2

1619 Words
CHAPTER 2 Waktu berlalu sangat cepat, kini Kayla sudah hampir memasuki usia 1 tahun dan sudah mulai bisa berbicara meskipun belum terlalu lancar “Papa ain ila papa” ujar Kayla meminta main pada Ryan yang ia panggil papa Rayhan yang sedang memainkan ponselnya mendengar itu semua, sudah hampir sebulan ini Kayla bisa memanggil Papa tapi tidak dengan kata Ayah. Jika boleh jujur, itu menyakiti hati Rayhan. Tapi apa boleh buat, ia yang menyebabkan Kayla lebih dekat dengan Ryan ketimbang dirinya sendiri yang notabenenya adalah Ayah kandung dari Kayla. “Ila mau main sama papa sayang?” Tanya Ryan lalu menggendong Kayla ke pangkuannya. Kayla menepuk tangannya senang, Rayhan masih terus menyibukan dirinya dengan ponselnya. “Ila sayang gak sama papa?” Kayla meloncat loncat sambil bertepuk tangan di atas pangkuan Ryan.   “Mata genit dong sayang” Kayla langsung memeragakannya dan membuat Ryan tertawa lalu menciumi perut Kayla. “Mata genit sama ayah tuh, ayahnya cemeberut mulu” ujar Ryan lalu meletakan Kayla di pangkuan Rayhan. Rayhan tak bergerak namun ia juga tidak memperdulikan Kayla yang berdiri di pangkuannya dengan Ryan yang memgangi keseimbangannya.   “Papapa” Ryan menggeleng dan mengajari Kayla menyebut Ayah   “Ayah. Yang ini Ayah” ucap Ryan menunjuk Rayhan   “Papapa” Kayla menempuk tangannya lalu berjalan di paha Rayhan, Ryan terus memeganginya dan mengikuti kemana arah Kayla pergi. Kayla kini sangat dekat dengan wajah Rayhan dan Kayla terus memperhatikan wajah serius Rayhan menatap ponsel. Padahal tidak ada hal serius yang di tatap Rayhan namun pandangannya tetap tidak beralih dari benda pipih itu.   Kayla meloncat loncat di paha Rayhan namun tetap tidak ada reaksi apapun. Kayla cemberut dan menoleh kearah Ryan dengan tangan yang di masukannya kedalam mulut   “Papapa” Kayla kembali menatap Rayhan dan meloncat loncat   “Jangan sayang, nanti kaki ayah Ila sakit loh” ujar Ryan memberi pengertian pada Kayla, Kayla kembali berjalan sampai akhirnya kini ia berdiri di pangkal paha Rayhan   Rayhan masih cuek bebek, matanya masih belum bisa untuk menatap terang terangan anaknya itu karena anaknya itu sangat mirip dengan Azzura. Mata, hidung, dagu, bibir semuanya mirip Azzura kecuali Alis Kayla kembali melompat lompat dan menggapai gapai kepala Rayhan. Rayhan tak menjauhkan kepalanya, pandangannya masih fokus pada i********: yang ia scrollup and scrolldown saja sedari tadi   Sesekali Rayhan meringis dan terkejut kala Kayla tak sengaja memijak pusakanya. Kayla menyentuh wajah Rayhan dan Rayhanpun menghentikan kegiatannya. Matanya menatap Ryan yang sedang memegangi Kayla.   Tiba tiba Kayla mengusap kening Rayhan dan membuat Rayhan menjadi teringat Azzura yang selalu mengusap keningnya jika sedang menatap laptop dan mengerjakan pekerjaan kantor terlalu serius.   Jangan ngebiasain ngerutin jidat, cepet tua ntar loh   Rayhan menatap Kayla yang berbinar binar karena di tatap Rayhan, Kayla memasukan tangannya ke dalam mulut setelah itu ia melompat lompat dan bertepuk tangan lalu menghambur ke pelukan Rayhan masih sambil melompat lompat. Dan sesekali berjongkok lalu meloncat.   Mungkin diwajahnya tak tercetak senyuman tapi di hatinya yang paling dalam ia tersenyum bahagia.   “Omomom” ucap Kayla menepuk nepuk punggung Rayhan   “Eh? Kok oom sih. Kalau oom itu om Ethan. Ini Ayah, Ayah Kayla” lagi lagi Ryan memberi penjelasan pada Kayla. Kayla berdiri kembali dan menepuk nepuk wajah Rayhan, Ryan yang melihat Rayhan tak meresponpun menjauhkan Kayla dari Rayhan dan itu membuat Kayla menangis kencang.   Ryan kembali meletakkan Kayla di pangkuan Rayhan, langsung saja Kayla tertawa senang membuat siapapun gemas. Ryan yang tak tahanpun menciumi Kayla Kayla yang di ciumi seperti itu hanya tertawa geli dan menjambak jambak rambut Ryan “Mama mana mas?” Tanya Rayhan tiba tiba, Kayla yang sedari tadi tidak mendengar Rayhan berbicara menoleh dan meloncat loncat kegirangan. Mungkin di pikiran Kayla, Rayhan adalah patung karena tidak merespon pergerakannya dari tadi.   “Mama ke pasar sama Laras” jawab Ryan   “Dia seneng banget denger suara kamu han” ucap Ryan yang sedikit kualahan karena Kayla yang hyperaktif   “Oh” jawab Rayhan entah pada pernyataan Ryan yang mana   “Papapa” Kayla menepuk nepuk pipi Ryan lalu menatap Rayhan yang melipat kedua tangannya di depan d**a. Kayla menepuk nepuk kedua tangan Rayhan supaya terlepas, kali ini Rayhan mengalah dan memilih memainkan ponselnya kembali.   “Papaya” ujar Kayla membuat Ryan menoleh lalu tertawa.   “Bukan papaya sayang, Ayah” ujar Ryan   “Ini ayah” Ryan menunjuk Rayhan lalu “ini papa” ucap Ryan menunjuk dirinya Kayla meloncat loncat kembali lalu menepuk pipi Rayhan, mangacak acak rambutnya karena tak ada respon Kayla mulai menangis kencang.   “Huuaaaaaa hiks hiks hiks Huaaaa. Papaya aat papaya aat” Kayla meninju pipi Rayhan dengan kencang. Melihat itu, Ryan segera menghentikan aksi Kayla “Jangan sayang. Ayah ga jahat, coba cium ayahnya” Kayla menggeleng dengan wajah yang sudah memerah karena menangis. Kayla merajuk tak mencium Rayhan.   “Mas turunin, aku mau ke kamar” ujar Rayhan membuat Kayla langsung duduk di pangkuan Rayhan dan melingkarkan kakinya di pinggang Rayhan meskipun ia tak dapat mengunci Rayhan dengan itu   Ryan tersenyum tipis melihat Kayla yang keras kepala seperti ayahnya “Papaya at. Papaya gi (papaya jahat papaya pergi) ” Ucap Kayla tidak jelas di dengar oleh Rayhan. Rayhan menatap Kayla, ia tidak bisa menahan dirinya lagi kalau seperti ini   Kayla selalu mengingatkannya kepada Azzura dan kematiannya. Kayla selalu mengingatkan betapa sayangnya ia pada anaknya itu ketika di dalam kandungan dan sampai sekarang rasa sayangnya itu tidak pernah berubah. Tapi,Rayhan terlalu rapuh disaat bersama Kayla.   “Mas tolong turunin Kayla” ulang Rayhan meminta pada Ryan. Ryanpun menggendong Kayla dengan berat hati, namun Kayla yang sama seperti Rayhan keras kepalanya menahan diri. Sepertinya anak ini menginginkan sesuatu dari Rayhan.   “Tunggu sebentar han, Kayla pengen lebih dekat sama kamu” Kayla berdiri dari duduknya dengan dibantu Ryan lalu mulai berjalan diatas paha Rayhan lagi.   “Is” ucap Kayla memonyongkan bibirnya sambil menepuk tangan pada Rayhan, Rayhan yang tak mengerti apa yang di inginkan anaknya itu mengernyitkan dahi   “Papaya is Ila” Ryan tertawa karena Kayla memanggil Rayhan dengan sebutan Papaya   “Maksudnya dia kiss han. Dia minta kamu cium dia” Rayhan menelan ludahnya samar. Ia masih belum bisa melupakan bayang bayang Azzura saat melihat Kayla   “Cium dia han!” perintah Ryan namun Rayhan tetap tidak melakukannya dan membuat Kayla menangis lagi “Cup cup cup” Ryan menatap sinis Rayhan. Kayla masih belum beranjak dari pangkuan Rayhan.   “Kalau Ayah Kayla ga mau cium. Berarti Ayah pengennya Kayla yang cium Ayah” Kayla menggumamkan kalimat tidak jelas dan meloncat kepelukan Rayhan beberapa kali namun Rayhan tidak menangkapnya dan membuat Kayla terperosot.   Ryanpun memegangi Kayla yang ingin memeluk Rayhan, setelah memeluk Rayhan Kayla kembali menepuk nepuk pipi dan jidat Rayhan   “Cium ayahnya sayang” Kayla mencium pipi kiri Rayhan yang diarahkan oleh Ryan   “Muach” ucap Ryan saat Kayla mencium pipi Rayhan, Rayhan tak bergerak. Ia senang   “Lagi lagi sayang, yang kanan lagi” Ryanpun mengarahkan Kayla pada pipi kanan Rayhan. “Lagi jidatnya lagi” ujar Ryan kembali mengarahkan Kayla ke kening Rayhan   “Muach” ucap Ryan. Kayla meloncat kegirangan, lalu mencium kembali pipi Rayhan tanpa di arahkan Ryan. “Salim ayah dulu” Ryan mengambil tangan Rayhan dan mengarahkannya pada Kayla.   Langsung saja Kayla menyambut tangan Rayhan menggunakan kedua tangannya lalu bukannya menyalimi tangan Rayhan Kayla malah memasukan telunjuk Rayhan ke tangannya. Reflect, Rayhan menarik tangannya dan membuat bibir Kayla bergetar seakan ingin menangis.   “Kotor” ucap Rayhan kaku “Tangan. Ayah kotor” ulang Rayhan sangat kaku. Jantung Rayhan berdetak tidak karuan saat berbicara pada anaknya itu   “Mas aku ada kerjaan” ucap Rayhan lagi yang sebenarnya meminta Ryan untuk mengangkat Kayla. Kayla yang masih ingin bermain dengan Rayhan langsung menangis sekencang kencangnya menggapai gapai angin berharap Rayhan berbalik badan   “Papayaaa huaaaa ain Ila papayaaa” Kayla bergerak gerak tak karuan berusaha melepas diri dari gendongan Ryan   “Paapaayaaa huaaa huaaa”   “Ayaaaah” pekik Kayla karena Rayhan tak berbalik badan dan meninggalkannya yang menangis. Rayhan yang sudah berada di anak tangga yang terakhir menghentikan jalannya. Airmatanya menggenang, entah ini air mata kebahagiaan atau bukan, Rayhanpun tidak tahu bagaimana perasaanya.   “Ayaaaaaah, ain Ilaaaaa. Ayaaaah” pekik Kayla nyaring dan masih menggeliat di gendongan Ryan. Rayhan melanjutkan jalannya dan memasuki ruangannya lalu merebahkan dirinya di sofa, Rayhan menutup matanya dengan bantal sofa. Badannya bergetar, Rayhan menangis.   Di luar Kayla sudah terlepas dari gendongan Ryan karena Ryan yang tidak kuat menahan Kayla. Kayla langsung merangkak dengan cepat lalu berusaha berdiri setelah itu ia berjalan dengan tertatih tatih menuju tangga   Ryan terus mengikuti jalan Kayla yang kini sedang berusaha menaiki anak tangga satu persatu. Kayla berhasil sampai diatas dan langsung merangkak menuju ruangan Rayhan. Kayla menepuk pintu kayu jati tersebut dengan kedua tangannya. Ryan merasa sedih melihat Kayla yang seperti ini.   “Ayaaaah, ain Ila ayah” Kayla sudah tidak berteriak lagi, mungkin tenaganya sudah habis. Ryanpun mengangkat Kayla dan menggendongnya menuju kamarnya   “Papaya aat hiks” ucap Kayla sambil mengusap matanya yang sudah bengkak karena menangis lalu memeluk Ryan.   “Ayah ada kerja, makanya belum bisa main sama Kayla. Kayla sekarang bobo siang yah. Papa juga ada kerja” ujar Ryan dan matanya beralih pada tangan Kayla yang memerah karena memukul pintu ruangan Rayhan tadi.   Ryan merebahkan Kayla di atas ranjang dan ikut merebahkan diri di samping Kayla. Kayla sesegukan karena baru saja menangis, Ryan mencium kepala Kayla dan mengusap usap punggung Kayla.   Di ruangan lain, Rayhan masih menangis. Ia sadar bahwa yang ia lakukan salah, tapi ia juga tidak ingin memperlihatkan bahwa ia begitu rapuh saat bersama Kayla. Rayhan mengambil ponselnya dan melihat foto Kayla yang tertawa sambil memasukan tangannya kedalam mulut yang ia ambil secara diam diam saat sedang bercanda dengan Ryan.   Rayhan menghapus air matanya dan mencoba untuk mengistirahatkan tubuhnya sebentar. ***    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD