38

1963 Words
"Apa-apaan perjalanan ini... Aku tidak pernah berpikir akan seberat ini." Aku melirik ke arah Sonya. Dia terlihat lesu dan mengeluhkan semua hak yang sudah terjadi. Wajar saja, kali ini terlalu banyak hal yang kami hadapi di perjalanan. Dan kini kami baru saja melewati lembah darah yang mana, sebentar lagi kami mencapai titik lokasi yang ditentukan. Aku cukup tidak sabar untuk melanjutkan perjalanan, tapi sebelum itu. Aku memutuskan untuk beristirahat sejenak. Karena perjalanan akan semakin sulit. Stone kebangkitan adalah stone yang di jaga oleh dia monster misterius. Konon untuk mendapatkan stone itu. Ada begitu banyak nyawa yang melayang. Dan itu semua tentu sepadan dengan apa yang di dapatkan. Dulu, seseorang yang memiliki kemampuan kebangkitan. Tentu mendapatkan kekayaan yang luar biasa. Bahkan dia seorang diri mampu mengalahkan pasukan kerajaan dengan jumlah hampir ribuan prajurit. "Apa kita akan benar-benar beristirahat di tempat ini?" "Yah ... Tempat ini jauh lebih baik." Setelah melewati lembah darah. Aku harus memulihkan tenaga ku terlebih dahulu. Dan danau kedamaian ini adalah satu tempat yang sangat bagus untuk beristirahat. Jadi aku memutuskan untuk singgah barang sejenak. "Hem... Setidaknya aku bisa mandi untuk menghilangkan keringat di tubuhku." "Mandi... Apa kau masih memikirkan hal seperti itu di perjalanan ini?" "Tentu saja. Kau pikir aku tidak perlu mandi? Aku juga perlu melakukan perawatan untuk diriku sendiri. Jadi jangan protes akan hal itu." "Cih terserah kau saja. Lakukan apapun yang kau inginkan. Aku akan menyimpan makan malam untuk kita." "Buatkan makan yang enak." Ujarnya sembari melepaskan pakaian tanpa berpikir aku ada di sebelahnya. Sonya selalu saja seperti itu. Menganggap aku sebagai anak kecil yang mungkin belum tahu tentang lawan jenis. Padahal jika dipikir aku adalah orang yang pernah berkuasa di masa depan, kembali dengan ingatan yang sama. Cih, terserah lah, tapi tetap saja. Aku tidak berani menatap dirinya terlalu lama, atau itu akan mempengaruhi ku. === Penampilan Osman di alun-alun kota seperti batu yang dibuang ke kolam. Menilai dari ekspresi terkejut di wajah semua orang, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa penampilannya telah mencapai tingkat yang mematikan. Dia bahkan tidak tersenyum, tapi para pemburu pria di sekelilingnya terlihat seperti sedang mabuk atau terasing. Beberapa dari mereka bahkan menatap kosong ke dadanya … baju besi yang luar biasa dan pertahanan yang tak diragukan lagi, mereka bahkan sampai menyeka air liur mereka. Dia membawa sebuah benda yang di minta oleh, Abigail untuk menghantarkannya pada seseorang. "Kamu orang yang menginginkan belati ini?” tanya Osman yang langsung duduk tepat di sebrang kursi dari wanita yang sudah menunggunya di sebuah kedai makan. “Ya. Jika kamu benar-benar akan menjualnya kepada ku, aku sudah memesannya jauh-jauh hari bukan?" Wanita itu hanya menatap Osman sekali sebelum mengalihkan perhatian penuhnya pada Pedang Bulan. Seolah-olah dia lebih tertarik pada benda itu daripada belati yang di bawa oleh Osman… itu tidak membuat Osman sakit hati. Dia masih dengan santai duduk dan menunggu tanggapan dari sosok yang ada di hadapannya. “Seperti yang dikatakan oleh tuan, aku membawakannya untuk mu.” Osman menjawab dengan bersidekap di depan d**a “Tapi itu sangat mahal. Apakah kamu yakin mampu membelinya?” Kilatan dan senyuman terlihat di wajah sosok itu “Apakah aku pernah mengatakan aku akan membeli belati itu?” Pernyataan itu tentu membuat Osman menajamkan wajahnya. “Jika kamu tidak akan berniat untuk membeli, lalu mengapa kamu membuang-buang waktu ku?” Sosok itu langsung memelotot sebelum membusungkan dadanya yang luar biasa. “Aku tidak membeli, tapi aku bisa memberi mu sesuatu yang bernilai sama sebagai gantinya!” “Oh benarkah?” Osman mulai tertarik dari arah pembicaraan ini. Ketertarikannya akhirnya terusik. Osman tersenyum sangat tipis sebelum bertanya. “lalu apa yang membuat sesuatu itu bernilai sama dengan belati ini?” Wanita itu menatap Osman sekilas. “Ikutlah bersamaku! Aku tidak bisa membicarakannya di tempat ini." Osman tentu tidak berpikir wanita itu akan mencoba membunuh dan merampoknya. jadi dia menyetujui ucapan wanita itu dan mengikuti daei belakang tanpa ragu-ragu. Ketika dia berbalik, jubah putihnya berkibar dan memperlihatkan kakinya yang lembut dan pucat untuk sesaat. Sekilas keindahan itu begitu menakjubkan sehingga Osman sedikit terpengaruh di sana. Osman meneguhkan hatinya untuk tidak terpengaruh dan mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap waspada. Itulah yang dikatakan Abigail kepadanya, dia hanya bertugas untuk mendapatkan uang atau informasi, jadi ketika wanita ini mengatakan akan memberikan sesuatu yang berharga sama dengan belati maka dia mengikutinya. Osman mengikut wanita itu sampai mereka di tempat yang benar-benar sepi. Ketika mereka mencapai tempat terpencil, wanita itu akhirnya berhenti dan berbalik menghadap Osman. Dia kemudian menunjukkan telapak tangannya dan bertanya, “Coba lihat ini. Apa menurutmu itu sebanding dengan pedang Bulan? ” Sebuah cincin dengan cahaya kemerahan terletak di telapak tangannya. Perisai berdarah telah diukir di logam. Itu merupakan item level tinggi! Wanita itu sedikit melengkungkan jarinya dan memunculkan statistiknya. Jendela melayang di udara seperti hologram. Cincin Perlindungan Berdarah (Kelas Baja Gelap) Kekuatan: +18 Pasif: Meningkatkan serangan sebesar 3% untuk pengguna gelap Persyaratan Level: 30 Osman terdiam untuk sesaat, dia tidak bisa mengambil keputusan saat ini, jadi dia memilih untuk meminta waktu. Setelah mendapatkannya dia langsung menghubungi Abigail. "Tuan.... Aku memiliki sesuatu di sini." "Ada apa? Katakan." "Wanita itu... Dia memberikan penawaran lain." "Lalu? Penawaran seperti apa itu?" "Sebuah cincin tingkat baja gelap, itu sebuah item yang cukup langka, ku pikir kau akan tertarik." Untuk sesaat Abigail terdiam, dia berpikir tentang apa yang dikatakan oleh Osman kepadanya. Cincin tingkat Baja Gelap? Darimana wanita itu mendapatkan item seperti itu? Bahkan dia yang menghabiskan setengah hari membunuh Raja Python bersisik emas itu, tidak mendapatkan item yang berharga di sana. Bahkan itu sangat penting untuk keterampilan yang dia miliki saat ini. "Apapun. Jika itu mungkin maka aku ingin mendapatkan cincin itu." "Baik tuan. Akan aku lakukan!" Abigail mengakhiri panggilannya, lalu menatap kosong pada perapian yang ada di hadapannya kini. "Sialan! Kenapa wanita itu bisa mendapatkan item yang menarik. Cih! Aku berharap Osman bisa mendapatkannya untukku. Di sisi lain, Osman segera berbalik dan menemui