"Aa-aaku ...." Habis perbendaharaan kataku sekarang. Kilau bibir Dahlia sungguh menggoda imanku. Aroma yang menyeruak dari tubuhnya yang hanya terbalut handuk itu membuatku tak karuan. "Aku kedinginan sendirian di sini, Mas," lanjutnya bagai nyanyian peri di telingaku. "Aa-aaku, anu ... tadi ...." Lututku gemetar. Tak ada kekuatanku mengendalikan tanganku untuk tidak menyentuh pipinya yang basah. "Dingin kan, Mas?" Kenapa suaranya begitu mendayu, mengikis kewarasanku. Aku hanya bisa mengangguk sembari menelan salivaku. Wajahku semakin mendekati wajahnya. Aku seperti ingin menghirup aroma nafasnya lebih dekat. Lebih dekat lagi. Dekat lagi. "Makanya aku tarik kamu ke sini biar kamu tahu rasanya. Udah ah, dingin. Kamu kalau mau mandi, lanjut saja. Aku mau pake baju." Dahlia menyin

