39

2160 Words
"Apa yang kamu dapat? Sepertinya kau benar-benar senang?" Aku menoleh, menatap Sonya dengan kondisi yang cukup membuatku harus menelan ludah. Mengabaikan penampilannya aku segera mengalihkan tatapan ku ke perapian. "Bukan sesuatu yang wah, aku hanya mendapat kabar dari Osman. Dia baru saja berhasil menjual belati pedang bulan. Dan mendapatkan keuntungan yang luar biasa." "Oh... Itu bagus." Sonya segera duduk di sebelahku. Dengan selembar kain yang menutup tubuhnya, sedangkan pakaiannya dia jemur karena baru saja di cuci, padahal dia bisa mengeringkan hanya dengan sihir angin. Tapi sepertinya dia memang sengaja melakukan itu. "Nah, makan lah." Tanpa menoleh, aku mengukur ikan bakar ke arahnya, dia menerima itu dengan decakanan pelan keluar dari bibirnya. "Apakah itu sikap seorang pemimpin. Memberikan makanan tanpa melihat orangnya secara langsung?" "Jangan mulai!" "Kenapa? Apa kau tergoda dengan tubuh ku?" Dia mendekat, dan itu membuatku jengah. Aku menoleh, lalu menatap sepasang matanya lekat. "Sudah ku katakan jangan mulai! Aku adalah seorang laki-laki jadi normal jika aku terpengaruh karena itu!" "Itu...?" Dia mengangkat sebelah alisnya seolah meledekku. "Lupakan, cepat habiskan makan mu lalu istirahat, kau harus benar-benar pulih, Karena perjalan kita masih sangat panjang." "Hoo... Aku tidak percaya aku bisa melihat wajah malumu itu?" Sonya benar-benar tidak menghiraukan ucapan, dia bahkan malah semakin gencar untuk menggodaku. "Apakah kau sudah masuk masa pubermu? Atau kau sudah mulai tertarik dengan tubuh seorang wanita?" "Cih. Berhentilah menggodaku!" "Hohoho! Lihatlah rona merah di wajahmu itu. Kau benar-benar malu bukan." Lalu dengan santainya dia mulai memeluk tubuhku dari belakang dengan seringai di wajahnya. "Hihihi. Coba lihat, apakah kamu tergoda?" "Sonya! Hentikan itu!" "Uh... Lihatlah ada yang marah rupanya!" Aku berdecih sekali lagi, sepertinya mengajak Sonya adalah sebuah kesalahan, di rumah di selalu saja menggodaku, dan sekarang, entah kenapa dia selalu saja gencar untuk menggodaku. "Apakah kamu tidak ingin...." Tangannya mulai menyusuri dadaku dan juga tanganku, perlahan-lahan tapi pasti hingga membuatku merinding seketika. "Bukankah aku adalah budakmu. Bahkan jika kau ingin, kamu hanya tinggal mengatakannya saja bukan." Dia benar-benar tidak waras. Aku melirik dia sejenak. Lalu mengangkat tanganku dan berkata. "Mundur dan jaga jarak dariku, menjauhkan dan gunakan pakaian mu! Ini perintah!" Seperti yang dikatakan Sonya tadi, apa yang aku katakan adalah perintah. Dan simbol Janji setia adalah salah satu hal yang membuktikan jika perintah ku adalah nyata. Mendengar perintah langsung dariku tentu saja membuat Sonya merasa kesal. Dia memajukan bibirnya beberapa senti ke depan, lalu menuruti apa yang aku katakan tadi. "Jangan main-main dengan ku." "Cih! Padahal aku bersungguh-sungguh. Kau terlalu lurus menjadi anak muda!" "Dan kau malah ingin merusak masa mudaku, itu tidak baik. Cepatlah berpakaian lalu makan, setelah itu beristirahat!" "Ya ya ya! Apapun itu! Aku akan melakukannya segera!" Itu adalah percakapan terakhir sebelum akhirnya aku benar-benar beristirahat malam ini. Membiarkan dua shadow Undead berjaga. Dan lagi-lagi, Sonya selalu saja menggodaku, kali ini dia melakukannya di dalam tenda. Dan aku tidak bisa berbuat apa-apa selain mendengkus kasar. Karena pada kenyataannya, Sonya sudah terlelap dalam tidurnya. …… Aku melihat waktu. Saat itu sekitar jam 8 pagi tetapi Aku tidak merasakan kantuk. Pagi aku dibangunkan oleh kicau burung. Dan kini sudah saatnya untuk melanjutkan perjalanan. "Hey. Tante tua! Bangun sudah siang!" "Em... Sebenharr laghiii!" Aku mendengkus dan membiarkan dia untuk tidur lebih lama lagi, lalu setelah itu barulah aku keluar untuk menyiapkan sarapan. Udara pagi ini cukup cerah dan lumayan bagus untuk melakukan perjalanan. Aku mengeluarkan bahan makanan lalu segera bergegas untuk memasak. Tak lama setelahnya aku sudah menyiapkan bubur untuk sarapan pagi ini. Tak lupa minuman suplemen agar kami mendapatkan asupan yang cukup untuk hari ini. Aku tidak tahu apa yang akan menanti kami di perjalanan nanti. Tapi setidaknya berjaga-jaga adalah pilihan yang tepat. "Kenapa kau tak membangunkan ku?" Aku menoleh dan mendapati Sonya baru saja keluar dari tenda. "Aku sudah mencobanya, tapi kau terlalu lelap untuk dibanggakan. “Oh? Baiklah!” Sonya berjalan mendekati ku lalu duduk dan mengambil piring untuk sarapan. Yah rutinitas pagi kami berjalan seperti biasanya. Lalu setelah selesai kami langsung melanjutkan perjalanan. Kali ini perjalanan tidak seberat kemarin. Kamu hanya perlu menyusuri hutan yang akan membawa kami ke kaki gunung. Lalu setelah melewati kaki gunung. Kami akan bertemu dengan gurun dan di sana adalah lokasi di mana stone kebangkitan berada. Perjalanan yang cukup panjang, tapi tidak masalah semua aku lakukan untuk stone yang berharga itu. ==== Kami berdua melanjutkan perjalanan menyusuri hutan yang cukup gelap. Beberapa kali kami bertemu dengan monster bersekala kecil. Yang bisa dengan mudah dikalahkan oleh shadow Undead. Dan di sana adalah momen yang bagus untuk mengumpulkan bahan obat dan juga barang jarahan lainnya. Sepanjang perbatasan Frost Forest. Aku tidak menemukan monster yang berbahaya seperti sebelumnya, perjalanan kali ini benar-benar damai. Aku bisa bernapas sedikit lega, karena dengan ini aku bisa menghemat energi sihir dan stamina ku. Setidaknya sampai aku bisa bertemu dengan monster kuat seperti sebelumnya. Walau pada kenyataannya, monster kecil sangatlah mudah untuk dikalahkan dengan kekuatan kami, pada dasarnya kami dapat menanamkan target apa pun yang datang tanpa tekanan. Setengah jam kemudian, kami mencapai Lembah Gunung Greenstone. Membentang di depanku adalah pegunungan tak berujung. Hutan hijau subur menutupi pegunungan, dan bahkan dinding tebing lembah gunung di dekatnya tertutup lumut, menyerupai batu hijau. Lembah Gunung Greenstone dinamai berdasarkan fenomena alam ini. Aku mengangkat pedangku dan berjalan ke kaki gunung saat aku mengamati tanaman di kedua sisi. “Seperti apa kaki gunung greenstone itu?” Aku bertanya. “Aku tidak tahu. Bahkan aku belum pernah melihatnya.” Sonya tertawa pelan, matanya yang indah menyapu wajahku. Dia tersenyum penuh arti. “hey anak kecil, kamu benar-benar naif ternyata …” “Naif? Apakah kamu mengutukku …” aku melirik ke arahnya, apakah dia membicarakan masalah tadi malam, apakah hal itu masih berlanjut, ku pikir dia sudah melupakannya. “Tidak, hanya saja ku pikir kau benar-benar naif …” “Hmph, terserah apa katamu!” aku mengabaikan dan memilih melanjutkan perjalanan kum Aku terus melangkah hingga kami mulai memasuki lembah pegunungan. Logikanya, tempat ini seharusnya memiliki banyak tanaman herbal dan juga beberapa monster. Contohnya saja dreamglass seharusnya berada di lembah pegunungan. Sonya dengan cepat mengikutiku seperti kupu-kupu cantik yang beterbangan di antara bunga-bunga. Dia tak memikirkan apapun. Bahkan pertahanannya sangat terbuka di sana. Aku belum pergi terlalu jauh ketika suara perkelahian tiba-tiba datang dari arah depan. Aku bahkan bisa melihat cahaya sihir melintas di sana! Sebuah pertarungan! Lalu sebuah bola sihir datang ke arah kami, itu gerakan yang tiba-tiba hingga Sonya tak tapak menghalau gerakan itu. Aku yang sudah waspada sejak tadi langsung secara