wanita itu, ekspresinya terlihat dia tidak tertarik dengan penawaran ini. Bahkan dia dengan santai berjalan mendekatinya dan bertanya. "Siapa … pria malang yang kau tipu hingga bisa mendapatkan cincin itu?” Wanita itu mendesis pelan sembari memelototi Osman. “Apa maksudmu menipu? Dimana sopan santunmu? Aku harus melawan monster yang sulit dengan hati-hati selama lebih dari dua jam sebelum Aku mendapatkan cincin ini! Sialan, itu tidak berguna bagiku karena + 3% kekuatan serangan hanya berlaku untuk atribut kegelapan! ” Osman mengangguk pelan, mendengar penjelasan dari wanita itu sebelum memulah. Kekuatan serangan tiga persen! Cincin ini adalah aksesori tingkat langka yang diburu oleh banyak pemburu dan wanita ini menghargainya sama dengan belati pedang bulan! Seperti yang dikatakan oleh Abigail, dia tentu menginginkan cincin itu. Jadi apapun akan dilakukan untuk mendapatkannya. "Jadi, apakah tuan mu menginginkan cincin ini? ” wanita itu memiringkan kepalanya dan menatap Osman lekat. Tingkahnya memperlihatkan seolah wanita itu berusaha untuk menggoda Osman, tapi Osman adalah pria yang berusaha mempertahankan egonya di sana. Di berpura-pura bahwa cincin itu tidak terlalu berarti bagi tusnnya dan menjawab, “Cincin, ya? Ya, itu hanya sebuah cincin. Bagaimana mungkin itu bisa dibandingkan dengan senjata dalam hal kepraktisan? Hmph hmph, sebaiknya lupakan saja. Lagipula tuan ku memiliki banyak pembeli! ” Sontak saja perkataan dari Osman membuat wanita itu menghentak kakinya dengan marah. “Kamu! Apa kamu tidak mengerti? Cincin ini memiliki statistik yang jauh lebih baik dari belatimu itu! ” Osman dengan santai menjawab, “Tapi persyaratannya terlalu aneh. Peningkatan stat itu hanya berlaku untuk pemburu dengan atribut kegelapan, dan sangat jarang pemburu yang memilih atribut gelap sebagai kekuatan inti. Itu sudah akan kehilangan banyak nilai saat aku menjualnya sebagai produk bekas. ” Wanita itu mengertakkan giginya dan melotot ke arah osman. “Apa yang kamu inginkan?” Osman tersenyum. “Aku bisa menukar Belati Bulan-ku dengan Cincin Perlindungan Berdarahmu, tapi aku juga ingin emas sebagai tambahannya. Jika tidak, ini bukan kesepakatan… ” “Ah?!” wanita itu mengeratkan giginya dan menatap Osman dengan tajam “Kamu… ini keterlaluan!” “Tenanglah atau kecantikan mu akan terpengaruh,” tentu saja Osman hanya bergurau tentang hal itu. “Sialan…” Wajah cantik gadis itu dipenuhi dengan keraguan sesaat, tetapi pada akhirnya dia tidak bisa menolak untuk belati itu. “Baik. Berapa banyak yang Kamu inginkan?” Osman tersenyum santai saat gadis cantik itu tidak bisa berkutik. Aku mengangkat dua jari untuk menanggapi pertanyaannya. “Dua emas?” wanita itu berseru dengan kejutan yang menyenangkan. “Baiklah, setuju!” “Ayolah!” Giliran Osman untuk melotot. Jika berurusan dengan uang maka jiwa banditnya langsung keluar begitu saja “Bisakah kamu tidak membiarkan keinginanmu menghalangi kenyataan? Ini 20 emas, bukan 2! ” “20 emas?” Gadis itu berseru kaget sebelum membusungkan dadanya dengan marah. “Apa ini, perampokan? Hmph, aku lebih suka memberikan hidupku daripada emas! Tunggu, itu tidak benar… kamu… ” Dia mengalami kebingungan lagi. Saat ini Osman tentu harus mengatakan bahwa perjuangan internal seorang dewi cukup menarik untuk dilihat. Dia tersenyum ketika wanita itu membuat semua jenis wajah imut seperti keengganan, frustrasi dan ketidaksenangan. === Osman. Akhirnya, dia melihat ke atas dan berkata, “Aku hanya memiliki 17 emas sekarang, jadi Aku hanya dapat memberi Kamu 15 emas. Kau mengerti aku butuh emas untuk membeli ramuan dan menggiling, kan? ” Aku menerima tawaran itu tanpa ragu-ragu dan mengangguk. “Tentu, kurasa aku bisa memberimu diskon teman.” Wanita cantik ini, siapa yang menyangka Leyl seorang pemburu yang dipuja oleh banyak orang begitu menginginkan beli ini. Dia terlihat menggertakkan giginya lagi dan menggembungkan pipinya ke arahku. Dia tampak sangat tidak senang dengan ku, “teman” -nya, sehingga aku curiga dia siap untuk menusuk ku dari belakang jika aku membutuhkan bantuan di masa depan. Aku segera melakukan transaksi, lalu menatapnya dengan senyum tipis di wajahku. Lalu saat aku akan melakukan penukaran, aku segera membatalkan perdagangan dan menatapnya. “15 emas, tidak lebih, tidak kurang!” Gadis menatapku dengan tatapan terluka. Matanya yang bulat dan merah tampak sangat menyedihkan. Aku tahu pada saat itu bahwa lawan ku adalah lawan yang menakutkan. Aku tidak bisa menunjukkan belas kasihan apa pun yang terjadi! Lalu setelahnya dia memberikan kantung uang yang berisi 15 tembaga, aku seketika melotot ke arahnya dan membatalkan perdagangan lagi. “15 emas adalah 15 emas, oke? Bukan 15 perak, bukan 15 tembaga. 15 emas. Kita harus terbuka untuk menjadi orang yang baik dan jujur…” Aku mulai mengajarinya tentang langkah-langkah untuk menjadi orang yang lebih baik. Gadis itu hanya bisa mengangguk dengan lesu lalu menyerahkan kantung uang seperti yang aku minta. Akhirnya, dia memasukkan 15 emas. Perdagangan selesai! Aku segera menyimpan cincin ini untuk tuan Abigail, seperti yang diharapkan, aku bahkan mendapat keuntungan tambahan yang bisa aku gunakan untuk membeli beberapa peralatan. Leyl memegang pedang untuk beberapa saat, sebelum akhirnya menggantungkan Pedang Bulan di pinggangnya. Dia menatapku sekilas dan berkata, “Cukup sepadan …” Aku tidak yakin bagaimana menanggapinya, tapi sepertinya dia puas dengan apa yang dijanjikan. Memang belati yang didapat tuan tidak pernah mengecewakan, aku sendiri meyakinkan hal itu. Jadi apa yang tuan dapat juga sepadan. Aku akan memberikan kabar nanti setelah aku kembali, sepertinya ini akan menjadi kabar yang menyenangkan. Dia berbalik dan melambai padaku. Kemudian, dia menghilang ke kota. Aku tidak terlalu peduli kemana dia akan pergi. Setianya itu bukan urusanku sekarang. Aku segera menghubungi tuan. "Ada apa? Apa kau mendapatkannya?" Sudah ku tebak, tuan selalu saja bersemangat tentang hal ini. Aku tersenyum kecil. "Tentu saja tuan, bahkan akan mendapatkan lebihannya." "Lebihan? Apa yang kamu maksud?" "Aku mendapatkan 20 emas dalam negosiasi tadi." "Apa....!" "Hehe." "Gila! Kamu benar-benar gila, paman! Aku tidak menyangka kamu akan mendapatkan emas dengan begitu mudahnya." "Hem... Mungkin karena jiwa bandit ku yang membuat aku berhasil mendapatkan keuntungan itu." "Haha, apapun itu. Aku sangat senang mendengarnya. Simpan saja sampai aku kembali. Dan jangan lupa untuk membeli kebutuhan untuk kita." "Baik tuan." Syukurlah, aku bisa bernapas lega sekarang, setidaknya pekerjaan ku berhasil, jadi aku bisa pulang dengan tenang ====
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD