bahan baru

1925 Words
Beginning after end 4 Sebuah stone memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Bahkan mampu mengembangkan sebuah kekuatan hingga memiliki titik batas yang tak terlampaui lagi. Benar-benar benda yang menjadi perebutan di masa depan, bahkan banyak orang yang rela menikam sesama hanya untuk sebuah stone. Tapi saat dirinya kembali. Abigail bisa menyusun ulang rencananya, mungkin di masa saat ini, ada beberapa orang yang sudah mengetahui kekuatan dari stone yang tersembunyi di beberapa tempat. Hanya saja belum banyak orang yang mengetahui hal itu. Dan tentu saja hal itu bisa diantisipasi oleh Abigail. Dia akan membuat pasukannya sendiri, orang-orang yang memang benar-benar percaya padanya dan pernah dia tinggalkan di masa lalu hanya karena Fluxy, wanita yang sudah menikam dirinya dari belakang. Di masa ini. Abigail akan menyeleksi orang-orang itu dan mengajak mereka untuk menciptakan dunia tanpa sebuah kekuatan. Hal itu di mulai dengan Frey, dia ingin sahabatnya ini mengembangkan apa yang sudah dia berikan tadi, setidaknya 70% dari apa yang bisa dia serap dari stone biru itu. "Tenanglah, tarik napas mu perlahan-lahan lalu hembuskan. Fokus pada titik energi dalam dirimu dan coba kuasai, lalu perlahan kau bisa memurnikannya." Abigail merasa Frey sudah dalam batas kemampuannya, tapi ada keinginan kuat dalam diri Frey yang membuat dirinya bisa menyerap lebih lama lagi. Hanya saja aliran darah dan kekuatan yang bercampur di seluruh tubuhnya sama sekali tidak beraturan. Wajar, karena untuk usia mereka, Frey masih belum banyak mengembangkan kekuatan fisiknya hingga membuat dirinya benar-benar kekurangan dalam memurnikan kekuatan dari stone itu. Energi yang di keluarkan dari baru kecil itu benar-benar dahsyat hingga Abigail saja harus berusaha dengan keras saat mencoba memurnikan kekuatan stone untuk pertama kalinya. Dia tersenyum puas saat melihat Frey sudah masuk ke tahap 80%, dan sebentar lagi dia yakin sahabatnya itu akan mampu menyerap semua energi dari stone itu. Hanya saja, kekuatan yang sudah melebihi kapasitas itu membuat tubuh Frey menjadi dingin. Bahkan sangat dingin hingga membuat Abigail sedikit cemas. Dia berusaha untuk menyalurkan kekuatan dalam kepada Frey, berharap suhu tubuh sahabatnya itu akan segera turun. Hanya saja, apa yang dia lakukan seolah percuma. Lalu satu hal terpikirkan dalam benaknya, dia segera mengangkat pakaian Frey, dan mencari titik Meridian aliran manna dalam tubuh Frey, lalu dengan jarinya dia mencoba untuk membantu kelancaran penyerapan kekuatan itu. Usahanya sedikit membantu, suhu tubuh Frey berlangsung membaik, dia mulai menghangat lagi, dan itu bisa membuat Abigail bernapas lega. Dia bisa fokus dengan membantu memberikan tenaga dalam agar tidak ada lagi aliran manna yang tersumbat dan membuat suhu tubuhnya menurun. Butuh usaha lama, karena sejatinya ini adalah kali pertama Frey menyerap kekuatan. Terlebih, stone yang dia berikan adalah stone yang dimiliki oleh blue dragon, makhluk yang terkenal kuat dengan segala daya hancur yang mengerikan. Beruntung Abigail memiliki waktu yang tepat untuk menyerang makhluk itu. Jika dia telat sedikit saja, maka dia yakin dirinya tidak akan mampu mengalahkan makhluk itu. Tiga jam berlari, dan aura kekuatan yang menguar dari tubuh Frey sangat terasa, jika hal