Nakula masih diam, belum bereaksi atas permintaan adik bungsunya meski Dewa sudah turun dari tempatnya duduk dan berdiri di depan sang kakak dengan sikap menyesalnya. “Kula?” Aroha akhirnya bersuara karena si sulung tidak juga menanggapi ucapan adiknya. Si sulung agaknya masih kesal akan hal yang terjadi padanya, bukan hanya kali ini atau berberapa kali terjadi, namun ini sudah berulang kali dan Nakula juga sudah mendengar hal yang sama meski dengan kasus yang berbeda. Tapi apa? Kula selalu harus mengalah, Nakula selalu diminta untuk selalu memaklumi, maafkan entah hingga sampai kapan hal ini akan terus berulang. “Bu...” Kula menaikan pandangannya dengan tatapan protes pada sang Ibu, namun sekali lagi apa yang Nakula terima justru tatapan memohon dari ibunya agar dia memaafkan si bungsu

