Menuju Lokasi Penghakiman

2440 Words

Aku masih bersandar di bahu Jo. Pikiranku belum juga tenang setelah gejolak ciuman tadi, ketika kudengar suara lirih di samping kami. Centia tiba-tiba terbangun. Matanya sayu, tapi ada tekad yang jelas di sana. "Rara, Jo... aku udah nggak kuat. Ayo kita cabut sekarang. Kita ke apartemen aja," katanya serak, suaranya nyaris tenggelam oleh dentuman musik yang terus menghentak di udara. Aku mengerjap, mencoba menangkap kata-katanya di tengah gemuruh suara yang memenuhi ruangan. "Apartemen? Kamu nyewa?" tanyaku pelan. Centia mengangguk cepat, meraih ponsel yang hampir terjatuh dari tas kecilnya. "Iya. Nggak jauh dari sini kok. Aku udah booking dari tadi sore. Kalau pulang ke rumah dalam keadaan kayak gini... bisa habis aku dimarahin orang rumah." Jo menatapnya sambil menahan tawa kecil.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD