Pertemuan tak disengaja
Di salah satu sudut kota metropolotan ini, seorang gadis manis berjilbab masih asyik memilih milih buku di sebuah toko buku terkenal. Ia akan membeli beberapa buku untuk kebutuhan kuliahnya. Aulia nama gadis dengan hijab panjang ini tadinya janjian pergi ke toko buku bersama teman kuliahnya sehabis kuliah untuk mencari referensi untuk bahan kuliahnya. Marta nama temannya, tapi sudah pulang duluan karena mendapatkan telfon dari orang tuanya untuk segera pulang.
" Aduh Li, aku dapat telfon dari mama, suruh pulang cepat, ada yang mau dibicarakan katanya, so aku pulang duluan ya, " Dengan wajah menyesal Marta menatap temannya.
" Ya dah, ga apa apa, bentar lagi aku juga kelar nih."
" Ga apa apa aku tinggal nih, atau kita barengan aja, kutunggu " Marta menawakan diri sekali lagi. Kasian juga sama temannya sendirian.
" Ga apa apa dah sendiri, aku kan udah biasa di sini. Udah sana, ntar di cari lagi sama tante. " Aulia bersi keras dan menyuruh Marta pulang duluan.
" Ya dah, kamu hati-hati ya".
" Kamu juga take care ya."
" Bye," Pamit Marta kemudian pergi.
Kini tinggallah Aulia sendirian masih memilih buku. Setelah buku yang dicari ketemu Aulia kemudian ke kasir dan membayar.
Aulia keluar toko buku, alangkah terkejutnya dia. Di luar hujan sangat lebat mengguyur bumi. Alam terasa gelap dan dingin, padahal hari masih sore. Sekitar jam tiga sore tadi mereka keluar kampus, hari masih panas. Ah, cuaca rupanya cepat sekali berubah. Terik matahari ternyata cepat sekali digeser oleh angin kencang dan awan yang keberatan mengandung titik-titik air hingga karna tak kuat dan menyebabkan titik air tadi luruh ke bumi.
" Ehm, sendirian saja mbak." Seseorang tiba-tiba saja membuyarkan lamunan Aulia.
Refleks Aulia menoleh. Di sampingnya seorang laki-laki muda sedang menatapnya.
" Eh, iya, " gugup Aulia menjawab. Dia tidak kenal dengan pria yang tiba-tiba menegurnya. Tapi dia berusaha untuk tetap tenang dan berfikir positif.
" Habis cari buku ya, Mbak." Melirik buku ditentengan Aulia. Lah iyalah beli buku, emang di sini ada yang jual sate, batin Aulia tertawa geli.
"Maksud aku cari buku apa gitu, " laki laki tadi menyadari pertanyaannya.
"Iya, buku tentang fisikologi. " Aulia tersenyum dikulum.
" Oh iya, kenalkan aku Rangga, kamu kuliah di mana?"
" Aku Aulia, kuliah di universitas dekat sini."
" Oh gitu." Rangga tersenyum kaku.
" Hmm,,," Aulia juga ikutan kaku. Sebelumnya dia tak pernah berbincang-bincang dengan seorang laki-laki selain saudaranya di kampung. Aulia datang jauh- jauh dari Surabaya karena mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Jakarta. Di kota ini dia indekos, jadi dia belum begitu punya banyak teman. Temannya hanya Marta saja yang akrab. Aulia juga akrab dengan teman kosnya yang semuanya perempuan. Orang tuanya sangat keras dalam mendidiknya hingga dia menjadi anak yang memiliki disiplin tinggi.
"Drrŕtttt, drrrrtt, tiba-tiba sesuatu berbunyi dari saku baju Rangga. Ponselnya berbunyi, sigap Rangga menggeser tanda hijau
" Hallo mama, "
"................................".
" Iya, Angga lagi di toko buku, hujannya deras Ma,"
".............................."
" Bentar lagi pulang Ma."
Aulia menatap Rangga yang berbicara dengan seseorang di seberang. Rupanya Rangga bicara dengan mamanya, terdengar dari obrolannya. Sebentar kemudian Rangga menutup tefonnya.
" Oh ya, hujan sudah agak reda, aku pamit dulu ya. Aulia pulang ke mana, biar kita sama-sama naik angkot. Kamu ke sini pake apa ?"
" Pake angkot, ke sana." Aulia menujuk satu arah.
" Arah kita sama, yuk barengan," tawar Rangga lagi.
Aulia yang merasa Rangga orang yang baik, dilihat dari sikapnya yang penuh sopan santun dan sederhana, akhirnya ikut naik angkutan umum yang kebetulan berhenti didepannya. Tdak terlalalu banyak penumpanganya.
" Kamu baru masuk kuliah ya." Rangga membuka pembicaraan lagi.
" Iya aku baru semester awal." Aulia menatap keluar jendela bus kota.
"