ini di teruskan, maka akan ada orang yang curiga dengan keberadaan mereka. Terlebih kekuatan yang dikeluarkan oleh Frey sangat besar. Untuk mencegah sesuatu yang tak diinginkan, Abigail memasang sebuah penghalang yang bisa menyamarkan keberadaan kekuatan mereka. Ingatan masa depan membuat dia dengan mudah merapal mantra yang ada. Dia bisa dengan leluasa membuat barel penghalang dengan sihir dasar. Tentu saja, pengalaman adalah segalanya yang bisa dia lakukan. Orang pintar tanpa pengalaman saja tidak akan bisa berkembang, jika mereka hanya diam saja tanpa mencari sebuah pengalaman. Setelah merasa aman. Abigail kembali fokus untuk membantu Frey. Setidaknya dia harus bisa menyerap semua kekuatan dari stone itu, agar kekuatan dalam diri Frey benar-benar berkembang. Lalu tak lama setelahnya, dia merasakan sebuah ledakan energi dalam diri sahabatnya itu. Sungguh luar biasa, bahkan ledakannya saja mampu membuat tekanan udara di sekitarnya semakin berat, daya tarik gravitasi di sekitar Frey semakin terasa sangat berat. Abigail dibuat kesulitan bernapas hanya karena ledakan kekuatan itu, tapi kemampuannya dalam mengendalikan diri dan kekuatan sungguh luar biasa, hingga membuat Abigail bisa menangani hal itu dengan mudah. Dia langsung menitik titik Meridian yang membuat ledakan itu terjadi. Setelah tekanan di sekitar berangsur membaik, Abigail berbisik lirih. "Fokus untuk memurnikan kekuatan itu hingga menyatu dalam tubuhmu, coba kendalikan apa yang kau bisa hingga kau merasa kekuatan itu benar-benar bisa kau kendalikan." Abigail menjauh, dia bisa bernapas lega sekarang. Biarkan Frey fokus dengan latihannya sendiri. Sedangkan dirinya juga harus fokus untuk memurnikan kekuatan yang belum sempat dia murnikan tadi. Sebelum melakukan hal itu, pertama-tama Abigail kembali mengaktifkan barel pelindung untuk mencegah seseorang masuk kedalam ruangan ini dan mencegah aura yang keluar dari tubuhnya dirasakan oleh orang luar. Dia harus benar-benar fokus, karena kegiatan ini akan memakan waktu yang cukup lama. Dan benar saja, hampir empat jam berlalu, Abigail belum selesai memurnikan kekuatannya. Hanya saja berbeda dengan Frey, ledakan kekuatan dalam dirinya menandakan jika dia sudah selesai. Perlahan Frey membuka matanya, dia merasa aneh. Ada kekuatan yang besar mengalir dalam dirinya, bahkan tubuhnya terasa sangat ringan di sana. Kekuatan yang sangat besar itu membuat dia merasa seperti orang yang baru. Dia menoleh cepat saat merasakan aura kekuatan yang menguar di sisi kirinya, dan saat itu dia melihat sosok Abigail dengan aura yang sangat kental dan sangat kuat, sungguh luar biasa, bahkan aura yang dikeluarkan oleh Abigail, sangat berbeda dengan dirinya. Inikah yang di namakan kekuatan yang sebenarnya, bahkan seluruh Indra dalam dirinya seolah berkembang seiring kekuatan yang dia rasakan. Tatapan matanya lebih tajam dari sebelumnya, Indra pendengar dan Indra perasa lebih sensitif, bahkan suara detak jantung Abigail saja bisa dia dengan dengan sangat sempurna. Sungguh. Dia sama sekali tidak menyangkal jika akan mendapatkan kekuatan yang sangat luar biasa seperti ini. Apakah ini yang di maksud oleh Abigail tadi? Melihat tidak ada pergerakan dari Abigail. Membuat Frey ingin mengetahui lagi sejauh mana kekuatannya, dia mulai memejamkan matanya, fokus pada titik kekuatan dan mencoba memurnikan energi yang dia rasa masih sangat kasar di sana. Dia harus bisa, setidaknya sedikit lagi untuk berusaha demi sahabatnya itu. Dia tidak akan mengecewakan Abigail. Hingga dua jam berlalu. Dia merasa sudah berhasil dengan energi dalam dirinya, aliran darahnya terasa sangat ringan. Pergerakan tubuhnya juga sangat ringan, ini sungguh luar biasa, dirinya seolah mendapat kekuatan yang lebih hebat lagi, entah apa yang bisa dia lakukan dengan kekuatan ini. Hingga ledakan kekuatan yang sangat besar membuat dirinya mundur beberapa langkah. Tekanan yang diberikan oleh Abigail terasa sangat kuat dan hebat, bahkan membuat tubuhnya meremang karena kekuatan itu. Perlahan Abigail membuka matanya, dia tersenyum puas dengan hasil yang dia peroleh, seperti inilah kekuatan yang dia inginkan selama ini. Perlahan dia mengangkat tangannya, menatap tiap jari yang ada di sana dan menggerakkan secara perlahan. Lalu dia menggenggam jari yang lain, menyusahkan jari telunjuk yang mengacung mengarah ke sebuah lemari tua. Dia fokus dengan energi kekuatannya, lalu setelahnya. [Bush!] Sebuah cahaya keluar dari telunjuknya dan mengarah ke lemari dengan kecepatan yang luar biasa. [Brak!] Suara lemari hancur menjadi penanda jika dia berhasil menciptakan sedikit kekuatan dari hari telunjuk, melesat bagaikan anak panah dan meledak bagaikan sihir api yang luar biasa. "A-apa itu barusan?!" Ucap Frey dengan raut terkejut, pasalnya dia baru saja melihat sesuatu yang baru di dunia ini, dan Abigail melakukannya dengan sangat mudah. "Sebuah tembakan energi. Aku hanya memfokuskan energi di jari telunjukku dan melepaskannya." "Apa bisa seperti itu?" Abigail mengangguk pelan. "Tentu saja bisa, kau pun bisa melakukannya jika kau ingin." "Sungguh?" "Coba saja." "Bagaimana cara melakukannya." Abigail terkekeh pelan, sepertinya Frey sangat penasaran dengan kekuatan yang baru saja dia dapatkan. Hanya saja, baru saja Abigail ingin menjelaskan cara kerja dari Skill yang baru saja dia lakukan, sebuah pesan sistem seperti hologram hadir hadapannya. [skill baru aktif. Apakah anda ingin menambahkan skill ke slot?] seperti biasa, ada hal yang dia dapatkan setelah kembali. Sepetinya sistem ini seolah membuat segala hal mudah untuk dirinya. Seperti halnya skill baru ini. Dia hanya tinggal memikirkan saja dan skill akan aktif setelah dia memasukkan ke dalam daftar slot. Hanya saja skill yang baru saja dia gunakan tidak terlalu penting, maka dia akan menyimpan slot untuk memasukkan beberapa daftar skill yang berguna nanti. "Ada masalah?" Tanya Frey terlihat khawatir saat melihat raut Abigail terlihat menegang. "Ah tidak ada. Tenang saja." "Oh, oke." Frey masih berusaha menebak apa yang sebenarnya terjadi, tapi saat melihat Abigail bertingkah biasa saja, dia bisa tenang walau untuk sesaat. "Jadi apa yang kau ingin tahu?" "Tentu saja semua hal yang baru saja aku dapatkan, semua karena kamu, jadi kamu harus bertanggung jawab untuk itu." Yah sepertinya Abigail harus menjelaskan sedikit tentang stone dan kekuatan yang dimiliki oleh Frey. Setidaknya dia harus mengerti dasar-dasar kekuatan yang ada di dalam dirinya. "Jadi dari mana kita mulai?" Tanya Abigail dengan senyum merekah. Ini adalah momen yang dia nantikan, sepertinya membagi sedikit pengetahuan pada seseorang yang akan menjadi orang kepercayaannya akan sangat menyenangkan. "Kekuatan yang kau gunakan tadi?" "Ini?" Tanya Abigail sembari mengarahkan telunjuknya ke depan dan mengarahkannya pada kursi kecil di sebelah lemari tadi. Frey terdiam sejenak melihat kehebatan kekuatan itu, bahkan ini lebih kuat dari crossbow milik penjaga desa. Dan jauh lebih hebat dari sihir tetua desa yang sejatinya sudah di akui oleh seluruh warga desa. "Bagaimana cara kau melakukan itu?" "Mudah saja, kau sudah memiliki banyak kekuatan, bahkan sekarang kau bisa melakukan hal yang lebih hebat dari itu." "Lebih hebat dari itu?" "Tentu saja." Abigail mengangkat sebelah tangannya. Lalu memfokuskan kekuatan di atas tangannya dan boom, sebuah bola api muncul di telapak tangan Abigail. "Kau bisa melakukan hal seperti ini, lalu." Abigail melempar bola api itu ke arah samping tepat di tembok ruang bawah tanah itu. "Dan kau bisa meledakkan apa yang ingin kau ledakkan." Ucap Abigail setelah melihat hasil perbuatannya. Beruntung dia sudah memasang penghalang hingga membuat kekuatan yang dia hasilkan tidak akan dirasakan oleh orang luar. "Hanya saja, setiap orang jelas memiliki element dan kekuatan lain, dan kekuatanmu sepertinya mengarah ke element air dan es, apalagi stone uang baru saja kau murnikan jelas memiliki element es." Ada beberapa element di dunia ini. Dan stone itu jelas memiliki element di dalamnya, banyak hal yang bisa dikembangkan dari elemen-elemen itu hingga menciptakan sebuah kekuatan baru, lalu dari semua stone yang ada. Akan menciptakan sebuah kombinasi baru yang benar-benar sangat luar biasa. Hanya saja hanya beberapa orang yang mampu mengembangkan kekuatan itu hingga menciptakan kombinasi yang sangat luar biasa. "Coba saja kau fokuskan kekuatan di telapak tanganmu. Dan bayangkan energi itu menjadi sebuah bola. Untuk melakukannya kau harus benar-benar fokus dan mengendalikan aliran kekuatanmu dalam satu titik, yaitu di telapak tanganmu." Frey mengangguk pelan, dia seolah mengerti dengan penjelasan Abigail. "Apakah seperti biasa orang menggunakan sihir untuk keperluan sehari-hari?" "Kurang lebih seperti itu, tekniknya sama saja, hanya yang kau miliki jelas lebih kuat. Dan agak sedikit sulit di kendalikan." Frey seolah paham. Dia menatap sejenak telapak tangannya, lalu coba fokus dan mencari titik kekuatannya, memfokuskan energi itu pada telapak tangannya, seperti yang Abigail katakan tadi. Dan benar saja, mengendalikan kekuatan yang besar tidak semudah yang dia pikirkan, bahkan saat energi itu terkumpul menjadi sebuah bola, seketika kekuatan itu buyar setelah pikirannya terbagi dengan hal lain. Benar-benar sangat sulit untuk melakukan hal itu. Dia harus pandai mengatur momen dan waktu agar kekuatan dalam dirinya bisa dia kendalikan dengan baik. Butuh tenaga dan pikiran yang benar-benar tenang untuk bisa menciptakan kekuatan itu kembali hadir. Dalam diam Abigail tersenyum dengan sudut bibir berkedut. Sebenarnya ada beberapa mantra yang bisa dengan mudah dirapal untuk menciptakan sebuah kekuatan seperti dirinya tadi, tapi Abigail ingin melihat sampai sejauh mana potensi dalam diri Frey. Jika dia bisa menciptakan kekuatan tanpa bantuan rapalan sihir, maka sahabatnya itu bisa berkembang lebih jauh lagi. Dan yang Abigail lakukan hanyalah mengawasi akan sampai mana Frey berkembang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD