yellow roses

Perasaan amat dingin di seluruh tubuhku, dingin sekali seperti air namun tidak terasa tubuhku basah. Aku membuka mataku untuk pertama kalinya dan melihat cahaya yang amat terang di langit-langit seperti sinar matahari tapi warna nya putih bukan kuning ke emasan. "Selamat datang"terdengar suara wanita yang amat anggun. Karena malas membuka mataku aku tetap tidur dan berbalik, mungkin saja ini mimpi dan aku akan terbangun. "Selamat datang! "Suara tersebut mulai terdengar berat. "Berisik! "Aku merasa kesal dan menghantam wajahnya dengan sikutku. Langsung saja aku berdiri sambil mengelus rambutku yang panjang,aku melihat seorang wanita dengan baju aneh berwarna putih seperti karakter dunia yang lain di dalam game fantasi yang sering di mainkan. "Sakit woi beraninya kau memukul Dewi sepertiku...."dia terdiam saat kepalanya di cengkram. "Dimana aku sekarang cebol, atau kau hancur!"mataku seperti hewan buas yang akan mengamuk. Beberapa saat kemudian dia mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi padaku. Dia menceritakan dengan penuh semangat dan rasa antusias yang amat tinggi. "Bagaimana kau tertarik ke dunia lain"katanya dengan senyuman anggun. "Aku tolak"kataku dengan tatapan datar. "Tolonglah ke dunia lain yuk, nanti aku kena marah seniorku karena memindahkan setengah roh penduduk dunia lain"dia menangis sambil menarik kakiku. "Berisik bukan urusanku, menyingkir sana! "Aku mendorong wajahnya dengan kakiku dengan amat malas. "Tidak, nanti kau akan menjadi perawan tua! "Dia berteriak dengan penuh paksaan. "Heh.... Jadi kau sebut aku bibi huh....umurku baru menginjak 31 tahun"langsung saja aku mendaratkan pukulan berkali-kali kepada wajahnya. Dan akhirnya Dewi tersebut terdiam dengan wajah babak belur, aku melihat ke seluruh tempat ini yang ada hanya tempat tanpa ujung yang berwarna putih saja. "Kenapa kau menolak"terdengar suara wanita itu yang agak berbeda. "Aku memilik keluarga, mereka adalah hartaku "kataku dengan senyuman kecil di bibirku. Dia mulai duduk dan melihat ke arahku matanya terlihat seperti agak sedih, "baik akan aku beri kau kebahagian, kau tidak bisa menolak aku selalu melihatmu"katanya. Teringat diriku yang bekerja tanpa henti, akan kesibukan hanya di temani TV sebagai hiburan keseharian dan hanya dapat melihat keluarga satu tahun sekali pada acara tahun baru saja. "Mau bagaimana pun, aku tidak bisa mengembalikan mu ke tubuh sebelum nya karena aku sudah mengambil 50% jiwa mu"katanya dengan nada malas. "Kau kesepian ya"kataku. Dia berbaring sambil melihat ke langit-langit tempat ini yang berwarna putih. "Iya"katanya. "Baik kau menang"aku menarik nafasku dengan penuh kemalasan "Sungguh"dia tersenyum senang "Tapi aku tidak ingin keluargaku khawatir, jangan sampai tubuh lamaku mati "kataku. "Santai-santai itu bisa di lakukan, lagipula jiwa yang memasuki tubuhmu sudah mulai terbiasa "dia tersenyum senang. "Kalau begitu apa yang kau inginkan skill, kekuatan tanpa batas, kekayaan ketenaran, atau mungkin pangeran tampan kyaaaa! "Berteriak histeris dengan penuh kesenangan. Langsung saja aku menunjuk ke arahnya, "aku ingin kau"kataku. Dia terdiam dan terlihat senyuman tertampil di bibirnya "hahaha, aku ingin kau katanya "dia tertawa terbahak-bahak. Namun tawanya terhenti, "kau sungguhan"dia melihat ke arahku. Aku menganggukkan kepalaku dengan mata penuh keseriusan, saat aku melihatnya aku menyadari dia sama sepertiku perasaan kesepian yang terasa membunuhnya secara perlahan. "Oke kalau begitu aku akan menjadi Dewi pelindung mu, mohon bantuan nya ya "dia langsung menjabat tangan kananku. Mendadak tempat ini mulai bercahaya amat terang dan menjadi gelap lagi. Aku membuka mataku dan melihat atap rumahku yang berbeda, sungguh pemandangan aneh yang aku lihat. Tempat yang begitu mewah dan amat luas , layaknya seperti kamar seorang Putri kerajaan. Aku turun dari kasurku dan melihat ke arah cermin, dan terlihat gadis kecil yang amat cantik dengan rambut kuning emas dan mata biru seperti lautan. "Kau cantik ya"aku merasakan ada seseorang yang menyentuh bahuku. "Huh! "Aku terkejut dan berteriak histeris. Aku melihat ternyata wanita tadi berada di depanku, tidak ada perubahan terhadap tubuhnya sama sekali dan perasaan jengkel karena dia lebih tinggi dariku. "Namamu sekarang adalah roses Putri seorang duke dan duchess kerajaan Aquila "katanya dengan senyuman senang. "Roses ya"aku menyentuh rambutku yang panjang. "Santai saja tsuki, lihatlah dirimu cantik bukan"katanya sambil menyentuh seluruh tubuhku. "Kau tahu namaku.... Bukan maksudku nama lamaku? "Kata roses dengan agak bingung. "Tentu saja kan aku sudah melihatmu setiap saat"katanya. "Kalau begitu siapa nama mu? "Kata roses. "Aku tidak punya nama, tapi seperti yang kau lihat aku adalah seorang Dewi hebat bukan"dia dengan penuh kebanggaan membusungkan dadanya. "Hika.... Namamu adalah hika bagaimana "kataku. Dia terdiam dan dia meneteskan air matanya di bagian sebelah kanan, aku agak terkejut dan dia menutupi wajahnya. "Maaf, ada debu di mataku.... Kalau begitu kita ubah ceritanya tidak aku biarkan kau menjadi pelakor! "Kata hika dengan penuh semangat. "Iya-iya pelakor..... Pelakor katamu! "Aku terkejut dengan perkataan. "Heheh, apakah aku belum memberitahumu sebelumnya sebenarnya anak itu di masa depan nanti akan menjadi pelakor hubungan Raja dan ratu kerajaan ini peace hehehe"dia tertawa agak gelisah. Hantaman pukulan amat kuat mengenai kepalanya karena aku merasa kesal dengan apa yang sebenarnya terjadi disini. Bersambung.