Pintu kamar terbuka dengan pelan, menguak remang cahaya dari koridor. Leon mempersilakan Lopita masuk lebih dulu, gestur yang terkesan sopan namun sarat ketegangan. Lopita hanya meliriknya sekilas, matanya seperti menyembunyikan badai, sebelum melangkah masuk. Kepergian keluarga kakaknya barusan menyisakan sebuah ketenangan yang justru terasa mencekam. Jas mahal Leon melayang begitu saja ke bahu sofa, disusul gerakan tangannya yang dengan santai membuka kancing lengan kemeja. Tak ada ekspresi di wajahnya, seolah ini adalah rutinitas biasa di tengah pusaran intrik. "Apa kamu yang mengatur semua ini?" Lopita mendelik, nada suaranya tajam seperti belati. "Memberi tahu semuanya dan mendatangkan mereka kemari?" Ia menuntut jawaban, tak sabat dengan sikap tenang Leon. Leon tak bergeming, m

