades tidak dapat mengikuti alur pembicaraan Theodore, Hades tidak paham ke mana akhir dari ucapan Theo saat ini. Dan satu-satunya yang Hades pahami adalah; Theodore juga begitu menderita, Theodore juga menjalani kehidupannya dengan begitu berat dan penuh dengan kerikil. Bahkan mungkin selama ini lebih dari pada kerikil, Hades hanya tidak tahu saja apa-apa yang Theo alami. Namun, Hades seperti ini bukan tidak memiliki tujuan, ia berharap pada kehidupan, ia berharap pada cahaya sedikit lagi, agar Sang ayah dapat menyayangi dan menatapnya dengan begitu bangga. "Aku, ingin membuat Ayah bangga. Aku adalah anak yang tidak diinginkan, tidak sebagaimana ketika Theodore lahir dan dibesarkan, aku tidak dibesarkan seperti itu. Aku tidak ingin terus menerus dianggap seperti sampah dan tidak memiliki arti di rumah ini, Theodore, apa yang aku lakukan hanyalah berusaha agar dapat bersinar di Gregorio. Apakah yang aku lakukan salah?" Hades menatap Theo dengan pandangan lurus, tidak teralih sedikit juga, seolah saat ini Theodore adalah jarak fokus yang harus ia tuju. Hades dapat melihat senyuman tipis Theodore dari sini, Hades dapat melihat bagaimana reaksi Theodore dengan jelas dan bagaimana bentuk raut wajah yang Theo tunjukkan secara nyata padanya ketika Hades berkata ingin bersinar di keluarga Gregorio.
"Haha. Tidak, apa yang kau pikirkan, apa yang kau lakukan sungguh tidak memiliki kesalahan sedikit pun Hades. Ah, Adik laki-lakiku yang malang, malang sekali seperti nasib Rosabellaku yang baik hati. Apa kau mengingat Rosabella, Hades? Wanita pengasuh yang menjagamu dan menjagaku saat kita masih sangat kecil. Ah! Ketika kau masih menjadi balita! Haha. Ya, ya, kau tidak akan mengingatnya, kau tidak akan tahu siapa itu Rosabella dan bagaimana berartinya dia untukku. Hades, percayalah jika aku, jika aku hidup dengan ujung pedang di tenggorokanku. Ujung pedang yang siap menembus kulit, dan mengambil nyawa dalam sekejap. Di sini," menunjuk ke arah tenggorokannya lalu tersenyum kecil. Tangan kirinya kini mengulur pada Hades dan mengusap rambut pemuda yang sejak dulu tidak pernah ia perhatikan.
"Aku berusaha untuk menyelamatkanmu, agar kau tidak berakhir mati sia-sia. Kau muda, cemerlang dan dapat hidup dengan baik Hades. Dan Ayah, Ayah akan tetap jadi manusia keji yang tidak pernah kenal kasih sayang. Ibu tidak seperti itu dulunya, aku masih mengingat bagaimana hangatnya pelukan Ibu, bagaimana senyum ramah Ibu yang ia tujukan padaku, dan bagaimana afeksinya yang selalu ia tunjukkan dengan wajah gembira. Namun, semua itu sirna karena apa yang dilakukan pria sial itu! Semuanya hancur saat pria sial itu menyakiti Ibu! Tidak memberikannya perhatian, tidak peduli padanya, dan memperlakukannya seperti sampah di rumah ini! Hah. Dan, sesuai dugaanmu Hades, adik laki-lakiku yang paling aku sukai. Pria sial itu adalah Ayah. Dia juga yang membuat Rosabella bunuh diri, dia juga yang membuat kehidupanku hancur seperti ini, kau tidak melihatnya Hades? Ujung-ujung jariku sudah dipasanginya kawat, pergelangan kakiku susah dirantainya, aku digerakkannya dengan sempurna. Tanpa celah, tanpa dapat menolak." Theo menunjukkan ujung jarinya yang terlihat baik-baik saja pada Hades.
"Kau tidak akan percaya pada apa yang kau dengar, aku tahu, aku tahu betul itu. Harapan dan cahaya adalah racun Hades, racun yang begitu pelik dan mematikan. Lihat aku, apa kau dapat melihat secercah kebahagiaan yang ada padaku? Larilah, lari Hades, adik laki-lakiku yang selalu aku lindungi. Lari bersama Nona Taran, jika Nona Taran menolak, maka lari sendirian. Lari hingga kakimu terasa akan patah, lari sampai kau tidak lagi punya tujuan. Dan, ah, Nona Taran. Nona muda keluarga Taran, apa kau mencintainya? Kalian baru saja bertemu, tapi aku sudah bisa lihat bagaimana ekspresi malu-malu saat kau baru saja melangkah masuk. Tidakkah dia terlihat seperti bunga yang akan mekar? Berhati-hatilah Hades, jangan lupa jika ada beberapa bunga yang memiliki racun di dalamnya. Dan ada bunga yang sengaja menyebarkan pesona, menunggu untuk melahap mangsanya dalam waktu yang ia tentukan. Pastikanlah, pastikanlah jika Nona Taran juga mencintaimu seperti kau mencintainya, karena bagiku, bagiku Nona Taran tidak mencintaimu sebagaimana kau mencintainya. Buat aku salah, Hades, buat pernyataanku salah dan buktikan padaku bagaimana kau bisa membawanya lari dari dunia bangsawan dan memulai hidup baru. Hiduplah dengan nyaman, dengan tenteram dan penuh kebahagiaan. Tinggalkanlah aku di sini, bersama mereka, orang-orang busuk yang tidak cocok denganmu. Bersama mereka, aku akan segera hancur, bersama mereka akan kukubur segala hal kenangan buruk di rumah ini. Maka, larilah Hades, itu adalah permintaan terakhirku padamu."
"Aku tidak bisa lari begitu saja Theodore! Bagaimana kau? Jika kau peduli padaku, bagaimana bisa aku meninggalkanmu di sini? Bagaimana bisa aku membiarkanmu menanggung semuanya, Theodore, sebentar lagi aku akan dikirim sebagai wakil Gregorio. Aku sudah dipersiapkan untuk mati, dan jika aku, yang sudah disiapkan lari dari sini. Tidakkah kau yang akan menggantikanku? Tidakkah kau yang akan dikirim ke garis depan dan menghadapi kematian? Aku tidak mau membiarkanmu, kalau aku harus lari, maka aku akan lari bersamamu. Dan, dan aku tidak dapat pastikan apa Nona Taran mencintaiku seperti aku mencintainya, tetapi aku percaya padanya. Aku yakin jika, Nona Taran akan mencintaiku juga lambat laun, aku bisa melihatnya." Hades menatap ke arah Theo dengan tatapan sungguh-sungguhnya, terlihat begitu tulus dan penuh rasa peduli. Theo tersenyum manis, Hades adalah satu-satunya anggota keluarga yang saat ini memberikannya rasa peduli yang begitu tulus. Hades adalah satu-satunya keluarga Gregorio yang menatapnya dengan murni dan jujur. Begitu nyaman dan menenangkan. Theo sungguh ingin melindungi tatapan itu, wajah itu, dan satu-satunya harapan yang ia punya.
