Siang itu, Leon sedang duduk di sebuah restoran mewah, terlibat dalam pembicaraan serius mengenai proyek terbaru dengan beberapa koleganya. Atmosfer profesional yang hangat tiba-tiba terpecah oleh getaran singkat di saku celananya. Sebuah pesan gambar muncul di layar ponselnya, dan pemandangan yang terpampang di sana seketika merenggut seluruh ketenangannya.
Di foto itu, jelas terlihat Lopita, wanita yang mengisi pikirannya, sedang duduk bersama Elson, pria yang selalu menjadi duri dalam dagingnya. Rahang Leon mengeras, matanya menajam, sorotnya bagaikan elang yang mengincar mangsa. "Apa lagi rencana Elson kali ini? Kenapa Lopita bersamanya?" pikirnya, geram. Nadi di pelipisnya berdenyut, dan napasnya mulai memburu, berusaha keras menahan gejolak emosi yang mengancam meledak di depan rek