naluriah memblokir serangan itu tepat di depan sonya. Aku mencabut pedangku dan berkata, “Sepertinya seseorang sudah ada di dalam … tetaplah waspada;” Sonya mengulurkan tangan untuk mendorongku ke samping dengan lembut. Dia tersenyum dan berkata, “kenapa aku harus waspada jika aku memiliki tuan baik hati seperomu. Aku percaya kau akan melindungi ku." Cih! Dia meremehkan segala hal. Dan itulah yang aku benci darinya. Setelah berjalan beberapa menit lagi, aku dan Sonya tiba-tiba melihat perkelahian terjadi di tempat terbuka saat bersembunyi di hutan. Ada sekitar sepuluh prajurit yang menyerang bos yang kuat bersama. Bos itu adalah boneka berbentuk manusia dengan kepala batu yang seluruhnya tertutup batu hijau. Itu memiliki level yang sangat tinggi! "Bukankah tempat ini adalah tempat yang tak terjangkau? Lalu siapa mereka?" "Aku tidak tahu..." Aku menjawab tanpa menoleh. "Melihat pakaian yang dikenakan boleh orang-orang itu sepertinya aku tahu siapa mereka." "Fraksi naga gila?" Sonya menggeleng pelan. "Fraksi gelap. Sepertinya mereka mengincar inti stone dari monster ini." Aku mengerti sekarang, lalu memilih untuk melihat statistik dari monster yang mereka hadapi. Penjaga Boulders (Bos D Rank) Tingkat: 35 Serangan: ??? Pertahanan: ??? HP: ??? Keterampilan: ??? …… “apa.mereka gila! Mereka Bos peringkat D?” Aku masih tidak percaya, bahkan jika dilihat berkali-kali sekali pun mereka melawan bos peringkat D yang mana itu adalah tingkat yang cukup mustahil. Sonya berbisik sambil berdiri diam di sampingku, “Bos D Rank? Bukankah itu bos terkuat saat ini. Hmph, orang-orang itu membawa berita dan berasumsi bahwa orang lain tidak akan mengetahuinya.” Aku melihat dan menemukan bahwa sebagian besar orang yang menyerang penjaga bongkahan batu ini adalah orang-orang yang pernah aku temui sebelumnya. Dan benar saja, mereka adalah berasal dari fraksi gelap. Sepertinya mereka benar-benar gila untuk mendapatkan sesuatu yang seharusnya tidak mungkin. Sial sepertinya aku tidak memiliki kesempatan untuk lewat Roaming Dragon memegang tombaknya saat dia mengarahkan pertempuran. Salah satu pemburu jarak dekat yang paling dekat dengan bos maju dan mundur dengan baik, mereka seolah tahu apa yang harus mereka lakukan, untuk itu mereka segera mundur setelah melakukan pukulan, mengalir dan berlatih gerakannya. Prajurit ini juga seseorang yang Aku kenal. Prajurit Level 30, Pengampunan Besi! Ya, ini adalah orang yang telah membeli Barang Habis Peringkat 3 dalam jumlah besar dari ku. Aku sangat menyesal. Aku tidak pernah berpikir bahwa dia adalah seseorang dari naga gila. Kalau tidak, aku tidak akan memberi mereka makanan berharga yang dibutuhkan untuk mengalahkan bos ini! Somya tiba-tiba menusukku dengan gagang pedangnya dan berbisik pelan. “Hei, bagaimana kalau kita mencuri bos ini?” Aku melotot dengan ekspresi terkejut. “sudah jelas mereka sedang bertarung sekarang. Dan kamu ingin mencuri bos?” “Iya.” Dia mengangguk dengan serius. Aku menatap dia seolah apa yang direncanakan tidak akan mungkin terjadi. “Hentikan itu. Aku mengajakmu agar kamu bisa lolos dari lembah darah dengan mudah, dan sekarang kami berpikir untuk melakukan hal yang sama gilanya dengan mereka. itu sama saja dengan bunuh diri!” Mulut Sonya terbuka lebar. Dia tampak tidak percaya. Aku mengatupkan bibirku dan mengubah kata-kataku. “Tidak, jika kamu benar-benar ingin mencuri bos, maka aku akan melakukannya sendiri! Kamu hanya akan membantuku dari belakang!” Sonya menyeringai dan meninju ku dengan tinjunya. “Kamu meminta pemukulan? Mengapa berpura-pura saat kamu sejak awal sudah? Mari bekerja sama. Bersama-sama kita akan mencoba untuk mencuri poin pengalaman bos. Lalu dengan boneka-boneka mu itu, kamu bisa mencuri barang jarahannya bukan.” Aku mengangguk, itu adalah pemikiran yang simpel jadi aku mengiyakan ajakannya. Lalu aku mengamati mereka dan melihat dari kejauhan sebelum berkata, “Bagaimanapun juga, aku tidak akan membiarkan fraksi gelap dan naga gila mendapatkan bis tingkat D!" Sonya terkekeh dan bersiap saat matanya tertuju pada bos dan tertawa ringan. “Persiapkan gerakan membunuh terkuatmu. Saat bos memiliki sisa kesehatan yang tersisa, kita keluar. Aku akan membantu dari belakang, dan jangan lupakan boneka mu itu.” “aku tahu, jangan mengaturku!” Aku berteriak, berubah menjadi benang darah dan tenggelam ke tanah. Kemudian Aku perlahan bergerak menuju bos dengan kecepatan 10% ku berkurang. Pada saat yang sama, Aku memutuskan bahwa ku harus berusaha sekuat tenaga untuk mencuri pengalaman dan menjarah. Aku tidak bisa membiarkan Naga Gila berhasil. Aku harus bisa mencuri segala keuntungan dari fraksi gelap. Ketika Aku pindah di bawah kaki bos, Guardian of Boulders hanya memiliki sedikit kesehatan yang tersisa. Iron Pardon telah dipaksa mundur oleh lengan bosnya! Roaming Dragon berteriak, “Tunggu, kamu harus bertahan. Bunuh bos ini. Ini akan menjadi langkah pertama Naga Gila untuk mendominasi Kota Es Terapung!” Sayangnya, impian Roaming Dragon pasti akan hancur! Semua orang mengepung bos dan menyerang. Pada saat itu akan jatuh, sesuatu tiba-tiba terjadi— “Argh!” Raksasa batu itu meraung, lapisan darah muncul di seluruh tubuhnya! Ding ~! Pemberitahuan Sistem: The Guardian of Boulders berhasil membuat marah. Semua statistik meningkat 35%. Itu telah memanggil cangkang pelindung batu dan memasuki keadaan kekebalan sihir selama 30 menit! …… Booooom! Batu raksasa itu tiba-tiba menghantam tanah dan menghancurkan empat pemain guild Naga Gila menjadi pasta. Guntur bergemuruh dan bumi bergetar saat petir menyambar seluruh. Lusinan pemburu terdekat jatuh ke tanah. Hanya tersisa dua orang. Salah satunya adalah Iron Pardon, yang lainnya, Inconstant. Mereka berdua lebih dari ahli Level 30 yang telah menjalani promosi kelas dua !! Aku mengawasinya, menunggu momen yang pas untuk melakukan serangan kejutan. Ayolah Jangan terburu-buru untuk bertindak. Kemarahan bos adalah yang terbaik. Bunuh mereka semua. Ha, kita tidak perlu bertindak secara pribadi untuk mengurus Roaming Naga. "Apa mungkin kita bisa mengalahkan roaming dragon secara bersamaan?" Tanya Sonya tiba-tiba Aku bersembunyi di bawah tanah dan berkata, “Sangat tidak mungkin. Iron Pardon dan Inconstant sama-sama pemburu di Peringkat Surgawi. Dengan mereka berdua di sini, roaming dragon tentu akan sulit untuk di kalahkan, tetap fokus pada rencana awal!” “Lalu …” Sonya berpikir sejenak. “Mari kita kalahkan Iron Pardon dan Inconstant dulu, lalu bunuh bosnya. Jangan terlalu takut. Keduanya adalah orang-orang Roaming Dragon. Mereka disebut Bintang Gemini Naga Gila. Mereka akan menjadi musuh kita di masa depan.” “Cih! Entah kenapa kamu berpikir terlalu jauh tentang hal ini, tapi baiklah kita lakukan itu.” Memegang Weeping Fire Blade, aku tiba-tiba melompat keluar dari tanah seperti dewa kematian langsung dari lubang neraka. Dengan cahaya merah darah, aku menusukkan pedangku ke tenggorokan Iron Pardon. “hay …" aku tersenyum kecil saat melihat reaksi terkejut darinya. "bagaimana kabarmu?” Iron Pardon menatapku dengan kebencian. Tenggorokannya segera ditusuk. Darah menyembur. Tak menunggu lama, dia langsung tumbang dengan luka yang jelas-jelas tak bisa dia kondisikan. Satu tumbang, jadi tinggal satu lagi pemburu tingkat surgawi. Aku harus lebih berhati-hati sekarang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD