bc

DINIKAHI PRIA IMPOTEN

book_age18+
240
FOLLOW
3.7K
READ
HE
boss
heir/heiress
blue collar
drama
bxg
brilliant
like
intro-logo
Blurb

Demi biaya pengobatan kakeknya, Izora terpaksa menerima perintah sang paman untuk menikah dengan Shan, pria kaya yang sayangnya seorang impoten. Bahkan tidak ada satu pun wanita yang mau menerima pinangan dari keluarganya.

.

Selama menjadi istri Shan, Izora selalu diabaikan seolah tidak terlihat. Mereka tinggal di bawah atap yang sama, tetapi tidak pernah berinteraksi seperti orang asing.

.

Suatu hari, ketika Shan melakukan perjalanan bisnis. Ada seorang pria yang masuk ke kamar dan menodainya. Pria itu menawarkan banyak hal seperti status, harta, dan lain sebagainya.

.

Seperti apa kelanjutan kisah rumah tangga Izora dan Shan?

Mampukah ia mempertahankan rumah tangganya, sementara pria asing itu terus mempengaruhi pikirannya?

.

Cover photo by Bing and design by me

.

Cerita ini dipublikasikan pada 25 Januari 2024

chap-preview
Free preview
1. Buruk Rupa
Di ruangan serba putih, aroma obat-obatan menguar memenuhi udara. Terlihat, seorang wanita cantik dengan rambut hitam panjang tergerai sedang berdiri menatap sayu ke arah ranjang pasien. Di sana, terpampang sosok pria tua terbaring lemah dan berbagai alat kesehatan menempel di tubuh ringkihnya. Sejak dua tahun yang lalu sampai detik ini, selang yang ada di tubuh terus bertambah untuk menunjang kehidupannya. Wajah pria tua itu tampak pucat. Tubuhnya terlihat begitu kurus, seakan-akan bisa langsung terhempas ketika angin datang berhembus. "Tidak akan kubiarkan Kakek pergi," batin gadis cantik itu. Ia mencengkram rok yang dikenakan dengan penuh tekad. Di belakang wanita dengan nama lengkap Izora Zivana, seorang pria paruh baya berdiri. Pria bernama Danadyaksa itu adalah paman dari pihak ayahnya. "Pernikahan akan diadakan besok pagi. Jangan pernah berpikir untuk kabur kalau ingin kakekmu tetap hidup," bisik Danadyaksa mengancam. Tatapan matanya lurus ke arah pria tua dengan seringai tipis muncul di wajah liciknya. Izora hanya diam, menatap kakeknya yang semakin memucat dengan bulir-bulir bening membasahi wajah cantiknya. Andai satu alat saja dilepas, nyawa sang kakek akan melayang karena dapat bertahan hidup sejauh ini berkat alat-alat itu. "Andai dia laki-laki tampan dan normal, mungkin aku tidak akan melibatkanmu sampai sejauh ini," sambung Danadyaksa menggebu. Dua minggu yang lalu, seorang pria tua datang menemui Danadyaksa dan melamar putri semata wayangnya untuk dinikahkan dengan Shankara Bagaspati. Berhubung ia tahu keluarga itu sangat kaya, jadi tidak sanggup menolak dan menumbalkan Izora. "Paman, bisakah tidak memaksaku seperti ini?" Izora membalikkan tubuhnya, menatap sendu Danadyaksa. "Jika Paman tidak sudi membiarkan putri Paman menikah dengan laki-laki itu, seharusnya Paman juga tahu aku pun sama. Bagaimana bisa Paman melakukan ini padaku?" Izora tidak bisa menahan kekecewaannya lagi. Pernikahan yang Danadyaksa paksakan seperti ajang bunuh diri baginya. "Aku tidak peduli! Entah kau keberatan atau tidak, itu sama sekali bukan urusanku!" Danadyaksa tidak bisa membuang kesempatan emas. Dengan menikahkan Izora dan Shan, akan banyak keuntungan yang diraih. Perusahaan yang baru diliris akan mendapat banyak sokongan dana. "Tapi, Paman." Izora menyentuh tangan Danadyaksa, tetapi lekas ditepis. "Tidak ada kata tapi! Kalau kau menolak, aku akan menghentikan biaya pengobatan kakekmu!" ancam Danadyaksa menggebu. Ancaman itu lagi-lagi terlontar membuat Izora tidak berdaya. Namun, ia sama sekali tidak menyerah dan terus memohon. "Tidak, Paman, jangan. Aku mohon jangan hentikan biaya Pengobatan Kakek." Izora berlutut di bawah kaki sang Paman berharap pernikahan itu akan dibatalkan, "Kalau pernikahan ini batal, aku janji akan bekerja dengan giat. Aku akan mengganti semua biaya yang telah Paman keluarkan," imbuhnya menggebu. "Hahaha ... memangnya berapa gajimu sebulan? Bahkan jika gajimu selama sepuluh tahun dikumpulkan, tidak akan pernah cukup untuk mengganti biaya pengobatan kakekmu selama satu bulan," sanggah Danadyaksa mengejek. Biaya pengobatan Kakek Izora sangat mahal. Jika bukan karena memiliki rencana jahat di belakangnya, Danadyaksa tidak akan rela membuang-buang uang sebanyak itu. "Aku akan mencari pekerjaan paruh waktu dan--." "Cukup!" bentak Danadyaksa memotong ucapan keponakannya. "Aku mohon, Paman. Aku masih terlalu muda dan belum ingin menikah." Izora memegangi kaki pamannya dengan wajah berderaian air mata. Tidak peduli betapa menyedihkan Izora, Danadyaksa menendang keponakannya, hingga jatuh tersungkur. Jika terus berlama-lama di sana, kesabarannya akan habis dan menimbulkan keributan. "Pernikahan akan diadakan secara sederhana. Jadi selain keluarga inti, tidak ada satu orang luar pun yang tahu dan kau masih bisa hidup bebas," ujar Danadyaksa, bersiap untuk pergi. Melihat pamannya melangkah menjauh, Izora bergegas merangkak dan menyentuh kaki sang paman lagi. "Tidak, Paman. Aku mohon jangan lakukan ini. Aku tidak ingin menikah dengan laki-laki itu," mohon Izora sesenggukan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Danadyaksa kembali menghempaskan kakinya. Tidak peduli meski Izora terjatuh lagi, pria paruh baya itu melanjutkan langkahnya dan pergi. "Paman, aku mohon, aku tidak ingin menikah dengan laki-laki itu," ujar Izora lirih di tengah isak tangisnya. Tatapan matanya yang mengabur pun tertuju pada sang paman, hingga sosoknya menghilang. Sepeninggalnya Danadyaksa, Izora tidak berniat untuk bangkit dan hanya melampiaskan kekecewaan dengan menumpahkan air mata sampai mengering. "Jika memang ini takdirku, maka biarkanlah takdir ini membawa kebahagiaan," bisik Izora dalam hati. Tangan kiri bergerak membekap mulut agar tangisnya tidak menimbulkan suara dan tangan kanan memukuli d**a yang kian terasa sesak. *** Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Sejak tiga jam yang lalu, Izora menunggu suaminya di meja makan sampai tertidur. Tidak sengaja, ia mendengar suara pergerakan dan terbangun. Kemudian, melihat Shan sedang menuang air di gelas. Pakaian yang dikenakan masih sama seperti tadi pagi ketika pergi bekerja. Jadi, wanita itu pikir sang suami baru saja pulang. "Apa kau sudah makan malam?" tanya Izora dengan suara serak khas bangun tidur. Shan meneguk air di gelas sampai tak bersisa. Ia meletakkan gelas kosong itu di meja dan sedikit dihentakkan. Izora cukup terkejut dengan tubuh tersentak. Namun dalam sekejap, ekspresi wajahnya berubah normal. "Aku ingin ...." Tangan Izora menggantung di udara. Ucapannya hanya sampai di tenggorokan dan tidak bisa terlontar. Tidak peduli dengan apa yang akan Izora katakan, Shan melangkah pergi seolah wanita itu tidak ada di sana. Wanita cantik itu menatap fokus punggung suaminya yang kian menjauh. Sudah satu minggu menikah, tetapi ia selalu diabaikan. "Tidak peduli dia impoten dan buruk rupa, kau tetap harus bertahan demi kelangsungan hidup kakekmu. Kalau tidak, biaya pengobatan akan dihentikan detik itu juga." Kata-kata sang paman ketika memaksa menikah terus terngiang di kepala Izora. Harusnya, wanita yang menikah dengan Shankara Bagaspati bukan Izora melainkan anak pamannya. Berhubung pria itu pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan wajah dan alat vitalnya, jadi perjodohan itu dilimpahkan pada Izora. "Bagaimana bisa aku bertahan, sedangkan sikapnya selalu seperti ini? Tidak masalah meski dia tidak tampan dan disfungsi seksual, asalkan sikapnya sedikit lebih baik padaku," ujar Izora lirih. Sikap Shan pada Izora sangat dingin dan kaku. Terlihat seperti pria yang digambarkan pada novel-novel romantis. Memang postur tubuhnya tinggi kekar, tetapi wajahnya tidak tampan. Harusnya sikapnya sedikit lebih baik dan tidak dingin seperti pria tampan pada umumnya. "Kakek, aku harus apa? Aku tidak bisa terus-menerus tinggal bersama pria dingin itu," keluh Izora dengan helaan napas berat yang terdengar. Jika bukan demi kakeknya yang sedang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan biaya banyak, mungkin pernikahan itu tidak akan pernah terjadi. Mungkin Izora bisa dengan mudah menolak perintah pamannya dan melanjutkan hidup sesuai keinginan sendiri. "Aku hanya ingin mengatakan kalau besok pagi akan kembali bekerja." Izora merebahkan kepala di meja menghadap ke samping. Izora memulai karirnya dengan bekerja di sebuah perusahaan dalam bidang perhotelan, sejak kakeknya jatuh sakit. Jabatannya di sana sebagai karyawan biasa di bagian housekeeping. Setelah wisuda nanti, ia berencana meningkatkan jabatannya menggunakan ijazah yang dimiliki. "Shankara Bagaspati." Izora menuliskan nama suaminya di meja menggunakan jari telunjuk, "Aku katakan besok pagi saja sebelum berangkat bekerja," sambungnya beranjak berdiri. Izora berjalan meninggalkan meja makan menuju lantai dua di mana kamarnya berada. Tepat di depan pintu kamar Shan, ia berhenti dan menatapnya sejenak. Kemudian, melangkah ke sisi kanan dan masuk ke kamar bergegas tidur. Keesokan harinya, Izora mengenakan pakaian kerja menunggu di meja makan. Kemeja tiga per empat dan rok panjang selutut. Rambutnya disanggul dengan riasan natural di wajah kecilnya, membuat wanita itu terlihat lebih anggun. "Kenapa Shan belum pulang? Sudah pukul berapa ini?" Dengan gelisah, bola mata hitam Izora menatap arloji di pergelangan tangan kiri. "Sudah pukul enam lebih dan dia belum juga kembali." Setiap hari, Shan akan melakukan ritual lari pagi. Biasanya, sebelum pukul enam pria itu sudah sampai di rumah. Namun sayangnya, sampai sekarang tak kunjung kembali. "Aku bisa terlambat kalau terus menunggu seperti ini," gumam Izora bingung. Tidak ingin terlambat di hari pertamanya bekerja setelah cuti satu minggu, Izora memilih pergi dan akan memberitahu Shan di malam harinya. Akan tetapi, baru saja keluar dan menutup pintu terdengar suara yang sangat dingin. "Mau pergi ke mana kau?!" Izora membalikkan tubuh dan mendapati Shan ada di sana. Pria itu menatapnya tajam, seolah tatapannya bisa langsung menusuk ke jantung. Untuk pertama kalinya Shan membuka suara dengan raut wajah yang sangat menakutkan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook