Hari itu, Athaya merasa penat luar biasa. Tidak hanya fisik, tapi juga batinnya. Sepanjang perjalanan menuju apartemen, perasaan yang ia tahan begitu lama mulai merayapi pikirannya. Pertengkaran kecil tadi dengan Shenzy, meskipun sudah berakhir, tetap menggelayuti pikirannya. Ia merasa lelah, namun entah mengapa, perasaan itu terus membayanginya. Ketika mobil berhenti di depan apartemen, suasana di dalam mobil terasa berat. Shenzy yang keluar tanpa sepatah kata pun meninggalkan Athaya di dalam dengan pikirannya sendiri. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Rasanya, setiap kali ia berusaha berbicara dengan baik-baik, Shenzy selalu saja menganggapnya sebagai serangan. Mungkin, jika saja Shenzy bisa lebih percaya padanya, hubungan mereka tidak akan sesulit ini. Namun, Athaya tahu bahwa

