Mabuk

1004 Words
Haiii makasih sudah setia dengan cerita The Boss Mafia and My Husband ya teman teman. Terimakasih sudah berkenan membaca cerita ini. Ditunggu 500 followers Ig dan 14k followers wp ya. Jangan lupa baca cerita Dee yang lain juga. Cerita Edgar The Boss Devil Dan Cerita Disa Musuh ku seorang CEO xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx "Tuan?" Elena berusaha melepas cengkeraman kuat tangan Damien. Tuan nya itu, kemarin dia terlihat baik baik saja tapi kenapa hari ini Tuannya itu pulang dengan keadaan mabuk?. Bahkan Elena harus menunggu  nya pulang sampai jam 1 malam menunggu Tuannya diruang tamu. "Kenapa kau mabuk?"tanya Elena sembari merangkulkan tangannya ke perut Damien. Ia tak cukup tinggi untuk merangkul bahu Tuannya itu. Elena bersusah payah menuntun Tuannya ke dalam kamar nya. Rasanya seperti mengangkat beban berat saja. Badan Damien sangat besar dan gagah dan sialnya berat badan Elena bahkan tak ada setengahnya. Gadis itu sangat kecil membuatnya benar benar berjuang sekuat tenaga. Sampai dikamar, gadis itu langsung menghempaskan Damien ke kasurnya. "Huffft...kau sangat berat Tuan."Elena menghapus peluh didahinya. Benar-benar seperti olahraga, batinnya. "Ehhh?!"tubuh mungil gadis itu tiba-tiba saja ditarik oleh Damien. Elena terkejut melihat posisi nya di dalam kungkungan badan gagah Damien. Dengan kasar pria yang sudah teler itu mengecup wajah Elena, membuat sang empunya mengerang tak karuan. "Tuan hentikan!"teriak Elena sembari mencoba melepaskan diri.. Namun walaupun Elena teriak sampai uratnya putus, tidak akan ada yang mendengar karena kamar Damien dilapisi dengan peredam suara, jadi suara Elena tak akan terdengar sampai keluar. "TUAN!"sentak Elena. "Kau sangat menggoda, Aku menginginkanmu..." gumam Damien entah pria itu sadar atau tidak saat mengatakan itu, namun mata nya benar benar terlihat sangat terbakar dengan gairah saat melihat Elena. Dengan kasar pria itu mencumbu Elena. Dijilat dan gigit bibir ranum Elena. Elena terus berontak. Gadis  yang tak akan pernah bisa menang dengan kekuatan Damien itu terus menendang dan memukul Damien. "Kau terlalu usil."ujar Damien lalu mengunci tangan Elena dengan satu tangannya ke atas kepala Elena. Pria itu dengan ganas mengecup setiap jengkal tubuh Elena dengan panasnya. Membuat Elena mengerang. Ia tak menginginkan hal seperti ini. "Tuan...hikss... Aku mohon.."pinta Elena disela sela Damien membiarkannya bernapas dalam cumbunya. "Tidak. Aku sudah tak tahan." katanya dengan nada getir, seperti benar benar akan mati jika tak melakuka itu lalu dengan sekali gerakan dia menyobek baju yang Elena pakai tepat didada El. Buah d**a El yang terbungkus bra berenda warna hitam itu terlihat menantang Damien. Membuat Elena semakin berontak, namun kabut gairah dimata Tuannya itu terlihat mengerikan. Sungguh, Damien seperti makhluk buas yang siap menerkamnya. Dengan cepat pria itu memasukkan gundukan milik Elena ke mulutnya, membuat suara erangan Elena terdengar. Gadis itu tidak menikmati dengan air mata yang mengalir sebagai buktinya. Namun tubuhnya seolah terbalik dengan hatinya, tubuhnya malah seakan menikmati setiap sentuhan dari Damien. "Tuan...hiks...ja..jangann."Damien seakan bisu dengan protesan Elena, apalagi saat Pria itu memainkan titik sensitif milik Elena dibawah sana dengan jemarinya. Suara berontak milik Elena berubah menjadi desahan yang hebat kala jari jari Damien dengan lihainya memainkan irama disana. Lalu dengan cepat pria itu mencopot ikat pinggang yang ia pakai. dengan sekali sentakan, celana pria itu langsung terlepas dengan mudahnya. Damien langsung menyingkirkan celana dalam Elena yang sedari tadi menghalanginya. Elena menutup rapat rapat kakinya saat Damien akan mencopot celana dalamnya. Namun Damien tetap Damien, pria itu tetap memiliki tenaga yang lebih besar dari Elena walaupun sedang mabuk sekalipun. Srak Celana dalam Elena langsung lepas begitu saja. Elena mencoba mengapit kedua kakinya, namun dengan sekali sentakan satu tangan pria itu berhasil membuat Elena mengangkang dengan mudahnya. Lalu sesuatu yang besar terasa membelah diri Elena. Ada sensasi yang Elena rasakan. Sensasi aneh yang menjalar keseluruh tubuhnya. Dan Elena baru merasakan kali ini. Entah Elena harus menikmatinya atau tidak. Yang pasti suara desahan Elena membuat Elena sadar kenapa orang orang menikmati kegiatan ini. Harta berharga milik Elena, sudah hilang dirampas oleh Tuannya sendiri. "Tu..tuan.."pekik Elena kala dirinya seperti berada dalam puncak kenimatan. "Sebentar..." balas Damien sembari menatap mata cantik Elena yang juga menatapnya. Seketika Damien langsung mengulum bibir ranum Elena ganas membuat Elena melotot. Elena sudah mencapai puncak, membuat gadis itu terlihat lelah. Namun Damien masih semangat menusuk dirinya dibawah sana. Dengan gerakan yang semakin cepat, pria itu lalu jatuh tumbang diatas tubuh Elena yang sudah terbaring dikasur milik Damien. "Akhh!"teriak Elena kala tiba tiba sesuatu kembali memasuki dirinya. Ternyata Damien, pria itu terlihat sangat menikmati terbukti dari peluh yang menetes dan dia tetap melanjutkan kegiatannya. "Tu..tuan!!"Elena mencengkeram tangan Damien yang memegangi pinggulnya. Damien memompa dirinya tak karuan. Tempo yang membuat Elena hampir gila dibuatnya. Disamping memompa Elena, Damien menikmati gundukan milik Elena. Gadis kecil itu memiliki sesuatu yang sangat indah. Bahkan lekuk tubuh yang sempurna. Karena tiap hari Elena memakai daster atau pakaian biasa yang lebih besar agar Ia bebas melakukan apapun. "Kau, sangat nikmat.."ujar Damien. Entah pria itu sadar atau tidak. Elena menangis kembali, namun semakin banyak air mata yang Elena keluarkan. Damien semakin kasar pada Elena. Bahkan pria itu menjilati air mata Elena dengan rakus. Entah jika pria itu sadar, apa yang akan Dia lakukan pada Elena nantinya. Malam itu, Elena dan Damien benar benar melakukan kegiatan itu, sampai Damien sangat lelah. xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx "El?" "Ya?"Elena yang tengah menyiapkan sarapan untuk Briana dan Damien menatap Briana. "Apa kau sakit??" Elena menggeleng lemah pada Briana. "Kenapa kau memakai pakain yang menutupi lehermu?aku saja terasa panas pagi ini El."Briana menatap Elena heran. Tak biasanya Elena memakai pakaian panjang dan sampai menutupi lehernya. "Ah tidak apa apa. El hanya ingin saja Bu." katanya mengelus lehernya sedikit gugup kalau kalau Brina tak mempercayainya. "Apa kau mabuk kemarin Dam?" Briana mengalihkan pandangannya pada sang anak. "Tidak."jawab Damien menatap Elena, memberi kode. "Benar El?" "A..ah iya. Kemarin Tuan pulang malam, tapi tidak mabuk Bu."bela El, hatinya sedikit teriris ketika Damien biasa saja. Bukannya Elena berekspetasi lebih, namun keperawanannya bukan hal main main. Bagaimana Damien bisa bisa nya tak mengatakan apapun? "Baguslah." "El?" "Ya?"Elena heran dengan Briana yang tampak banyak tanya hari ini. "Kenapa kau berjalan seperti itu?"Briana memicingkan matanya. begitupun Damien yang ikut melihat cara berjalan Elena yang seperti orang baru sunatan. "Ahh, tidak. El sedang ehmm... Ibu tau."ujar El. "Ohhh, syukurlah. Ibu kira kau kenapa berjalan speerti kepiting rebus." Elena hanya tersenyum masam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD