High Hopes

1. Jodohmu, mana?

Kalau ngomongin jodoh tuh aku sensitif banget kaya kulit p****t bayi. Abis gimana ya, setiap menjelang lebaran dan lebaran pasti selalu dapat pertanyaan.

'Jodoh kamu, mana?'

'Kapan nikah?'

Dan yang lain-lainnya. Kalau dipikir-pikirkan umur dua puluh tujuh ngga tua-tua amat, setidaknya aku masih punya waktu untuk mengejar target nikah dua tahun lagi.

Ah, nanggung.

Tiga tahun deh biar pas tiga puluh.

Tapi emang deh ya, jodoh tuh bukan untuk dicari tapi diterima dengan sepenuh hati. Dulu, aku punya teman (sekarang masih temenan kok) dia mematok jodohnya sekelas Ali Syakieb, berprofesi sebagai orang penting di perusahaan dan lain-lainnya tapi kalian tahu akhirnya dia nikah sama siapa? Sama mantan pacarnya sendiri yang dulu pernah dia hina-hina, jadi kalau ada yang bilang ekspektasi itu ngga sejalan realita. Aku sih setujuh, lapan, bilan, puluh.

Dulu, aku pernah nanya sama Ayah, gimana ceritanya ayah bisa ketemu ibu.

Dijawab sama Ayah.

'Waktu itu reunian. Makannya ikan lele dan ibu kamu makannya pakai sendok di saat yang lain pakai tangan.

Dari situ, Ayah tahu kalau she's the one.'

Aku kesal dengarnya tapi sayang orang tua sendiri....... ;(

Lalu aku pernah tanya Bang Lian gimana ceritanya dia ketemu mbak Risa.

Dijawab.

'Waktu itu, abang nanya ke grup wa kampus. Ngga ada yang jawab. Tapi beberapa detik kemudian langsung dijawab sama Risa.

Dari situ Abang tahu kalau she's the one.'

Aku mau nangis aja rasanya dengar jawaban ayah dan Bang Lian;(

Apakah mempunyai keluaraga seperti ini, juga menjadi sebab kenapa aku belum nemu jodoh?

•HH•

Kalau ngga inget umur sebenarnya aku ingin banget pergi ke masjid pakai sepeda roda tiganya si Ilham, keponakanku yang baru berumur tiga tahun itu.

Jalan tuh capai ya.

Apalagi kalau jalan di tempat sama pacar.

Ngga maju-maju.

Gaia~

Gaia mah nama aku tahu. Btw, kalian tahu kenapa aku disebut Gaia (pakai i, bukan y)? Sebenarnya kalau disebut pake i atau y kan sama aja, yang beda tuh tulisannya. Kalau Gay pake y tuh rada gimana gitu kan, mendingan Gai pake i, lebih keren dan gawl aja gitu rasa-rasanya.

Tapi, bagai minum es buah di siang hari mataku langsung segar banget saat lihat manusia berjenis kelamin laki-laki, meski saat ini dia membelakangiku tapi kalau dilihat-lihat dari postur tubuhnya kayaknya dia ganteng deh.

Aku mempercepat langkahku, hingga kini sudah berada sejajar dengannya. Tuh kan, aku tuh emang punya bakat bisa lihat cowok ganteng hanya dari belakangnya saja, ternyata pas benar-benar lihat wajahnya dia beneran ganteng kan, wangi pula.

Alamakk klepar-klepar aku sama dia.

Tapi tunggu, sebenarnya kalungan sarung di lehernya bikin aku rada ngga mengerti dengan gaya fashion apa yang dia anut. Tapi yaudahlah orang ganteng mah bebas. Meskipun sebenarnya saat itu dia juga udah pakai sarung.

"Mas?"

Dia menengok ke aku. SubhanaAllah, tatapannya sejuk sekali macam kulkas-kulkas orang kaya itu.

"Kita kayak pernah ketemu deh." kataku dengan senyum, sementara dia mengalihkan pandangannya tidak lagi menatapku.

Ada kali tiga menitan aku nungguin jawaban dia, mungkin dia lagi ingat-ingat kali ya pernah ketemu aku atau ngga.

Senang deh bikin orang jadi mikir.

"Masa sih mbak?"

Suaranya~ MasyaAllah. Itu suara apa puding? lembut banget, mohon maaf Afgan kalah ini mah.

"Iya, tapi saya lupa. Di mana ya?" aku sedikit berpikir-pikir, ternyata bohong tuh susah banget ya.

Dan anehnya, saat aku berpikir aku malah menghentikan langkahku dan membuat dia terus berjalan, tanpa peduli denganku.

"Mas, saya ingat!" kataku yang kini kembali menyamai langkahnya dan sudah sejajar kembali dengannya.

Dia berhenti, lalu menatapku.

"Mas saya ingat. Saya ketemu Mas di lauhul mahfudz di sana Mas dituliskan jadi jodoh saya loh."

Jleger.

Suara petir darimana itu?

Aku seperti kesamber petir karena ucapanku, aduh, Gayatri Hutami segini frustrasinya kah kamu mencari jodoh?

Dia menatap aku, tanpa ekspresi, tanpa respon dan benar-benar membuatku keliatan seperti orang bodoh.

"Mbak? Sehat?"

Bangcut!

Aku mo pulang, mau nangis aja;(

Dan ngadu ke ibu.

Ibuuuu~ Gayatri dibikin malu...... Hu hu hu hu.