"Aku tidak akan dikirim ke mana-mana Hades, aku tidak akan mati sampai aku memutuskan untuk itu. Hades, Adik laki-lakiku yang aku pedulikan. Aku sudah rusak, aku tidak bisa kembali menikmati hidup dan bahagia sepertimu. Ah, baiklah, baiklah, begini saja. Kau akan lari lebih dulu, setelah aku menyelesaikan semua tugasku di sini maka setelahnya aku pastikan aku akan menyusul. Aku harus mengondisikan banyak hal, salah satunya adalah Istriku. Aku sudah beristri, Hades, tidak lagi bebas sepertimu." Theo meraih wajah Hades, mengusapnya perlahan dengan jari-jari kurusnya yang terasa begitu dingin ketika menyentuh kulit Hades. "Begitu? Maka yakinilah apa yang kau yakini. Jika kau yakin Nona Taran akan mencintaimu, maka buktikan jika aku salah. Temui dia, ajak dia bicara empat mata dan jelaskan padanya pelan-pelan. Jika wanita tahu pria yang dicintainya akan segera mengantar nyawa, ia akan menangis dan rela melakukan apa saja agar keduanya dalat hidup bersama. Dan jika memang Nona Taran mencintaimu, maka, dia akan ikut denganmu. Pasti akan sulit, akan sangat sulit, tapi jangan khawatir. Aku akan membantu, aku akan memberikan pertolongan agar kalian dapat lari dengan nyaman dan tenang. Sekarang, kembali ke kamarmu. Tidur. Mari lanjutkan pembicaraan setelah kau berhasil meyakinkan Nona Taran. Dan ingatlah, Hades, pembicaraan ini hanya ada untukku dan untukmu." Theo menepuk singkat pundak Hades dan berjalan meninggalkan pemuda yang masih dilanda krisis percaya dan rasa kebingungan yang siap menghantamnya. Hades melangkah mengikuti apa yang Theo katakan, ia berjalan menuju kamarnya meski kakinya terasa berat. Hades mencoba menghentikan pikirannya beberapa saat, mencoba mengistirahatkan otaknya sebentar dari dunia yang begitu mengerikan dan membingungkan.
°°°
Hades mematung, ia tidak dapat lagi berkata apa-apa. Bibirnya kaku, terkatup dan tidak mau gerak, sementara lidahnya terasa seperti ditarik keluar. Hades tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Hari ini adalah hari di mana ia dan Falencia bertemu, setelah berkirim surat, keduanya memutuskan untuk bertemu sapa pada hari ini di kediaman keluarga Taran. Hades menyetujuinya, sejak bertunangan, ia belum pernah menjumpai keluarga Taran sama sekali. Mereka berjanji pada pukul empat sore, seharusnya Hades segera menuju kediaman Taran dari kapital. Hades menyampaikan pada Falencia jika ia memiliki banyak pekerjaan hari ini dan mungkin akan sampai sedikit terlambat, Falencia menyampaikan jika ia tidak keberatan dan juga keluarganya. Hades merasa begitu berbunga dengan sifat baik hati yang Falencia miliki, sehingga Tuan muda keluarga Gregorio itu memutuskan untuk memberikan atensi lebih pada pertunangannya.
Hades meminta izin untuk pulang lebih dulu tanpa diketahui siapa pun, Hades bermaksud membelikan Falencia perhiasan yang sedang apik dan ramai diperbincangkan di kalangan sosial. Namun, sebelum bepergian, Hades memutuskan untuk kembali ke kediamannya lebih dulu. Ia memutuskan untuk menemui Theodore dan meminta pendapatnya. Hingga langkah kaki Hades terhenti di ruang kerja Ayahnya, Hades merasa seperti mendengar suara Falencia dari dalam ruang tersebut. Hades berusaha mengabaikan perasaan tersebut dan sekali lagi, ia mendengar suara lenguhan yang seharusnya tidak terdengar di sana. Dan di sinilah pemuda yang hatinya hancur itu berdiri. Di hadapan tunangannya, yang tidak berbusana dan berada dalam dekapan Ayah kandungnya.
Di sinilah Hades berdiri, menatap wajah panik Falencia yang dalam ingatannya sebagai gadis malu-malu dan seperti bunga, kini sibuk menutupi tubuhnya dengan pakaian yang berserak di lantai. Di sinilah Hades berdiri menatap pada Ayah yang sangat ia hormati yang memasang wajah kaget dan tampak berusaha mencari pembenaran. Hades kini paham apa yang Theo katakan, Hades kini paham apa yang Theo maksudkan. Bunga beracun dan keluarga yang menjijikkan. Hades begitu hancur sebagaimana dinding yang dihantam badai.