* * *
Alana memakai lipstik yang lebiih cerah dari biasanya, hari ini adalah hari di mana sepupu Sam melakukan sesi foto pra wedding dengan Omar sebagai fotografernya dan Alana sebagai penata kostumnya.
Entah kenapa, Alana merasa sangat antusias setelah lama tidak menerima projek ini atau setelah 20 hari menjauh dari Omar.
Mungkin Alana akan meminta maaf, atau Alana justru ingin lebih(?)
* * *
"Alana, u look so fresh today" Anna yang baru saja tiba memberikan kesan melihat Alana yang tampak lebih ceria dari biasanya
"Yash. I am On Fire, right now" jawab
Alana yang sedang menyiapkan kostum untuk dipakai acara nanti dengan semangat
Anna menatap heran kelakuan sahabatnya yang sangat bersemangat, lebih bersemangat dari biasanyaa.
"kesambet apa ni anak" batin Anna dengan senyum menggeleng-gelengkan kepalanya
"lo kenapa, An? . ."
Alana yang sedang berkemas sadar juga kaau sahabatnya sedang mengamati gerak geriknya
"ga apa apa, I am OK" jawab Anna singkat
"WAW. I like it. OK. i like it"
"Al... ?, are u OK? Anna khawatir karena seperti sesuatu yang aneh terjadi pada Alana
"yash. I AM OK. never been better than this OK"
Alana meracau
"Alana, lo kenapaa?" Anna semakin khawatir dengan sikap sahabatnya yang sangat berbeda sekali
"let's GO" ajak Alana
"Now?" Anna memperjelas
"yesterday. ya sekarang lah" jawab Alana kesal
"kenapa buru- buru?"
"Kata lo kita harus PROFESYIONELL" Alana mengayunkan tanganny ke dagu Anna dan degera beranjak untuk membawa semua keperluan ke mobil
"bener-bener kesambet ni anak"
Anna berdesis sendirian dan menoleh kanan kiri mengecek barangkali ada yang tertinggal
"tunggu, Al!! ! " Anna berlari mengejar Alana yang sudah bersiap menancap gas untuk pergi ke Bandung.
"lo nyetir pulangnya" Alana membagi tugas tanpa peesetujuan Anna
biasanya dia selalu suit untuk menentukan siapa yang duluan nyetir
"curang lo. pulang capek tinggal tidurnya" gerutu Anna
"kan kita pulang besok" Alana menancap gas dan melaju dengan kecepatan sedang
"hha?? ! gimana ? gimana? pulang besok?"lagi lagi Anna dikejutkan dengan keputusan Alana
"Sam nanti sore nyusul" sahut Alana sambil memasang kacamata hitam
"lo?! bener bener! " Anna tidak bisa berkomentar apa apa kalau Alana sudah ada di jalan kemauannya
"gue udah booking villa. buat lo bulan madu. gua numpang di kamar pojok aja" Alana menambahkan kejutan lagi
"thanks bestie" Anna berbinar - binar mendapat kejutan staycation gratis dari sahabatnya.
"by the way" Anna menganti topik pembicaraan sambil membuka chiki yang selalu tersedia di mobil Alana
"hmmm " Alana menanggapi dengan wajah fokus ke depan
"lo ga papa ketemu Omar? lagi"
Anna bertanya dengan hati- hati
"Aman. kata lo kita harus PROFESYIONELL. ya khan, bestie?" Alana mengambil chiki yang ada di tangan Alana untuk dimakannya
"wait... " Anna menyondongkan badannya menghadap Alana dengan tatapan tajam
"what?" Alana terjejut dan melihat aneh ke arah Anna
"do u like him?" Alis mata Anna naik turun dengan senyum lebar yang jika diukur bisa sisa jika lima jari dibentangkan di senyumnya
"apaan si "
jawab Alana tersipu
"gue mencoba profesional aja, Ann. lagian mau cancel apa juga alasannya. ga ada alasan"
Alana membela diri
"iya si. mau nolak Omar juga ga ada alasan. lo jomblo dia jomblo, lo cantik dia ganteng, baik, keren, lucu, rahangnyaa auh. apalagi kalo lagi fokus sama lensanya..duh Alana" Anna sedang membayangkan yang tidak tidak. atau yang iya iya
"Anna Elizabeth. ingat! Sam lagi pusing sibuk mikir kerja di kantor lo malah sibuk bayangin cowok lain" Alana mengingatkan pada Anna untuk tahu diri
"e cie cie cemburu" Anna balik menggoda Alana
"hei... No ! gue cuma ngingetin suami elo kerja. lo ga usah mikir cowok lain"
Alana membela diri.
Dalam hati Alana mengiyakan, kenapa juga ia harus cemburu. emang Omar siapa.
Batin Alana bergejolak dan selalu salah tingkah jika membicarakan atau mengingat sesuatu yang berkaitan dengan Omar
* * *
Proses pemotretan berlangsung, Omar sudah standby dengan kameranya menunggu Alana yang tengah memakaikan dan membenarkan gaun yang dipakai calon pengantin.
Alana terlihat sangat fokus, detil, dan teliti.
Melihat itu, Omar tak tinggal diam, Omar memotret candid - candid selama proses foto untuk dokumentasi atau beberapa foto tertentu untuk disimpan sendiri. tentu yang disimpan jika itu di dalamnya adalah foto Alana.
Selesai Pemotretan, sepasang calon pengantin pun berpamitan, dan berterima kasih kepada Alana dan Omar, karena olaborasi keduanya sungguh memuaskan.
tinggalah mereka bertiga menunggu kedatangan Sam yang sedang di jalan dari Jakarta menuju Bandung
"ke villa dulu yuk" ajak Anna
"lo mau ke mana, mar?" Anna yang sudah selesai berkemas menghampiri Omar yang juga sedang mengemasi tripodnya
"cabut gua"
"ke?" Anna bertanya
"nyari hotel. sekalian mau ngedit foto"
"lo belum dapet hotel? bareng kuta aja di villa. ada kamar tiga kok, ya ga Al"
Anna menawarkan Villa yang disewakan sahabatnya untuknya bulan madu kepada Omar.
"yes. silakan"
jawab Alana datar
"baik. siap. kalau dipaksa" Omar mengiyakan tawaran Anna dengan senang hati
"sama sekali ga ada yang maksa si" jawab Alana yang sudah kelar berkemas.
"Anna yang maksa" jawab Omar
"enak aja, gue cuma nawarin, pantes pantes"
" yaudah gue ga jadi ni," ancam Omar dengan nada mengambek
"ga gitulah yaudah gua paksa" Anna menengahi
"yuk cabut sekarang"
Ajak Alana menyingkat waktu
"yuk" .
* * *
Villa berisi tiga kamar dan terdapat kolam renang yang lumayan luas di halaman belakang ini terasa asri dan dingin udara bandung sangat kental terasa. wajar jika dulu konferensi Asia Afrika digelar di bandung dengan alasan udara dingin. karena ketiika udara dingin, pikiran juga dingin sangat efektif untuk membuat keputusan keputusan penting.
Alana sudah selesai bebersih diri dan bersiap untuk makan malam.
Anna dan Sam tampak belum keluar dari kmaarnya.
Alana menghampiri Omar yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"hai" sapa Alana canggung
"Hai, nona" Omar refrlek meletakkan laptopnya dan menyodorkan kursi untuk Alana.
"thank you" Alana sedikit terharu dengan perlakuan perlakuan kecil Omar yang sangat membekas.
"ngedit?" Alana membuka topik pembicaraan
"nginget"
"hah?" Alana kurang dengar
"iya"
"ih"
"kok ih?" tanya Omar
"tadi bilang apa?" Alana bertanya
"iya"
"sebelum iya?"
"nginget"
."hah" Alana kembali merasa kurang jelas
"kamu cantik, tapi kayaknya butuh cotton bud deh, Al." Omar menyarankan sambil tertawa
"enak aja. gue cuma ga ngerti aja. nginget tu apa si? istilah apa gue g pernah denger" Alana membela diri..
"nginget nginget kamu"
"apasi. ngaco"
"ya emang ngaco, kenapa juga kamu perjelas" Omar juga membela diri
"iya juga si" Jawab Alana sadar diri
"Sam sama Anna ngapain si lama bener" kata Omar sambil melanjutkan edit fotonya
"menurut lo ngapain? goda Alana
"ngapa - ngapain" sahut Omar
"ih ngapa - ngapain tu ngapain?" Alana memperjelas
"ya bisa ngapa ngapain namanya udah suami istri"
"emang kalo sudah suami istri ngapain?" Alana mencoba memperjelas lagi
"ya mandi, ya gosok gigi, ya lipet baju, ya nyuci, ya rebahan, ya pesen makan. . . . . eh kamu laper ga? aku laper ni" Omar memegangi perutnya yang memang belum makan sejak siang tadi
"mau cari makan?" tanya Alana.
"yuk" Ajak Omar
"ya ayok" Alana menyetujui
"Mau makan apa?" Omar menawarkan
"Terserah" Omar dan Alana bicara secara bersamaan
"Kok tau si?" Alana tertawa melihat kebiasaanya yang malas untuk berpikir makan apa.
"Kamu mau apa?" Tanya Alana
"Em nasi padang, boleh si" Omar mengeluarkan ide sambil melihat toko - toko sekeliling
"Bole juga, laper gue" Alana menyetujui
"Eh itu ada warung Salero Bundo pasti itu makanan jogja" Omar menunjuk warung padang di pinggir jalan dengan banner yang sudah usang, sepertinya sudah berdiri puluhan tahun
"Padang, Omar. yuk ke sana" Alana tidak menghiraukan candaan Omar dan kembali menyetujui ide Omar, karena memang sudah lapar
Omar mempersilakan Alana untuk duduk dan dia langsung menuju ke bagian dapur untuk berbicara kepada pelayan.
Omar memang selalu punya topik yang tidak habis untuk berbicara kepada siapapun
* * *
"Ngobrol yuk" Omar yang baru saja kembali memesan dua porsi nasi padang plus es teh mengambil tempat duduk di dekat Alana
"Lah dari vila sampe sekarang ini kitaa ngapain?" Tanya Alana
"Kalo tadi rundingan" sahut Omar
"Beda?" Alana menatap mata tajam Omar
"Beda dong" lanjut Omar dengan ganti menatap lembut mata Alana yang sangt jernih dan bulu matanya yang sangta lentik
"Ngobrol itu en ge o be er o el, kalo rundingan er u en de i en ge a en" lanjut Omar
"kamu tau ga? kamu tu Gaaring tau. ga lucu sama sekali" Alana memonyongkan bibirnya pertanda kesal
"Mau ngobrolin apa?" Lanjut Alana sambil meminum es teh yng baru saja disodorkan
"Makasih, mb" ucap Alana pada mba mba pelayan
"Akuu tetep suka sama kamu dan akan selalu suka" Omar berkata serius
"Omaaar?" Alana berkata lirih
"Ya"
"Aku juga, em maksud aku aku ga tau perasaanku gimana, tapi aku sudah mau ketemu kamu lagi, maksudnya aku, em aku tidak menolak kamu" Alana menghentikan ucapannya yang sangat salah tingkah dan meminum tehnya
"Jadi?" Tanya Omar memperjelas
"I don't know"
"Do u like me?" Omar memperjelas..
"I like you, but..."
"You like me, but...?"
"I don't know"
"Aku ga mau maksa, Alana"
"Aku mau" Alana menutup matanya karena malu
"Oke aku kabarin"
"Kabarin ke siapa?" Alana kaget dan berpikir macam macam
"Ke mbak mbak pelayan" ucap Omar
"Untuk apa?" Tanya Alana heran
"Biar dia ga deketin aku lagi" sahut Omar percaya diri
"Emang dia deketin kamu?" Alis Alana hampir menyatu pertanda serius
"Iya, tdi aja aku ditanya mau makan apa, mas? Artinya dia berharap dia jadi istri aku kan?" Celetukan Omar sontakk membuat Alana tertawa terpingkal
"udah lucu belum?" tanya Omar
"Gila kamu" kata Alana
"Siapa gila?" Kata Omar
"Ya kamu" lanjut Alana
"Kalo aku gila, berarti kamu pacarnya orang gila dong" simpul Omar
"Cie pacar pacaran" Omar men cie kan diri sendiri dan Alana.
Alana tersenyum malu bercampur geli mendengar Omar mengakui ia pacarnya. Mengingat umurnya yang sudah memginjak kepala tiga. Tampaknya istilah pacar memang sudah tidak pantas lagi disematkan dalam hubungan Omar dan Alana.
Warung dengan banner lusuh bertuliskan Salero Bundo di pinggiran Bandung, menjadi saksi sejarah dua insan yang sedang dimabuk cinta.
Di detik itu, Alana dan Omar resmi jadian.
Tanpa diketahui Sam dan Anna yang masih sibuk di villa
.
.
.
Bersambung