bc

Eternity

book_age16+
74
FOLLOW
1K
READ
forbidden
powerful
non-hunman lead
magical world
special ability
spiritual
ancient
like
intro-logo
Blurb

Note: Selingan untuk dibaca selama menunggu Mountains of Wishes

Setelah hidup ratusan tahun lamanya, Naomi merasakan kehampaan.

Dia pernah menjadi manusia. Tetapi apakah dia sekarang masih dapat disebut manusia?

Tidak ada lagi yang mengenalnya di dunia ini, lalu untuk apa dia hidup?

Tetapi, sebuah pertemuan dengan sosok berwajah familiar dari masa lalu membuatnya menemukan kembali arti hidupnya.

chap-preview
Free preview
Pertemuan
Ketika Ranmaru, inu-daiyoukai itu menemukan gadis itu, dia sedang duduk bersandar di dinding sebuah lorong sempit di Kyoto. Darah mengalir dari luka menganga di dadanya. Seharusnya gadis itu sudah meninggal dengan luka separah itu. Tetapi, tidak. Dia menatap ke depan, masih sangat sadar dengan wajah yang datar. Seolah luka di dadanya bukanlah apa-apa.  Ranmaru berpikir, seharusnya gadis ini meninggal bertahun-tahun lalu. Kenapa gadis ini masih hidup, di sini, seratus lima puluh tahun setelah kejadian itu. Bagaimana manusia bisa bertahan hidup selama itu? Untuk Naomi, menjadi seorang miko adalah sesuatu yang sangat dia banggakan. Menjadi seorang manusia adalah kebanggaan kedua. Menjadi manusia dengan sisi kemanusiaan dan hati nurani adalah hal yang membuatnya merasa bersyukur. Tapi itu dulu. Dulu sekali, sebelum perang itu terjadi. Sekarang, meskipun dia terlihat seperti seorang manusia dan merasa seperti manusia, dia hanyalah cangkang kosong, sebuah eksistensi yang tidak dapat didefinisikan. Manusia yang tetap muda dan tidak bisa mati walau beratus tahun telah berlalu. Dia menatap darah yang mengalir dari dadanya dan berharap dalam hati bahwa dia akan benar-benar mati hari ini. Dan dia sangat berharap, bayangan yang berdiri di depannya adalah kematian yang datang untuk menjemputnya. Saat dia menoleh ke atas, dia tersentak ketika matanya bertemu dengan sepasang bola mata berwarna emas yang sangat dikenalnya. Kakak dari lelaki yang sangat dicintainya. Pangeran yang terkenal tidak memiliki perasaaan dari bangsa yokai. Inu-daiyokai, Ranmaru. Dia terlihat terkejut, lalu tak lama kemudian ekspresi wajahnya berubah menjadi cemberut, dan kemudian ekspresi itu berubah kecewa saat menyadari bahwa yang berdiri di hadapannya bukanlah kematian yang dia harap-harapkan. Lelaki itu hanya berdiri di sana. Terdiam seribu bahasa. Dan hanya menatapnya tanpa berkedip. Untuk beberapa lama mereka hanya saling berpandangan dalam diam. Kemudian saat gadis itu sudah tidak tahan lagi dengan pandangan lelaki itu, dia mencoba berbicara, tetapi batuk darah menghentikannya untuk berbicara. Naomi menggeram kesal karena batuk itu. "Jangan khawatir," ucapnya. 'Padahal dia tak mungkin khawatir,' bisiknya dalam hati. "Kejadian seperti ini selalu terjadi." "Bagaimana bisa kamu masih hidup?" Ranmaru mengingat bahwa gadis ini dulu adalah manusia dan dia yakin akan itu. Ingatannya tak mungkin mengkhianatinya. Gadis ini memang sangat spesial, karena gadis ini merupakan salah satu miko paling kuat yang ada dalam sejarah manusia. Tetapi bagaimana bisa dia tetap hidup selama ini dan tetap terlihat muda? Kekuatan miko tak menjadikan seorang manusia menjadi immortal. Bagaimana bisa dia tetap bertahan hidup dan mampu menyembuhkan dirinya sendiri dengan kekuatan seperti yokai padahal lukanya separah itu? Dan lagi, dia tidak lagi tercium seperti manusia. "Orang-orang datang kepadaku dan berusaha membunuhku karena mengira aku adalah seorang penyihir, yokai, atau sesuatu yang sangat berbahaya. Aku berpikir untuk melarikan diri—" dia melihat luka di dadanya yang mulai menutup dengan sendirinya. Dia mendesah. Padahal baru tiga jam dari kejadian itu, tetapi tubuhnya sudah mulai menyembuhkan diri. "—aku tak tahu lagi apa gunanya melarikan diri." Naomi memandang lelaki di hadapannya yang masih menatapnya dalam diam. Matanya menunjukkan seolah lelaki itu menyuruhnya untuk melanjutkan ceritanya. "Mungkin sudah waktunya aku meninggalkan Kyoto. Tiga puluh tahun dengan wajah yang tidak berubah sedikitpun akan selalu membuat manusia ketakutan, bukankah begitu?" Naomi tidak percaya lelaki itu bisa ada di sini. Seseorang yang mengingatkannya atas masa lalu itu sekarang berdiri di depannya dengan wajah dinginnya yang tak berubah sama sekali. Dan seseorang itu sekarang sedang terheran atas kejadian yang menimpanya. Jika saja dia tahu .... Naomi bisa saja memberitahunya, tetapi dia berpikir lelaki ini tak akan terlalu peduli. Sama seperti setiap orang yang dia temui, lelaki ini juga akan meninggalkan hidupnya dengan cepat. Dia benci memikirkan bagaimana bertemu lelaki ini membuatnya melihat secercah harapan bahwa mungkin, kehidupan yang abadi ini tidak akan terasa terlalu menyakitkan. Dan mungkin dia merasa bahagia bertemu dengan orang yang pernah mengenalnya di masa lalu, orang yang tahu bahwa dia pernah menjadi manusia dan seorang miko. "Beritahu aku, bagaimana bisa kamu masih hidup?" tanya lelaki itu sekali lagi. "Apakah kamu benar-benar ingin tahu?" Naomi bertanya dengan malas. Dia memperbaiki posisi duduknya agar lebih nyaman bersandar pada dinding di belakangnya. Dia mendesah dan tiba-tiba dia merasa kelaparan. Ranmaru memperhatikannya dalam diam saat gadis di hadapannya merogoh tas di sampingnya untuk mencari sesuatu. Tak lama kemudian gadis itu berhasil mengeluarkan sebuah apel dari tasnya. Naomi menatap apel itu lalu memakannya dengan gigitan besar. Dengan mulut yang masih mengunyah apel itu, dia mendesah lagi kemudian menjawab, "Kamu tahu? Ini kejadian yang sangat lucu. Ketika seseorang mengorbankan sesuatu untuk orang yang dicintainya, mungkin itu terdengar sangat indah. Tetapi kenyataannya tak seindah itu." Bibir gadis itu bergetar saat dia menghentikan ucapannya sejenak, dan matanya dipenuhi dengan emosi dan air mata yang tertahan. Tanpa sadar kekuatannya keluar dan dia meremas apel itu hingga hancur. Dia melihat ke arah tangan yang menghancurkan apel itu dengan jijik. Bukan karena tangannya menjadi kotor, tetapi karena melihat kekuatannya sendiri. "Pengorbanan untuk cinta adalah hal yang bodoh." Lelaki itu memandangnya datar. Tetapi ada sesuatu di matanya yang seolah mengatakan, lelaki itu sedang mengejek dirinya sendiri. Naomi memutuskan untuk mengabaikannya. "Kuil keabadian. Kamu ingat tentang tempat itu?" Gadis itu sekarang berdiri, bersandar pada dinding di belakangnya karena kekuatannya mulai pulih. Ranmaru menatap Naomi lekat-lekat. Sebagai manusia, setelah ditusuk berulangkali, dia seharusnya mati, tetapi Naomi memang sebuah misteri. Misteri itu sedikit terungkap saat gadis itu menyebutkan tentang kuil keabadian. Tatapan Ranmaru bertemu dengan tatapan Naomi dan dia mengangguk, seolah mengatakan bahwa dia menunggu gadis itu untuk menyelesaikan ceritanya. "Aku menjadi tetap muda dan tidak bisa mati sejak saat itu. Saat perang itu berakhir." "Pemusnahan seluruh miko dan hoshi,"  imbuh Ranmaru. "Hmm," jawab gadis itu sambil mengangguk. Tatapan mata gadis itu seolah menerawang jauh. Menampilkan ingatan tentang kejadian masa lalu. Masa lalu pasti masih sangat melekat di ingatannya walau dia sudah hidup sekian lama. Akhirnya gadis itu menoleh padanya dan mengangkat bahu. "Akihiko membuat permohonan di tempat itu." Ranmaru mendengus. Apa permohonan yang dibuat adik bodohnya itu di sana? Permohonannya pasti sangat bodoh hingga bisa membuat gadis ini menjadi seperti ini. "Yahh ... dia sudah tidak memikirkan dirinya sendiri. Terlalu takut tentang masa depan." Nada bicara gadis itu berubah dari datar kemudian sedih dengan sangat cepat, dan Ranmaru melihat rona wajahnya berubah menjadi pucat. Terlalu hampa untuk menangis, dia hanya terdiam dengan bibir yang bergetar dan tenggorokan yang tercekat. "Memang benar bahwa aku menginginkan kami bersama dan aku juga sangat yakin dia juga merasakan hal yang sama." Cinta dari beberapa dekade yang lalu itu meninggalkan kelabu di wajahnya. Gadis itu menatap tanah, melamun lagi, dan Ranmaru melihat bagaimana gadis itu berada dalam kondisi yang tidak stabil. Mengingat kesakitan masa lalu kemudian kembali merasakan kehampaan hidupnya sekarang. Silih berganti antara sadar dan melamun. "Dan ternyata tidak seperti itu. Semua yang ada adalah tentang perlindungan, bukan cinta. Akihiko tetap mencintai kekasihnya yang sudah lama mati, nenek moyangku yang sangat mirip denganku." Naomi menatapnya, matanya seolah memohon pertolongan, tetapi tak terlalu berharap. Dia gadis yang kuat, itu yang dia percayai. Tetapi dia juga tersakiti–dan Ranmaru bertanya-tanya apakah akan ada seseorang yang bisa menyelamatkan gadis ini. "Dia membuat permohonan untuk memberimu perlindungan, bukan?" Naomi mengangguk secara perlahan. "Awalnya, kehidupan kami bahagia. Akihiko terlihat sama, tetapi sebenarnya dia berbeda. Dia kehilangan kemampuannya sebagai yokai. Dia tak bisa menyembuhkan dirinya sendiri dengan cepat dan kekuatannya melemah. Tetapi sebaliknya saat aku dalam bahaya, aku selalu bisa tetap hidup apapun yang terjadi." Dia kembali mendesah dan menutup matanya dalam kesakitan. Kenangan kembali terpampang di hadapannya satu persatu. Menghantamnya dengan kesedihan masa lalu. "Hingga beberapa tahun berlalu, aku mulai berpikir, bahwa Akihiko tidak akan bisa bersamaku lagi hingga akhir waktuku. Umur panjangnya sudah menjadi milikku, begitupun kekuatannya. Dia menjadi manusia biasa tanpa kekuatan apa-apa," kemudian gadis itu menambahkan, "dia meninggalkanku sendirian." Dia kembali menatap pada mata emas milik Ranmaru. Mata yang sangat familier itu mengganggunya. Sudah begitu lama dia tidak melihat yokai. Sudah begitu lama dia tidak melihat sesuatu yang mirip dengan Akihiko. Perutnya merasa mual dan dia hampir saja muntah.  Dia benci perasaan yang mulai bergejolak di dalam dirinya–nostalgia–yang tidak adil bagi Ranmaru. Dia lebih berharap lelaki itu pergi secepatnya. Naomi hampir saja ingin bergantung padanya–ingin mengikutinya untuk menghentikan waktu dan membuatnya hidup di masa lalu. "Aku–aku harus pergi sekarang," ucapnya sambil membenahi syal usang di lehernya dan mengambil tasnya. Dia menghindar untuk menatap Ranmaru dan mulai bergegas pergi. Ranmaru menatapnya pergi dengan wajah datar. Lelaki itu melihat bahwa gadis itu masih lemah dan berjalan dengan terhuyung-huyung. "Kamu sakit," ucap Ranmaru. Suaranya masih saja kaku dan tegas tetapi di telinga Naomi suara itu terdengar sangat lembut. Dia akan membalas, berencana untuk mengatakan sesuatu yang sarkastik pada lelaki itu, tetapi tiba-tiba dia merasa dunia di sekitarnya berputar-putar. Dia merasa pening dan merasa tubuhnya menjadi berat. Cahaya matahari yang terlihat dari celah-celah lorong itu terlihat menjadi abu-abu, kemudian hanya gelap yang memenuhi pandangannya. Ketika gadis itu jatuh pingsan, Ranmaru menangkapnya – meskipun biasanya dia tidak akan peduli tentang hal seperti ini. Kenapa dia harus peduli? Dia bisa saja meninggalkan gadis ini di jalanan seperti ini. Dia tidak peduli–tetapi dia merasa jenuh–penasaran dan merasa tertarik karena sebuah wajah dari masa lalu kembali datang ke hidupnya. Karena ketika dia melihat gadis ini, dia teringat wajah adiknya, dan wajah adiknya mengingatkannya pada wajah ayahnya. Rasa jijik dari masa lalu kembali membuatnya mendengus. Adiknya selalu lebih mirip ayahnya dibandingkan dirinya sendiri. --- Miko (**) adalah istilah dalam agama Shinto di Jepang, merujuk pada wanita kuil (jinja) atau pendeta-wanita pendamping yang dulu pernah dipandang sebagai dukun, tetapi dalam budaya Jepang modern pekerjaan tersebut dikenali sebagai peran secara adat dalam kehidupan di kuil sehari-hari, terlatih untuk mengerjakan tugas mulai dari melakukan penyucian hingga melakukan Kagura, suatu tarian suci. Hoshi : seorang bhikshu (**, ほ う し, hōshi) adalah seorang pendeta Buddha yang mampu menggunakan kekuatan spiritual. Para bhikshu umumnya menggunakan berbagai senjata dan artefak magis, seperti shakujō (**, "staf sounding"), sutra, dan tasbih, untuk nama yang paling umum digunakan. Yōkai (**, よ う か い), atau iblis, adalah makhluk gaib yang sangat kuat yang ada di Feudal Jepang. Faktanya, selama masa perang saudara yang penuh gejolak ini, setan tampaknya berkembang. Yōkai terdiri dari varietas yang tak terhitung dan beragam yang tumbuh lebih kuat seiring bertambahnya usia dan garis keturunan mereka yang bervariasi. Mereka dapat ditemukan di banyak lokasi, mulai dari gunung hingga hutan; beberapa bahkan bersembunyi di antara tempat tinggal manusia, sering kali menyebabkan masalah bagi penghuninya.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.2K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.5K
bc

I Love You Dad

read
283.2K
bc

Marrying Mr. TSUNDERE

read
380.6K
bc

The Seed of Love : Cherry

read
112.1K
bc

When The Bastard CEO Falls in Love

read
370.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook