Bab. 39

1595 Words

Sudah beberapa hari setiap datang senja, Willona menyempatkan diri ke makam Aris. Jiwanya terguncang, ia memang tak menyukai pekerjaan kotor Aris dan sikapnya yang egois, tapi ia pernah mencintainya dengan tulus. Willona menabur bunga dalam keranjang, dan menyirami gundukan tanah merah itu. Ia tak menyangka Aris akan mati dan meninggalkannya tanpa sempat mengucap maaf. Kadang Willona bercerita tentang masa lalu mereka, rencana menikah dan mimpi-mimpi ingin memiliki bayi. Rencana itu kini mengabur bersama jasad Aris yang terkubur. “Sekarang aku baru sadar, kalau jodoh itu takdir Tuhan. Manusia hanya berencana, Tuhanlah yang menentukan.” Willona bicara sambil memandangi papan nama kematian Aris. “Aku harus bisa melupakanmu, Sayang. Aku nggak ingin bikin kamu makin sengsara di sana karena

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD