Adel memang telah melalui perjalanan panjang yang penuh dengan perubahan mendalam. Ketika ia pertama kali memasuki kampus kuning dua tahun lalu, ia adalah seorang gadis yang masih terperangkap dalam trauma besar akibat kejadian yang menimpanya, di mana dunia luar menganggapnya sebagai pelaku dalam tragedi yang merusak hidupnya. Ia menghindari keramaian, sering mengurung diri di kamar, dan bahkan berbicara dengan orang lain terasa sangat sulit bagi Adel. Dulu, hatinya dipenuhi dengan rasa takut dan amarah terhadap dunia yang menilai dirinya tanpa tahu kebenarannya. Namun, seiring waktu, tekanan dan keputusasaan itu perlahan-lahan berubah. Kampus, dengan segala dinamika yang ada, menjadi tempat di mana ia mulai menemukan kembali jati dirinya. Dunia perkuliahan memberinya kesempatan untuk be

