@Kediaman Bu Marni "Jadi Bapak bawa semua uangku, Bu?" tanya Dahlia dengan suaranya yang berat. Marni mengangguk sembari mengusap air matanya. "Maafkan Ibu, Nak. Ibu tak bisa banyak melakukan apa-apa untuk mencegah Bapakmu." "Gak apa-apa, Bu. Itu hanya sekitar delapan jutaan. Tak terbayang kalau Mas Aditya gak amankan hantaran dan lamaran itu," lirih Dahlia menatapku. Aku tak merespon apa-apa. Bapak mertuaku itu memang keterlaluan. Aku yang barusan pulang kerja, harus mendengar berita ini jadi makin sumpek. "Nanti kalau uangnya habis, dia pasti akan pulang," ujar Bu Marni. "Terus Ibu akan tetap terima bapak?" tanya Dahlia. Bu Marni hanya diam saja. "Aku tak masalah jika Ibu dan Bapak cerai. Hanya kezoliman saja yang Ibu dapatkan darinya," ucap Dahlia berapi-api. "Kakek da

