Bandung terasa lebih manis hari itu, bukan karena peyeum nya, bukan pula karena mojang Bandungnya. Omar dan Alana berjalan sangat lambat malam itu.
"Alana" Omar mengehentikan langkahnya menuju villa
"Ya" jawab Alana
"I love You" Omar mencubit hidung Alana
"I love you too" jawab Alana gantian mencubit pipi Omar
"Geli" lanjut Alana, sambil berjalan lebih cepat mendahului Omar
"Biarin" susul Omar menggandeng tangan Alana
Omar dan Alana saling tatap sejenak disusul dengan tawa terbahak-bahak.
"Ga malu?" Tanya Alana
"Malu ga?" Omar bertanya balik
"Engga" jawab Alana
"gandengan engga?" Tangan kanan Omar berkacak pinggang menunggu Alana menggandengnya
"oke" Alana pun menggandengnya
"mau nikah ga?" Omar berkata lirih sambil memalingkan mukanya ke arah pemandangan indah kota Bandung
"mau lah, masa engga" jawab Alan nyolot
"Oke. Lanjut" ujar Omar
"Lanjut ke?" Alana menolehkan wajahnya ke arah Omar.
"Ke villa lah, emang mau ke mana!?" Jawab Omar sambil tersenyum jail
"Oh" sahut Alana mengangguk anggukan kepalanya
"Kamu berharap jawabanku apa?" Goda Omar
"Ga berharap apa apa, emang kamu pikir aku berharap apa" Jawab Alana cemberut
"Aku ga mikir apa apa. Kan aku ikan"
Omar mengatup atupkan mulutnya seperti ikan yang sedang berenang membuat Alana tertawa sebal
"iya kamu amis" ledek Alana
"tapi ikannya terus kamu pancing"
"kalo kamu ikan, aku apa dong?" Alana mengandai andai
"kamu manusia cantik" jawab Omar realistis
"masa manusia pacaran sama ikan?" Alana bermain logika
"masa ada ikan cantik?" bela Omar
"masa ada ikan ganteng?" lanjut Alana keceplosan
"gimana gimana? tolong ulangin, aku kurang dengar"
Omar tampak senang sekali menggoda Alana yang pasti dengan tidak sengaja mengucapkan itu
"engga"
"iya"
"engga, Omar"
"iya, Alana"
"aku bilang engga"
"aku bilang iya"
"yaudah" Alana bosan dan ingin menyudahi
"oke" Omar menanggapi
"gitu doang?" Lanjut Alana
"ya gimana? masa aku harus gitu banget" ucap Omar mengayunkan genggaman tangannya
"ya emang harus gitu banget" lanjuut Alana manja
"kenapa harus gitu banget?" tanya Omar
"karena ga boleh gitu doang" jawab Alana
"stop! stop! Alana, gimana kalo kita membicarakan hal yang lebih penting" Omar berusaha untuk menyadarkan dirinya sendiri dan Alana untuk tidak meracau dalam mengobrol
"misal?" Alana menaikkan alisnya menunggu jawaban dari Omar
"misal gimana caranya bayar utang negara, memikirkan 2024 mau nyapres apa engga, gimana dokter hewan ngobatin harimau yang sakit gigi" Omar berpikir tampak serius
"iya juga ya, harimau kalo sakit gigi gimana ngobatinnya?" Alana turut pusing memikirkannya
"kenapa juga harimau sakit gigi, kan dia ga makan permen?" lanjut Omar
" tapi dia ga pernah sikat gigi, sayang"
jawab Alana gemas
"eh gimana gimana? ulangin dong? apa tadi barusan aku denger kamu ngomong apa?" Omar tampak bahagia menggoda Alana yang mukanya kian memerah
"sikat gigi?" jawab Alana
"bukan yang itu" Omar kecewa
"harimau?" lanjut Alana
"bukan"
"terus apa?" Alana tidak ingin terjebak dalam perangkap jail Omar
"ya kamu tadi ngomong apa?" Omar pantang menyerah menggoda Alana yang sudah merah padam wajahnya
"aku ngomong apa emang? coba kamu yang bilang aja lah"
Alana mulai menyerah
"yaudah aku bilang ya" Omar menjawab
"oke" jawab Alana
"siap?" Omar memberi aba aba
"siap boss" jawab Alana
"merem" pinta Omar
"kenapa??" Alana bertanya
"ya biar ga keliatan pas aku ngomong" ucap Omar iseng
"emang kenapa kalo keliatan?" tanya Alana lagi
"ya akunya malu" jawab Omar sambil menutup matanya
" dih dih okelah aku merem"
Alana memejamkan matanya menuruti permintaan Omar
"sayang" ucap Omar lirih
"apa apa? ga denger aku" goda Alana
" sayang" Omar mengucapkan lebih keras
"iya sayang" jawab Alina
Alana dan Omar tampak bahagia menikmati malam di Bandung yang manis. Bukan peuyeumnya, bukan mojang bandungnya, bukan pula perkebunan teh yang terbentai luas di selanjang mata memandang.
Alana dan Omar menuliskan sejarah indah yang rasanya tidak ada yang menandingi kebahagiaannya saat ini. Seolah semua orang tidak pernah sejatuh cinta ini, seolah semua pasangan tidak ada yang seromantis ini.
Alana dan Omar adalah sepasang kekasih, yang mencoba berlayar tidak tahu kemana muaranya. setelah kepulangannya, bagaimana reaksi mama Shinta jika mendengar Alana berpacaran dengann Omar bukan dengan Nicholas.
apa yang akan Nicholas lakukan.
hal hal semacam itu juga terlintas di pikiran Alana, namun dengan cepat ia alihkan. ia ingin menikmati malam yang indah bersama kekasihnya, Omar Brawijaya.
langkah-langkah kecil dan pelan membawa Omar dan Alana kembali ke vila, sepanjang jalan mereka tak melepaskan genggamannya.
"eh eh eh eh apa apa an ini?" Suara Anna dari belakang mengagetkan Omar dan Alana yang baru saja sampai di depan pintu masuk villa.
"pantes dari tadi ilang, ditelpon berkali - kali ga diangkat, ternyata..ehmm lagi pacaran" Anna dan Sam kompak berdehem menggoda pasangan yang baru saja jadian itu
"mohon maaf, tadi sore kita nungguin bapak dan ibu pengantin baru ga keluar keluar kamar, ngapain ya kalian di kamar?" goda Omar membalas ejekan Anna
"kira - kira ngapain ya, Al?" Omar bertanya kepada Alana
"menurutmu ngapain aja si orang - orang laki laki dan perempuan, berdua saja berada di kamar lama lama gitu?" Alana mencoba memikirkan jawaban untuk mengalihkan ledekan Anna dan Sam
"mandinya antri kali ya" lanjut Alana
" kan bisa bareng" sahut Omar
"oh apa karena bareng? makanya lama?" Alana menimpali
"eh eh kalian yang jadian, kenapa jadi kita yang diledekin si" gerutu Anna tampak kesal menjadi bahan ledekan sahabatnya
"serius tanya ni, kalian udah ..." Anna mengaitkan kedua telunjuk kanan kirinya
" udah apaa?" tanya Alana geregetan
"udah jadian" Jawab Omar
"di warung padang banner ijo tua yang sudah jadi ijo muda, bertuliskan Salero Bundo. sama seperti Alana, salero bundo ku" lanjut Omar memberikan informasi yang terlalu banyak pada Sam dan Anna
"kita ga tanya dan ga perlu tau sedetil itu si mar" jawab Anna sambil mengangkat satu bibirnya
"kita pengen ngasih tau aja, kalau perlu dunia harus tau Alana sudah mau jadi pacar aku" Omar berkata bangga
"Biar apa?" tanya Alana pada Omar.
"biar cowok -cowok pada tau kalo mereka harus berhenti ngejar kamu" jawab Omar
" biar apa?" lanjut Alana
"biar cuma aku satu satunya yang ngejar kamu" jawab Omar merayu
"dih dih dih kalo kita rekam, setahun lagi pasti kalian akan geli memutar percakapan bucin ini" Anna menanggapi rayuan Omar pada Alana yang sangat menggelikan baginya.
Anna memang sudah berpacaran dengan Sam dari SMP makanya kebucinan kebucinan awal jadian sudah lama dilaluinya.
* * *
Sewaktu SMP Sam merupakan laki laki cupu dengan kacamata silindernya, ia sangat pintar dan menjadi andalan di kelas. Sama seperti dugaan kalian, Anna merupakan anak gaul yang tidak pernah mementingkan nilai akademis, ia selalu mengandalkan Sam dalam ujian.Hal itulah yang membuat Sam merasa sangat dibutuhkan sebagai manusia.
Sam memberanikan diri untuk mendekati Anna dengan metode pendekatan belajar bersama.
Anna yang kala itu sangat nakal, merasa bahwa ada untungnya juga kalau dia dekat dengan Sam, setidaknya PR nya akan aman.
ia bisa bebas main sesukanya tanpa harus memutar lapangan karena tidak mengerjakan tugas.
Hingga akhirnya, lama kelamaan Anna suka beneran sama si Sam.
perlahan Sam juga mengubah penampilannya.
Sam sudah mengenal pomade, sudah mengenal selera fashion, tidak lagi menggunakan celana bahan saja dengan kemeja dimasukkan.
Sam semakin tampan di mata Anna dan membuat Anna semakin jatuh hati dan tak bisa lepas.
cinta mereka bertaha sampai sekarang, Anna sudah mengandung anak Sam laki laki cupu berkacamata silinder
* * *
Bersambung . . .
Bersambung.