Bab. 38

1503 Words

  Tubuh Nayla menggigil kedinginan, beberapa kali ia mengusap wajah, mata itu berkedip-kedip menatap Raditya yang mengencangkan rahang. Diliriknya Ben di depan pintu markas, masih mengawasinya dari sana. “Gua mau lo pulang ke rumah, dan jangan pernah lagi berhubungan dengan b******n itu!” Wajah bagian pipi Raditya berkedut. Nayla cukup keras kepala untuk diperintah. Raditya tak ingin adiknya jatuh ke lubang yang sama. Jatuh cinta, lalu terluka. “Enggak, Kak. Aku nggak mau pulang. Nanti aku akan tinggal di sama Bibi Utie, aku harus merawat dia, Kak!” Plak! Tangan Raditya menjadi ringan, melayangkan tamparan keras di wajah Nayla. “Bodoh!” umpatnya kesal, “Memangnya wanita tua itu ibumu, hah? Dia orang lain, Nay. Ngapain lo repot-repot ngurusin yang bukan keluarga kita. Mending lo pulang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD