23. Proses Menerima

1155 Words

“Kenapa kamu nggak bilang sama kami, Ar? Kenapa nggak bilang sama Ayah dan Ibu kalau kamu lelah? Kalau kamu merasa berat dengan semuanya? Kalau kamu mau mengeluh, kalau kamu mau istirahat. Kenapa kamu nggak bilang sama kami kalau kamu mau ambil jeda, walau cuma sekadar jeda sebentar di mana kamu perlu untuk tenangin pikiran kamu.” “E-eh?” Aroha menatap sang Ayah yang bicara panjang lebar dengan tatapan tanya. Pria itu, mungkin selama ini terkenal tegas, terlihat keras dan sebagainya, tapi kalau sudah menyangkut putrinya, Adam tentu juga pria yang rapuh. Sakit ketika melihat putrinya seperti ini, terluka ketika merasa diriya tidak dapat melakukan apa-apa untuk anak satu-satunya itu. “Berat, kan? Semua ini terlalu berat buat kamu, kan? Kenapa kamu nggak bilang sama kami? Kenapa kamu nggak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD