Reuni SMA

1502 Words
Alana bersiap untuk berangkat menuju laundry untuk beberapa baju yang ia sewakan tempo hari. Dengan wajah sumringah, sepulang dari Bandung wajah Alana memanglah tampak berseri-seri dari sebelum-sebelumnya. Iya. Alana sedang jatuh cinta pada laki-laki aneh yang jauh sekali dari kriteria idamannya. Sebenarnya Alana bukanlah fokus pada kriteria yang dia ciptakan, namun Alana selalu menemukan alasan untuk tidak menerima siapapun masuk ke ranah hidupnya. Hal yang spesial kali ini, Alana dengan nyaman memberikan kesempatan pada Omar untuk memasuki ruang hatinya yang selama ini tak pernah ia buka. Pucat-pucat warna hatinya menjelma menjadi kekakuan setiap kali ia berada pada zona asmara. Omar mempu memberi sinar mentari pagi untuk memberikan vitamin pada hati Alana yang pucat pasi. Kefleksibelan Omar mampu melenturkan prinsip Alana yang cenderung kaku. “ma, malam ini makan sendiri lagi ya, Alana mau ada reuni temen SMA” Alana memulai pembicaraan pagi sambil menghabiskan sandwichnya “reuni SMA? Sama Nic dong?” tanggap mama Shinta semangat “iya, ma. Ya sama Anna juga” sahut Alana “oke. Baik baik lah kamu sama Nic, Al. Semua sudah mama pertimbangkan, ini demi kebaikan masa depanmu. Kita ini banyak berhutang jasa dengan ayahnya Nic.” Mama Shinta menasihati Alana “oke, ma” Alana mengeluarkan jawaban andalannya untuk menghindari kemungkinan kemungkinan buruk terjadi jika ia membantah nasihat ibunya “Alana...” Mama Shinta kembali memulai nasihatnya “iya, ma” Alana menelan sandwich terakhirnya dan meminum jus wortel yang dicampur madu “kamu harus memikirkan omongan mama, kamu sudah berumur” pinta mama Shinta “iya, mama Shinta” jawab Alana sambil mencium pipi mamanya berpamitan “Alana berangkat dulu ya, ma” Alana mencium tangan mama Shinta lalu menoleh ke arah dapur untuk mencari mbak Loly “mbak Loly, Alana berangkat dulu” Alana melakukan hal yang sama saat berpamitan dengan mbak Loly “ hati-hati ya neng” Pesan mbak Loly pada Alana “siap, mbak Loly” jawab Alana Alana berangkat meninggalkan mama Shinta yang belum menyelesaikan sarapan paginya ** * Malam itu Alana tampak cantik dengan gaun berwarna merah marun, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih, lipstik dengan warna serasi dengan bajunya. Alana mengurai rambutnya dengan tatanan hairdo profesional yang membuat tampilannya sangat menawan. Anna dan Sam tampak sudah datang terlebih dahulu, Alana menghampiri Anna yang sudah tertawa terbahak-bahak dengan geng SMAnya. “halo, guys, i am sorry, I am Late” ucap Alana sambil menyalami semua teman lamanya “sendiri aja, Al?” tanya Santi, temen SMA-nya “Iya” jawab Alana Alana dan teman-teman asik bernostalgia dengan teman SMA-nya, membicarakan masaa muda, kealay-an, kebandelan, kepolosan, dan lain lain. Acara ini diprakarsai oleh Vando, teman Nicholas yang sangat aktif berorganisasi, sekarang Vando telah menjadi salah satu anggota dewan. “abis ini ada pertunjukan surprise” bisik Anin pada Alana “surprise apaan?” tanya Alana “ ga tau, tadi si rumornya bakal ada surprise gitu” Semua mata tertuju di panggung utama di mana band Sam semasa SMA dulu tampil lagi, meski sekarang mereka masing – masing sudah memiliki kerjaan yang berbeda namun tidak mengurangi kekompakannya menyanyikan lagu Sheila on Seven yang berjudul Kita. Suasana semakin ramai dengan suara tepuk tangan meriah dari penontonnya Tiba-tiba pembawa acara menyebutkan akan ada surprise untuk salah satu seorang istimewa di acara ini. Semua orang bertanya-tanya siapa dan surprise apakah yang akan terjadi malam ini Pembawa acara mempesilakan seseorang yang akan melancarkan surprisenya malam ini Tiba-tiba dari belakang tribun Nicholas dengan jas biru tampak sangat tampan dengan hiasan bunga di kantongnya. Wajah bulenya membuat para wanita histeris hanya dengan melihat senyum simpulnya itu. “Selamat malam, teman-teman, apa kabar?” Nicholas menyapa seluruh hadirin yang ada di acara reuni ini. Memang acara ini diselenggarakan atas ide Nicholas yang memiliki maksud terpendam “malam ini, di malam yang sangat bahagia ini, saya sangat bahagia sekali, bertemu dengan wajah- wajah lama yang dulu saya kenal, sekarang menjadi manusia-manusia sukses berpengaruh di lingkungannya. saya mengucapkan terima kasih pada teman- teman sekalian yang menyempatkan hadis di acara ini" Nicholas sesekali mencuri pandang pada Ala yang terlihat sangan anggun dan paling menonjol di antara teman - temannya yang lain. "malam ini juga, saya ingin melamar seseorang yang sangat saya cintai, seorang wanita cantik, anggun, dan memesona. kalian bisa tebak siapa?" Nicholas melempar pertanyaan pada audiens sambil mencari dukungan untuk rencananya ini. Alana tampak risih dengan tatapan tatapan temannya dengan beberapa suara yang menyebutkan namanya. "siapa?" Nich memperjelas "Alana" jawab beberapa orang yang mengenal mereka selama SMA, Nic memang sudah mengejar Alana dari semasa sekolah di SMA namun belum pernah sekalipun mendapat balasan atas cintanya itu. Pembawa acara memanggil nama Alana untuk mendekati tribun Alana dengan terpaksa mengikuti kemuan pembawa acara dengan sorakan semua yang hadir di situ, kecuali Anna dan Sam yang sepertinya paham sekali kekesalan Alana pada momen ini "saya Nicholas Jade, malam ini, di hadapan ratusan sahabat yang hadir di sini" Nicholas berlutut di depan Alana sambil mengeluarkan kotak kecil dari dalam saku Nicholas. " Alana Moeloek, maukan kamu menikah denganku?" ucapan Nic sontak membuat suasana menjadi sangat ramai dengan sorakan - terima - terima - terima dari sahabat- sahabat mereka dan seluruh tamu undangan yang hadir di sana. Alana menoleh sekitar seakan semua tidak ada yang berniat menyelamatkan Alana dari perangkap lubang buaya yang diciptakan Nicholas. seluruh audiens memojokkan Alana untuk segera memberi jawaban pada Nicholas "terima" "terima" "terima " " terima " sorak sorai teman - teman mereka membuat Alana tidak nyaman. Alana sangat cepat memutuskan agar keriuhan ini tidak berangsur- angsur lama "jawab Alana" Nicholas mendesak dengan penuh keyakinan akan diterima "oke" Alana menyanggupi untuk menjawab lamaran Nic. "Nic, I am Sorry. I can't." jawab Alana memelas dan melepas genggaman tangan Nic "why?" desak Nicholas seolah tak percaya dengan ucapan Alana "I do not loving you, Nic. aku sudah punya pacar dan aku cuma nganggap kamu sahabat, Nic. tidka pernah lebih" jawab Alana yang langsung meninggalkan Nicholas yang sedang berlutut di depan ratusan teman SMA nya sorakan demi sorakan seluruh peserta ikut serta memepermalukan Alana dan Nic. Nic tampak terkejut dengan sikap Alana yang dinilai sangat mempermalukan Nicholas. Nic mengepalkan tangannya dan meninjukan ke lantai untuk menopangnya berdiri kembali, diiringi dengan suara-suara kekecewaan para peserta reuni. Alana sudah tidak tampak lagi, disusul dengan kepulangan Sam dan Anna. Alana sudah melakukan hal yang sangat fatal. Nicholas tidak akan tinggal diam dan tidak akan melupakan begitu saja kejadian malam ini dengan perlakuan Alana yang sangat merendahkan harga dirinya Alana sedang dalam masalah yang besar. Namun Alana tidak peduli, ia tidak langsung pulang ke rumah, melainkan menemui Omar di studio kecilnya. "hai, sudah selesai acaranya? kenapa murung?" tanya Omar menyambut Alana yang datang dengan wajah bete " masalah kecil" jawab Alana "oh" sahut Omar sambil berjalan mengambilkan air minum untuk Alana "gitu doang?" tanya Alana "ya kan cuma massalah kecil, pacarku yang hebat ini pasti bisa melaluinya" jawab Omar menyodorkan minuman ke Alana "terima kasih" kata Alana "untuk?" tanya Omar "air putihnya" jawab Alana "itu aja?" Omar menaikkan Alisnya yang tebal menggoda Alana "mau apa?" Alana memasang muka galak pada Omar "mau ngumpet" jawab Omar "dari?" "anak singa" jawab Omar "aku abis membuat masalah besar" kata Alana memulai cerita "apa tu" jawab Omar santai "aku baru aja nolak Nic di depan umum" lanjut Alana "terus terus? Nic gimana reaksinya?" " ga tau, kan aku langsung pergi" jawab Alana "terus apa masalahnya?" Omar bertanya "ya masalah, Nic itu manusia paling licik di dunia" kata Alana "apa Nic masih anak keturunan hitler?" tanya Omar "kayaknya hitler masih kalah licik" jawab Alana " apa kemungkinan terburuk yang akan kamu dapat dari maslah ini?" Omar bertanya serius Alana hanya menaikkan pundaknya "who knows" jawab Alana "GOD" jawab Omar "but I am not GOD" Alana menimpali "yasudah, apapun yang akan terjadi ke depannya, kamu harus tau, kalo ada aku di sini" Omar menenangkan "terima kasih, sayang" "terima kasih doang?" tanya Omar "mau apa?" goda Alana " mau sun" jawab Omar "dasar genitt" Alana mencubit lengan Omar yang melingkar di belakang bahunya "kok genitt si?" tanya Omar "ya itu minta sun" jawab Alana "sun kan artinya matahari" jawab Omar membela diri "apa aku salah?" lanjut Omar "engga juga si" jawab Alana "jadi?" tanya Omar "kita udah jadian" jawab Alana " tapi belum sayang - sayangan" Omar berkata lirih "apa apa? gimana?" tanya Alana mengancam " Tapi belum sayang - sayangan" Omar mengulangi dengan suara yang masih lirih "ngomong yang jelas ga usah bisik bisik" perintah Alana "Tapi belum sayang - sayangan" Ulang Omar dengan suara yang keras "ih jangan keras- keras, malu didenger tetangga" Alana menutup mulut Omar agar tidak berbicara keras lagi Alana menatap mata Omar yang tajam dan jantungnya terasa berdegub sangat kencang. ingin sekali ia mencium kening Omar tapi ia urungkan. Alana harus menahan diri dan jual mahal agar tidak terlihat sangat menginginkan Omar "kenapa, sayang?" goda Omar melihat wajah gugupnya Alana "ga papa" jawab Alana singkat "ga papa ko mukanya merah gitu?" Omar makin menggoda "aku mau pulang, udah malem" pamit Alana menahan malu "hati - hati sayang" "bye" ucap Alana * * * bersambung . . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD