Part 04 Keinginan Daisy

828 Words
Malam semakin larut. Tapi Daisy masih belum bisa tidur. Daisy menatap Sean yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Tiba-tiba ia punya pikiran untuk kerja. Tidak mungkin ia menggantungkan semuanya kepada Sean. “Sean, bangun!” Daisy mengguncang-guncang badan Sean. Sean mau tidak mau bangun dari tidurnya. Ia menatap heran kepada Daisy yang masih belum tidur. “Kenapa belum tidur?” tanya Sean. “Aku sedang memikirkan sesuatu, Sean. Aku ingin kerja,” ucap Daisy. Sean menghela nafas kasar mendengar perkataan Daisy. “Jangan bercanda, Daisy. Kamu tahu kan di luaran sana tidak aman untukmu. Bagaimana aku memperbolehkan mencari kerja di luaran sana,” ucap Sean. “Aku tidak ingin merepotkan mulai terus menerus, Sean. Paling tidak aku punya pegangan uang untuk memenuhi kebutuhanku sehari-hari,” ucap Daisy. “Baiklah kalau kamu ingin kerja. Kerjalah jadi Sekertaris pribadiku di perusahaanku,” ucap Sean. “Aku di gaji kan, Sean. Jangan sampai aku tidak kamu gaji karena aku tinggal bersamamu,” ucap Daisy. Sean yang mendengarnya tidak bisa menahan tawanya. “Hahahaha... !!! Kau ini sangat lucu, Daisy. Pasti di gajilah, Daisy. Kamu kan bekerja untukku di perusahaan. Yang membedakannya kamu tidak usah mengikuti prosedur perusahaan seperti karyawan pada umumnya yang melamar pekerjaan di perusahaanku,” ucap Sean. Daisy yang merasa senang langsung berhambur di pelukan Sean. Daisy menciumi wajah Sean. “Terima kasih, Sean. Akhirnya aku bisa kerja,” ucap Daisy merasa sangat bahagia. “Sudah sekarang tidurlah sudah malam,” ucap Sean kembali tidur. Sean menarik Daisy ke dalam pelukannya supaya ikut tertidur. “Entah aku ini beruntung atau apa, Sean. Bisa mengenalmu dalam hidupku yang dulunya banyak aturan. Terima kasih banyak atas kebaikanmu padaku,” batin Daisy. Daisy membenamkan kepalanya di d**a Sean. Menghirup bau maskulin tubuh Sean sampai ia benar-benar tertidur. ***** “Katanya mau kerja. Jam segini masih belum bagun,” bisik Sean di telinga Daisy. Daisy yang mendengar perkataan Sean, ia langsung bangun dari tidurnya. Daisy berlari menuju kamar mandi sampai lupa membawa baju buat ganti. “Sean, aku lupa bawa baju ganti,” teriak Daisy dari dalam kamar mandi. “Pakai handuk saja keluarnya nanti. Ganti bajunya di luar saja. Aku tidak tahu mana baju yang akan kamu pakai buat ke kantor,” ucap Sean. Sean kembali fokus pada kerjaannya. Mengecek email yang masuk dari cabang perusahaannya. Meskipun Sean di depan Daisy terlihat suka bercanda dan menyebalkan. Kalau untuk urusan perusahaan. Ia berubah menjadi tegas dan terlihat sangat berkharisma. Daisy keluar dari kamar mandi cuma memakai handuk selutut. Daisy menatap Sean yang lagi serius bekerja. Ia membiarkan Sean dan tidak mengganggu apa yang sedang di lakukan Sean. Daisy mengambil baju di walk in closet milik Sean. Atasan kemeja berwarna hitam dan rok mini di atas lutut bercorak bunga-bunga hitam. Daisy memakai pakaian yang tadi ia ambil. Kemeja hitam ketat yang memperlihatkan bentuk body Daisy yang sexy. Dengan buah d**a yang terlihat kencang dan menonjol. Satu kancing ia biarkan terbuka. Tanpa di sadari oleh Daisy, dari tadi Sean menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. “Jangan salahkan aku kalau aku akan menerkammu saat di kantor,” ucap Sean tersenyum simpul. “Apa ada yang salah dengan pakaianku?” tanya Daisy pada Sean. “Lihat saja pakaianmu saat ini. Menatapmu seperti ini saja sudah membuat junior ku menegang,” ucap Sean dengan jujur. “Dasar m***m,” ucap Daisy. Sean menarik Daisy ke pangkuannya. Sean mendekatkan wajahnya di wajah Daisy. Mencium bibir Daisy dengan lembut. Ciuman yang semakin menuntut lebih. Daisy membuka mulutnya, memberi akses untuk Sean. Lumatan yang saling membalas satu sama lain. Sean membuka satu persatu kancing kemeja Daisy sampai benar-benar terbuka. Terlihat jelas buah d**a Daisy yang terbalut Bra Victoria. Sean meremas dua gundukan kenyal milik Daisy yang masih tertutup Bra. Yang sukses membuat Daisy mendesah. “Sean, kita harus ke kantor,” ucap Daisy menahan hasrat. “Sebentar lagi kita berangkat. Kita bermain sebentar,” ucap Sean sambil melepas penutup d**a Daisy. Sean mulai melumat puncak buah d**a Daisy secara bergantian. Tubuh Daisy menegang karena lumatan yang di lakukan Sean. “Ah... Sean, aku ingin yang lebih,” ucap Daisy dengan jujur. Sean yang mendengarnya tersenyum simpul. “Ayo kita lakukan, setelah itu kita berangkat ke kantor,” ucap Sean. Sean menurunkan sedikit celananya dan mengeluarkan juniornya yang sudah mengeras. Sean mengangkat rok yang di pakai Daisy. Dan membalik tubuh Daisy. Untuk kali ini Sean bermain dengan gaya doggie style. Sean mulai memasukkan juniornya ke lubang kenikmatan milik Daisy dengan sekali hentakkan. Sean mulai memaju mundurkan tubuhnya dengan tempo cepat yang sukses membuat Daisy merancau nikmat. “Ah... Sean, aku mau keluar,” ucap Daisy di sela-sela desahannya. “Kita sama-sama,” ucap Sean. Junior Sean berkedut ingin keluar. Sean semakin memperdalam penyatuannya. Cairan kenikmatan Sean menyembur ke dalam rahim Daisy. “Sean, aku harus mandi lagi kalau seperti ini,” ucap Daisy cemberut. Sean memeluk tubuh polos Daisy. Mencium puncak kepala Daisy. “Aku kan cuma menuruti apa yang kamu inginin tadi,” goda Sean. Daisy langsung menuju ke kamar mandi dengan memasang wajah kesal. Sean yang melihatnya semakin gemas di buatnya. “Dasar bodoh kamu Daisy. Cuma karena sentuhan dari Sean kamu bisa kehilangan kontrol,” ucap Daisy di kamar mandi. Mau tidak mau Daisy mandi lagi dan bersiap-siap menuju ke kantor bersama Sean. ******
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD