Para 12

1269 Words
“Udah sampe, kamu pasti capek masuk dan istirahat sana.” Alana yang mendengar itu sontak membulatkan matanya seraya menatap Arion dengan tatapan tak percayanya. Apa dia tidak salah dengar? Kenapa Devil Arion tiba-tiba menjadi sok perhatian? Mencurigakan! Pasti ada udang dibalik bakwan. “Soalnya kalo kamu capek terus jatuh sakit, saya juga yang bakalan repot,” Lanjut Arion seraya tersenyum manis. Ugghh ... Sudah Alana duga dasar Devil j*****m. benar-benar menyebalkan. Batin Alana menjerit-jerit kesal “Ehem.” Alana berdeham pelan mencoba menyembunyikan kekesalanku. “Makasih ,Loh Pak atas perhatian Bapak ,... Duh Bapak baik banget sih.” Sarkas Alana seraya tersenyum, padahal dalam hatinya dia terus menyumpah serapahi Arion. “Iya saya saya emang ganteng, baik hati dan nggak sombong, Beruntung kamu bisa jadi sekretaris dari bos sesempurna seperti saya ini,” ujar Arion tersenyum penuh percaya diri. Ugha ... Alana merasa ingin muntah mendengar ucapan narsis Arion. Sindrom narsisnya sudah benar-benar memuakkan. “Iya Pak iya saya beruntung … Yaudah bapak hati-hati di jalan,” ujar Alana mengusir Arion dengan halus seraya keluar dari dalam mobilnya. “Apa kamu tidak mau menawarkan saya masuk ke dalam?” tanya Arion kesal. Tidak mau! Alana melirik Arion dengan tatapan malasnya. “Iya maaf Pak saya lupa, Yaudah ayo mampir dulu pak?” ujar Alana seraya tersenyum manis. Arion melirik jam tangannya. “Nggak bisa, Saya sibuk!” ujar Arion ketus. Mata Alana seketika terbelalak kaget saat mendengar jawaban Arion. lalu untuk apa dia meminta Alana bertanya mau mampir atau tidaknya? Sungguh menyebalkan sekali bukan? Ya Tuhan sabarkan Alana untuk menghadapi orang ini. BRAK Dengan penuh kesal Alana menutup pintu mobil Arion dan melangkah meninggalkan Arion yang terlihat marah marah karena pintu mobilnya dibanting oleh Alana. " ALANA, AWAS KAMU BESOK!" teriak Arion murka seraya mengusap-usap pintu mobil kesayangannya. Lho Salah dia sendiri kenapa jadi orang menyebalkan. Hahaha rasakan itu. Eh tapi bagaimana kalau besok Arion benar-benar balas dendam? Atau paling parah gaji Alana dipotong. Ah sialan ... Dia lupa tidak memakai otak dulu sebelum bertindak. Penyesalan memang selalu terjadi belakangan kalau terjadi di awal namanya pendaftaran. Arggh sudahlah abaikan saja! ••• “Loh, Tumben jam segini udah pulang?” tanya mama seraya melirik Alana. Alana yang mendengar itu, sontak memutar bola matanya dengan malas. pulang telat salah, pulang cepat juga salah. Lalu Alana harus apa? Ckck Bininya sehun kan jadi serba salah. “Iya kebetulan Ma, aku pulangnya cepat,” jawab Alana seadanya seraya duduk di sofa, Alana melirik mama yang tampak asyik menonton sinetron yang entah apa judulnya. Sudut mata Alana tidak sengaja melihat paket yang berada di sudut ruang tamu. “Mama paket belanjanya banyak banget?” tanya Alana penasaran seraya memeriksa paket yang entah apa isinya. “Oh itu bukan paket Mama,” jawab Eliza masih asik menonton TV. “Loh, terus ini paket belanjaan siapa? Jangan bilang mama—” Belum sempat Alana menyelesaikan ucapannya, Eliza sudah terlebih dulu melemparkan bantal sofa tepat mengenai wajah cantiknya. “Awww ... Sakit ma!” keluh Alana kesal seraya Mengerucutkan bibirnya. “Jangan mikir aneh-aneh.” Eliza melotot ke arah Alana.“Ini semua kiriman orang yang katanya buat kamu.” Alana yang mendengar itu sontak mengerjapkan matanya dengan sangat bingung, masalahnya aku dia merasa pernah belanja online. Lalu dari siapa semua paket ini? Masa dari Arion sih? Tidak mungkin kan? Batin Alana bertanya-tanya. “Tapi Ma, aku nggak pernah ngerasa beli ini semua,” jawab Alana dengan bingung Eliza menolehkan kepalanya. “Lho, Mama pikir ini paket belanja online kamu, Tapi gapapa terima saja, lumayan siapa tahu isinya barang-barang bagus,” ujar Eliza cuek. “kalo kamu nggak mau, sini biar Mama yang ambil.” Huh Mama ini benar-benar deh. “Yaudah ma, Lana ke kamar dulu,” ujar Alana bergegas masuk ke dalam kamarnya seraya membawa paketnya. Huft hari ini benar-benar melelahkan dan juga menyebalkan dalam waktu yang bersamaan. tubuh dan kesabarannya terkuras habis. ini baru hari pertama. lalu bagaimana kedepannya akan seperti apa hari-hari Alana nanti? Dia sendiri tidak bisa membayangkannya. Sudahlah daripada mikirin itu semua, Lebih baik Alana berendam untuk memulihkan pikiranku. Alana segera meletakkan paket-paket di atas tempat tidurnya. Dan bergegas mengambil handuk lalu segera masuk ke dalam kamar mandi. Dia Menghidupkan air shower dan tidak lupa menyetel lagu kesukaannya. Mata Alqna perlahan-lahan terpejam menikmati setiap bait-bait lirik lagu berjudul Un Village yang dinyanyikan oleh Baekhyun. Suaranya yang merdu membuat beban pikirannya perlahan-lahan menjadi rileks. Satu setengah jam kemudian, Alana keluar dari kamar mandi seraya mengosok-gosok rambut mengunakan handuk kecil. Tangan Alana terulur mengambil paket itu lalu dengan penuh keingintahuan dia segera membuka isi paketnya. Mata Alana terbelalak kaget saat melihat isi paket yang ternyata berisikan banyak baju yang sempat dia lihat di butik tadi. Dari siapa paket baju-baju mewah ini? Apa jangan-jangan ada orang kaya yang salah kirim paket? Batin Alana bertanya-tanya masalahnya semua baju ini bermerek yang pastinya memiliki harga yang sangat fantastis. Alana mencoba mencari sebuah petunjuk dari si pengirimnya, Yah siapa tahu dia bisa menemukan sesuatu. Dan benar saja Alana menemukan petunjuk sebuah kertas berwarna putih, tanpa membuang-buang waktu dia segera membaca isi kertas itu. To : Alana Rashiqa Baju ini akan sangat cocok untuk kamu pakai … Aku harap kamu suka dengan hadiah kecil ini. ❤ From : X Alana meremas kertas itu dengan perasaan cemas. Astaga apa-apaan ini? Kenapa perasaannya menjadi tidak menentu begini? Apa maksudnya ini? Sebenarnya siapa yang mengirimkan paket baju ini? Dan bagaimana dia bisa tahu nama lengkapnya? Batin Alana terus bertanya-tanya. Ting Notifikasi ponsel Alana berbunyi, untuk sesaat dia hanya meliriknya sekilas. Setelah cukup lama akhirnya Alana membuka pesannya. Dia mendengus kesal. Oh ternyata dari Arion, mau apa lagi dia? Astaga Jangan bilang dia mau balas dendam? Bos Devil [• Alana ] [ • Iya, Pak??] [• Tolong kamu segera kerjakan laporan yang saya kirim lewat email.] Hah apa? Dengan terburu-buru Alana segera membuka laptopnya dan benar saja ada email berisi laporan yang baru saja dikirimkan oleh Arion. Astaga dia kenapa sih? Suka sekali bersikap seenaknya. Masalahnya ini kan sudah malam, Waktunya untuk tidur bukan malah mengerjakan laporan. [• Apa tidak bisa besok saja pak?] [• Tidak bisa! Saya tidak mau tahu pokoknya besok pagi kamu harus sudah menyerahkan laporan itu…] [ •Jangan membantah! ] Sepertinya Arion memang sedang balas dendam padanya. Dan sialnya Alana tidak punya pilihan lagi selain mengiyakan walau kenyataannya dia ingin sekali menolaknya mentah-mentah tapi mau bagaimana lagi? Alana hanya seorang babu tidak punya kuasa untuk menolaknya. Hiks menyebalkan sekali. [• Iya baik pak ] Alana menjambak rambutnya dengan kesal. Oh batapa sialnya dia, Seharusnya Alana tidak membuat Arion kesal dan lihatlah sekarang Arion membalaskan dendamnya dengan cara yang sangat menyebalkan. Dasar Devil j*****m. Dia benar-benar membencinya. Sedangkan ditempat lain, seorang pria terlihat tersenyum misterius. “Tuan kami sudah mengirimkan paket yang ada perintahkan. Lapor anak buahnya kepada seorang pria misterius yang terlihat sedang berdiri di depan jendela ruangannya. Pria itu menyeringai lebar. “Kerja Bagus, tetap awasi wanitaku,” ujar pria itu datar. “Baik tuan,” jawab anak buahnya seraya berlalu pergi dari ruangan bosnya. Setelah anak buahnya pergi, Pria misterius itu melangkahkan kakinya memasuki sebuah ruangan yang terisi penuh oleh foto-foto wanita yang sangat dia cintai. “Sayang kamu hanya milikku dan nggak ada yang boleh memilikimu selain aku dan hanya aku,” ujar pria itu. “akan aku pastikan itu.” Sebelah tangannya mengepal dan sebelah lagi membelai bingkai foto dengan penuh Cinta.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD