* * *
Pagi, 10 Agustus 2021
seperti biasa Alana turun dari kamarnya tepat pukul tujuh.
disambut meriah oleh Anna dan Sam yang membawa kue dengan lilin angka delapan dan dua, delapan puluh dua.
Anna sengaja membalik letak angka itu, tentu iseng. namun ketika Alana kelas dan memprotes Anna menjawab dengan dalih doa:
"angka ini merupakan doa, semoga kamu tetap sehat dan awet muda hingga usia ini" jawab Anna ngeles
"make a wish dulu" Mama Shinta yang datang membawa sebuah bingkisan sebesar kotak sepatu, memerintahkan Alana untuk berdoa sebelum meniup lilin ulang tahunnya
Mama Shinta tidak protes dengan keisengan Anna yang membalik angka usia Alana.
"ayo make a wish dulu" ulang mama Shinta ketika melihat Alana tampak sedang sibuk membuka telepon pintarnya.
"semoga mama berubah, semoga mama tidak memaksaku lagi" Alana mngucapkan doa di dalam hati lalu meniup lilinnya
dilanjut dengan memotongkan kue pertama untuk ibunya, Mama Shinta.
kemudian Anna, mbak Loly, lalu Sam.
Bel rumah berbunyi, mbak Loly segera membukakan pintu.
"mas Nic, silakan masuk, mas"
Nicholas tidak menjawab dan langsung berlalu menuju ruang tengah tempat Alana merayakan ulang tahun
"dasar orang sombong, pantes neng Alana ga suka" gerutu Mbak Loly kesal sambil menutup kembali pintu
"eit jangan ditutup dulu mb" ucap lirih seseorang dari depan pintu
"hah, Mas Omar! masuk mas" Mbak Loly mempersilakan dengan kebingungan, karena baru saja mas Nic masuk. akan kacau juga kalau Omar mau masuk
"engga, aku cuma mau ngasih ini buat mbak Loly" Omar menyodorkan bingkisan sebesar kotak tas.
"oke, nanti Mbak Loly sampaikan ke neng Al" jawab Mbak Loly
"ga usah! itu buat mbak Loly" ucap Omar
"bukanya nanti ya, kalau sudah malam jam 7" pinta Omar
"kenapa harus jam 7 mas?" Mbak Loly keheranan
"ya kalo jam 9 kemaleman" jawab Omar asal
"aku pamit dulu ya, bilangin ke Alana, suruh jagain Mbak Loly" pinta Omar
"kebalik to mas, harusnya aku yang jagain neng Alana"
protes mbak Loly pada Omar yang sudah beranjak pulang
"ya Alana jagain Mbak Loly, biar Mbak Loly ga kenapa- kenapa, terus Mbak Loly bisa fokus jagain Alana biar Alana ga kenapa kenapa juga" jelas Omar sambil melajukan motor vespanya.
"aneh- aneh saja Mas Omar ini, pasti Mas Omar orang yang membuat Alana tersenyum-senyum sendiri" Mbak Loly menutup pintu dan membawa hadiah kecil dari Omar ke dapur. sesuai perintah Omar, Mbak Loly tidak langsung membukanya.
* * *
Nicholas mengucapkan selamat ulang tahun pada Alana dengan membawa bingkisan sebesar kotak telepon genggam pada Alana.
"terima kasih" ucap Alana datar penuh ketidak sukaan
"iya, sayang" jawab Nicholas dengan mengusap rambut Alana
Mama Shinta sangat bahagia melihat adegan itu.
"Ayo sarapan dulu" ajak Mama Shinta
"Loly! siapkan makanannya!" titah Mama Shinta
"baik, ibu sudah siap semua di meja" ucap Mbak Loly
"silakan mbak Anna" Mbak Loly membukakan kursi untuk Anna
"terima kasih Mbak Loly" ucap Anna dengan wajah cerianya.
"aku punya kado spesial untuk Alana" ucap Nicholas di tengah obrolan sarapan
"apa, nak? kamu tadi kan sudah ngaish kado" jawab Mama Shinta dengan mata yang berbinar dan harapan lebih yang tidak bisa disembunyikan
"hadiah spesialnya adalah aku bakalan antar jemput Alana tiap hari"
Nicholas bersemangat mengemukakan rencananya
Anna dan Sam hanya diam dan saling pandang. mereka tampak sedang memikirkan hal yang sama, begitu juga dengan Alana yang tidak berminat dengan hadiahnya itu
"kamu nganggur apa gimana?" tanya Alana ketus
"Nic memprioritaskanmu, Al. dia rela meluangkan waktunya untukmu" jawab Mama Shinta
"terima kasih, Nic. kamu udah jadi guardian angel untuk Alana" lanjur Mama Shinta pada Nicholas
"itu sudah kewajiban saya, tante." jawab Nicholas mencari simpati Mama Shinta
"aku bisa naik mobil sendiri!" tolak Alana
"ALANA!" bentak Mama Shinta
"sudah tante, sudah. jangan bentak Alana. ga papa kok tan" Nicholas mencegah Mama Shinta agar tidak kelepasan
"Mama dia munafik, ma. dia tidak sebaik yang mama kira" Alana membongkar keburukan Nic
"Alana. cukup! bisa ga kamu menghargai penawaran orang lain, kamu tidak mama ajarkan untuk kurang ajar seperti ini!" Mama Shinta yang emosi ditenangkan oleh Nicholas
"it's Ok. tante. Alana berhak menolak" Nicholas menepuk halus punggung Mama Shinta dan melihat licik ke arah Alana yang sangat muak dengan Nicholas
"kamu harus menerima tawaran Nicholas! ini perintah!" ucap Mama Shinta lantang
Pagi itu Alana tidak bisa berbuat apa apa. selain mengutuk dirinya sendiri
* * *
Sepulang dari kerja, Alana menghampiri Mbak Loly yang sedang memegang kotak bingkisan dan melihat detikan jam di telepon genggam jadulnya.
Alana sudah sering menawarkan Mbak Loly telepon pintar yang lebih canggih, tapi Mbak Loly selalu menolak, takut, katanya.
"apa itu, mbak?" tanya Alana yang mengambil posisi duduk di samping Mbak Loly dengan wajah penasaran
"ini, neng. tadi pagi Mas Omar datang" jawab Mbak Loly
"hah? Omar datang? ngapain?" tanya Alana antusias
hari ini memang Omar tidak memberikan ucapan selamat ulang tahun, mungkin karena Alana memang belum memberi tahu kapan hari ulang tahunnya.
"ngasih ini, katanya suruh aku buka jam tuju" jawab Mbak Loly polos
"harus banget jam 7 mbak?" tanya Alana
"iya, neng. amanahnya begitu" jawab Mbak Loly yang sangat jujur
"dia bilang apa lagi, mbak?" Alana berharap lebih
"dia bilang 'aku pamit dulu ya, bilangin ke Alana, suruh jagain Mbak Loly' "
"hah? gitu?" Alana tertawa bersemangat mendengar lanjutan cerita Mbak Loly
"terus, terus? gimana lagi mb?" Alana mendesak
"aneh kan, neng?" lanjut Mbak Loly
terus Mbak Loly tanya lah ke dia
"ya bukannya kebalik, mas?" Mbak Loly menceritakan
"terus terus, dia jawab apa?" tanya Alana
" dia jawab 'ya Alana jagain Mbak Loly, biar Mbak Loly ga kenapa- kenapa, terus Mbak Loly bisa fokus jagain Alana biar Alana ga kenapa kenapa juga' " jawab Mbak Loly
Alana tertawa gemas mendengarnya
"eh mbak udah jam tuju pas ni, buka yuk, penasaran" pinta Alana
Mbak Loly membuka bingkisan besar yang ditujukan untuknya, Omar adalah orang nomer tiga yang pernah memberikan kado untuk Mbak Loly. setelah mantannya, Alana setiap tahu, lalu Omar.
"wajan?!"Alana tertawa keheranan
"ada suratnya, neng" Mbak Loly menemukan secarik kertas polio yang dipotong menjadi empat.
surat itu berisi:
" mbak, maaf ya kertasnya aku potong jadi empat, karena kata pacarku, pacarku kata Pak Handoko, Pak Handoko kata gurunya Pak Handdoko bilang kalo aku harus efektif dan efisien. sebenarnya kedua kata itu aku artikan pelit, tapi karena cinta aku turutin aja"
Mbak Loly membaca pembuka surat dari Omar
"terima kasih Mbak Loly sudah menjaga Alanaku sayang sampai dia besar.
ini aku kasih wajan untuk masak masakan Alanaku sayang" Mbak Loly berhenti sejenak untuk menanggapi
"manis banget, neng" ucap Mbak Loly
"lanjut mbak!" pinta Alana
" oiya mbak. tolong bilangin ke Alana, Selamat Ulang Tahun. maaf aku ga bisa kasih kado aku belum gajian
TTD . Calon Menantu Singa"
"menantu singa?" Mbak Loly bertanya keheranan
"maksudnya mama" bisik Alana sambil tertawa cekikikan
* * *
bersambung . . . .
* * *