Senja menyandarkan kepalanya ke jendela, menatap rintik hujan yang semakin menipis, tapi tiba-tiba—DUAAAAAAARRR! Suara petir menggelegar tepat di atas mereka, membuat Senja sedikit tersentak. Namun, reaksi Ali jauh lebih dramatis. Dengan cepat, ia menyalakan mesin mobil dan memindahkannya ke tempat lain yang lebih aman. "Astaga, kita bisa kesambar petir kalau tetap di sini!" katanya sambil menginjak pedal gas, mencari tempat lain yang tidak berada di bawah pohon tinggi. Ali hampir saja menginjak pedal gas terlalu dalam saat suara petir itu menggelegar tepat di atas mereka. Napasnya memburu, jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Seolah-olah petir itu bisa menyambar kapan saja jika mereka tetap di tempat. Dengan refleks, tangannya menggenggam setir lebih erat, dan ia langsung mem

