BAYI ITU, SANDERA TERAKHIR

1434 Words

Sinar mentari pagi mulai merayap masuk, bukan dengan terburu-buru, melainkan perlahan dan lembut, menembus celah sempit antara gorden dan bingkai jendela. Cahaya keemasan itu jatuh tepat di wajah Lopita, membangunkan dirinya dari tidur yang begitu lelap, begitu nyaman. Ia masih setengah sadar, merasakan hangatnya napas Leon yang beraturan di puncak kepalanya, dan aroma tubuh pria itu—perpaduan kayu cendana yang maskulin dan sedikit sentuhan laut—menyelimutinya, seolah menjadi selimut terhangat di dunia. d**a bidang Leon adalah bantal terfavoritnya, tempat ia merasa paling aman dan tenang. Ia menggeliat kecil, sebuah desahan kepuasan nyaris tak terdengar keluar dari bibirnya yang sedikit terbuka. Jemarinya yang mungil tanpa sadar mencengkeram kain kaus tipis yang dikenakan Leon, mencari p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD