27

2753 Words
27 Suasana kembali hening. Aku berjalan berlawanan arah dari orang-orang sebelumnya. Dan sekarang aku menyusuri goa kecil yang ada di sisi lain dari jurang ini. "Paman, bagaimana menurutmu jika jika bermain-main sebentar?" "Bermain?" Tanya Osman dengan wajah aneh. Aku mengambil pelan. "Aku hanya ingin mencoba sejauh mana paman berkembang, yah paman tahu lah, sejak saat itu paman selalu ada di rumah tanpa ku lihat melakukan pelatihan, jadi aku penasaran, sejauh mana paman berkembang." "Em, terserah tuan, jika memang tuan ingin bermain-main sebentar itu tidak masalah." Aku tersenyum kecil, karena saat ini aku bisa merasakan sosok lain datang dari arah berlawanan, yah mereka datang dari arah lain ke lokasiku, jika dari aura yang mereka pancarkan, jelas itu bukan sekelompok orang yang tadi Tapi kalo ini, aku merasakan aura yang cukup kuat dengan beberapa atribut kuat yang mereka miliki. Jadi apakah kita akan bertemu kali ini. Aku terus berjalan, lalu menoleh pelan ke arah Osman. "Bersiaplah, kita akan kedatangan tamu sebentar lagi." Setelah berjalan 100 meter. Kami berbelok pada gang yang ada di ujung tebing. Dan benar saja, langkah kami tiba-tiba saja berhenti. Ada tiga orang berjubah ada di hadapan kami. Dan dari ketika orang itu. Pria bertubuh besar terlihat cukup terkejut ketika melihat kedatangan kami. "Osman?!" Aku melirik ke arah Osman, dia juga terlihat terkejut saat melihat sosok yang ada di sana, jadi aku pikir mereka adalah teman lama yang baru bertemu saat ini. "Apakah paman mengenal mereka?" "Yah. Bisa dikatakan seperti itu." Lalu setelahnya Osman mengangkat wajahnya dan bertanya. "Apa yang kalian lakukan di sini." Pria bertopeng maju satu langkah dan menjawab. "Bukankah seharusnya kami yang bertanya seperti itu?" Dia menatap Osman sejenak. "Kemana saja kau selama ini, aku pikir kau sudah mati hingga tidak pernah terdengar kabarmu." Aku mendengar helaan napas dari Osman, lalu setelahnya dia maju di depanku. "Aku tidak tahu apa tujuan kalian datang ketempat ini, tapi jika itu untuk mencari sesuatu yang sama dengan kami, maka pergilah, aku tidak ingin berebut dan bertukar darah dengan kalian." "Fufufu, apa kau pikir dirimu sudah menjadi yang terkuat?" Balas pria bertubuh besar yang tiba-tiba saja melesat maju. Osman dengan sigap menarik kapaknya dan menangkis serangan dari pria itu. "Hoo... Lihat dia, seperinya dia memiliki kemajuan yang cukup pesat di sini." "Berhentilah mengoceh." Osman menambahkan sedikit kekuatan pada lengannya lalu melakukan dorongan yang mampu membuat pria bertubuh besar itu terhempas. Lalu tak tinggal diam. Dia mendarat dengan kedua kakinya serta pedang yang ia tancapkan pada tanah. "Fufufu. Aku tidak tahu jika kamu sudah berkembang sangat jauh, tapi..." Aku melihat aura yang cukup kuat terpancar, jadi sepertinya aku akan menyingkir dari tempat ini dan membiarkan paman bersenang-senang dengan teman lamanya. Kembali ke pertarungan. Pria bertubuh besar melesat dengan kecepatan yang sangat cepat, lalu tiba-tiba saja dia sudah berada di belakang tubuh Osman, mengangkat pedangnya dan mengayunkannya dengan cepat. Tepat pada saat itu, Osman tidak memiliki kesepakatan untuk menghindar. Namun apa yang terjadi sebelumnya membuatku cukup puas. Pedang pria besar mampu melukai punggung Osman, tapi yang terjadi adalah, tubuh Osman mengeras bagaikan batu dan menepis pedang besar itu dengan mudah, bahkan tubuhnya tidak bergeser sedikit pun, aku cukup puas dengan hasilnya. "Jadi itu adalah kekuatan yang dia dapat dari stone? Aku ingin tahu sejauh mana dia bisa menguasai semua energi yang dia dapatkan." Osman melirik ke arah pria besar dan berkata. "Apa sudah cukup?" "Fufufu apa kamu pikir kekuatan ku hanya sebatas ini?" Lalu setelah mengatakan itu pria besar melompat mundur dan mengambil kuda-kudanya. Osman segera berbalik dan menggenggam pedangnya kuat-kuat. "Baiklah keluarkan semua kemampuan mu." Osman tersenyum seolah menantikan semua pertandingan ini. Aku tidak pernah tahu apa yamg pernah terjadi diantara mereka berdua, tapi melihat aura permusuhan yang ada diantara mereka, tentu aku bisa tahu jika ada masalah diantara mereka berdua. "Jangan menyesal ataupun merengek! Aku akan serius mulai sekarang." Pria besar melesat dengan kecepatan yang tak bisa ku lihat dengan mata telanjang, dia seperti sudah mendapatkan kekuatan dari stone. Tapi melihat aura yang terpancar, aku tidak yakin jika mereka semua mendapatkan kekuatannya dari stone. Karena yang aku tahu, keberadaan stone sendiri belum terlalu diketahui oleh banyak orang. Seperti yang aku katakan sebelumnya. Pria besar itu melesat dengan cepat, lalu tiba-tiba saja dia melakukan serangan bertubi-tubi pada Osman, hanya saja yang dilakukan Osman hanya diam ta oa bergerak, dia menerima semua serangan itu dengan mudah, seolah tida pernah terjadi apa-apa kepadanya. "Apa hanya ini saja yang kau punya?" Osman bertanya, lalu seketika dia mengangkat kapaknya, dan mengulurkan di depan tubuhnya. Dan saat itu juga pergerakan pria besar terhenti, dia tak bisa berkata-kata saat pedangnya menancap pada celah kapak Osman. "Kamu masih terlalu lambat untuk mengalahkan ku." Aku tersenyum, seperinya Osman sudah berkembang cukup jauh, melihat bagaimana dia bertarung membuatku cukup puas. "Ukkk! Apa yang kau lakukan?" Pria besar terkejut dengan apa yang terjadi. Dia berusaha menarik pedangnya tapi Osman menahan dengan sekuat tenaga hingga membuat pria itu kesulitan untuk mengambil pedangnya kembali. "Tidak ada." Osman mengangkat wajahnya. "Aku hanya mencoba untuk menghentikan pergerakan mu itu. Kamu terlihat seperti belalang yang menjengkelkan dan melompat kesana kemari tanpa jeda" Lalu sesaat Osman mengambil kuda-kuda. "Jadi sekarang, biarkan aku menunjukkan bagaimana kekuatanku saat ini." Dia mengangkat kapaknya membuat pria itu ikut terangkat lalu tak lama setelahnya pria itu melepaskan genggamannya. Osman tersenyum, karena setelahnya dia menghempaskan kapaknya di atas tanah dan membuat pedang pria besar itu terhempas. Ujung gagang pedang itu mengenai d**a pria besar dan membuatnya terpental. "Jangan meremehkan ku sekarang. Aku menghilang bukan karena aku mati. Tapi aku memang menghindari orang-orang seperti kalian yang selalu menindas ku." "Cih. Sombong." Pria bertopeng yang sudah gatal ingin bergabung lekas melancarkan serangannya. Seperti kebanyakan orang, dia juga melakukan pergerakan cepat dan melakukan serangan pada titik buta Osman, tapi sayangnya, pertahanan Osman tidak mudah ditembus hanya dengan serangan seperti itu. Tubuhnya kembali mengeras hingga membuat punai milik pria bertopeng terpental jauh kebelakang, itu adalah serangan yang mustahil bisa menembus pertahanan Osman. Karena pedang besar milik pria tadi saja gagal, apalagi punai kecil seperti itu. "Berhentilah bermain-main dengan mainan mu itu!" "b******k! Jangan berpikir ini sudah berakhir." Pria bertopeng memancarkan aura kekuatannya, ledakannya cukup besar, tapi itu bukanlah apa-apa untukku. Tapi belum tentu dengan Osman. Segera aku memperhatikan Osman, melihat keadaanya, tapi apa yang aku lihat cukup membuatku terkejut, dia baik-baik saja di sana, bahkan tubuhnya tidak bergeser sedikitpun. Itu membuatku cukup puas, yah, ini adalah kemajuan yang sangat pesat. Baiklah, mari kita lihat sejauh mana pertarungan ini akan berjalan. ==== Sonya Seorang prajurit dengan level yang lumayan tinggi dengan mengenakan baju besi biru berdiri di bawah dinding es dan menatapku dengan tenang. Dia memegang pedang berkilau, dan peralatannya jelas luar biasa. Bahkan mungkin dikatakan bahwa itu adalah kebanggaan miliknya sendiri. Aku tidak tahu siapa namanya, tapi aku terkejut sesaat ketika merasakan pancaran udara dari pedang. Pedang Surga yang Mendominasi ini bukanlah senjata yang bisa diremehkan, dan orang-orang yang berdiri di belakangnya — prajurit Level 26, Dewa Prajurit yang Mendominasi, dan kesatria sihir Level 26, Dewa Ksatria yang Mendominasi, apa-apa mereka ini, aku tak bisa berkata-kata dibuatnya. Apakah mereka dari fraksi d******i? Aku mengerutkan kening. Pada titik ini, sudah jelas siapa Pedang Langit yang Mendominasi ini. Dia adalah bos dari fraksi d******i dan pemimpin masa depan dari Persekutuan d******i! “Apakah Kamu ada urusan dengan ku, saudara?” Tanyaku sambil menunjukkan senyum malas kepada mereka. Jadi bagaimana jika mereka adalah raja yang menutupi langit, atau prajurit dengan kekuatan absolut? Tidak masalah bagi ku karena … aku hanya penjual Bola Beras Ketan. Dominating Heaven Blade tersenyum meminta maaf padaku dan berkata, “Saudaraku, kamu menjual Magic Consumables Peringkat 2, Glutinous Rice Balls, bukan?” “Ya. Apakah Kamu ingin membelinya? ” Aku bertanya. “Tentu saja!” Mendominasi Heaven Blade tertawa. “Aku dapat melihat bahwa Kamu adalah orang yang jujur. Benar, fraksi kami mungkin merencanakan satu atau dua aktivitas dalam waktu dekat, dan ada lebih banyak pembeli daripada jumlah pemain dengan Peringkat 2 Magic Cooking sekarang! Kamu punya berapa bola ketan di tangan mu?” “100, atau 10 tumpukan. Itu seharusnya cukup untuk 10 Penyihir atau Priest. ” “Ah? Sebanyak itu… ” Mata Dominating Heaven Blade berbinar. “Aku bersedia membeli semuanya dari mu. Apakah Kamu bersedia memberi ku diskon?” Aku mengangguk. “Tentu. Apakah diskon -10% cocok untuk Kamu? ” “Ah?!” Mendominasi Heaven Blade jelas tertangkap basah oleh niat Aku untuk membantai dompetnya. Fraksi d******i berencana untuk memerintah Kota Es Terapung, jadi mereka pasti akan menjadi penghalang di jalur Jiwa Mimpi Pedang Kuno di masa depan. Oleh karena itu, setiap kesempatan untuk melemahkan mereka adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan! “-10%, ya…” Mendominasi Heaven Blade berpikir sejenak sebelum menjawab, “Baiklah, -10%. Berikan semuanya padaku!” “Baik!” Aku membuka tas ku dan memilih 10 tumpukan Bola Beras Ketan. Dominating Heaven Blade menempatkan 11 koin emasnya. Ck ck, dia pasti kaya raya! Setelah perdagangan kami selesai, Dominating Heaven Blade bertanya, “Jadi, saudara, apakah Kamu tertarik untuk bekerja sama dengan kami?” “Tidak.” Aku menjawab dengan acuh tak acuh sebelum berjalan menjauh dari Kota Es Terapung. Aku yakin Masakan Peringkat 2 akan menjadi hal biasa dalam beberapa hari, belum lagi aku juga tidak bersedia menyediakan makanan bermutu tinggi kepada pesaing Alku. Dewa Ksatria yang mendominasi tiba-tiba bergegas dan mengacungkan tombaknya dengan marah. “Tidakkah menurutmu kau bersikap sedikit kasar, bocah? Bos kami sedang berbicara dengan mu! Tidakkah kamu pikir kamu orang yang keren hanya karena kamu memiliki sedikit kekuatan dan keterampilan?!" Baiklah, aku menghela napas pelan, Sekarang ku berada di luar zona kota di mana ini akan sulit bagiku untuk melawan mereka, tapi itu bukanlah masalah untukku. Aku melirik Dewa Ksatria d******i dan bertanya dengan nada dingin, “Apa, kamu ingin melawanku?” Ksatria itu tampak ragu-ragu, tapi Dewa Prajurit yang Mendominasi mendesakku sambil berteriak, “berhentilah mengoceh, apa kamu pikir dirimu kuat! Sedikit pun kami tidak takut padamu! ” Tepat setelahnya, tak memakan banyak waktu, Dewa Prajurit yang Mendominasi mengangkat pedangnya dan menyerang ku. Langkah kakinya bersih, dan gerakannya sangat halus. Aku tidak berpikir bahwa orang berotot seperti dia akan bisa bergerak sebaik ini. Berdesir … Aku berputar dan menghindari serangan pedang Dominating Warrior God dengan sisa beberapa inci. Lalu, aku mengangkat tangan kananku sedikit dan memukul bagian belakang kepalanya dengan telapak tangan merah menyala. Bugh! Itu cukup bekerja bahkan memberikan dampak yang cukup lumayan. Serangan tangan kosongku benar-benar menembus pertahanannya! Dewa Prajurit yang mendominasi menatapku dengan mata terbelalak keheranan. “Kamu… kamu… b-bagaimana ini mungkin?” Pada saat inilah Dominating Heaven Blade perlahan berjalan sambil menegur bawahannya, “Apa yang kamu lakukan, bodoh? Broken Halberd Sinks Into Sand adalah teman kita! Tenangkan dirimu!” “Bos? Aku…” Dewa Prajurit yang Mendominasi tidak bisa berkata apa-apa. Bahkan, dia terlihat agak malu. Sekarang, beberapa orang di sekitar kami telah mengenali kami dan mulai menunjuk jari, dan mulai berbicara satu sama lain. “Apakah kamu melihat mereka? Mereka semua adalah pemain di Peringkat Surgawi! Yang di sana adalah Broken Halberd Sinks Into Sand, prajurit nomor dua dari Peringkat Surgawi hari ini! Dan ketiganya adalah ahli dari fraksi d******i! ” “Haha, menarik sekali. Apakah kalian melihat bagaimana Dominating Warrior God dikalahkan oleh Broken Halberd Sinks Into Sand dalam satu pukulan? ” “Broken Halberd Sinks Into Sand jelas berpikir bahwa Dewa Prajurit yang Mendominasi berada di bawah perhatiannya. Dia akan menembak lawannya jika dia menggunakan senjata! ” “Hah, fraksi d******i akhirnya bertemu dengan lawan mereka!” Komentar kerumunan itu menyebabkan wajah Dominating Warrior God menjadi semakin kusut. Mendominasi Heaven Blade segera tertawa dan mencoba merapikan semua kerusuhan yang ada. "Itu hanya kesalahpahaman kecil. Terkadang kamu berteman dengan lawan mu, bukan? Keterampilan mu sangat mengesankan, saudara! Kamu terlihat seperti ahli dalam bidang ini!" Aku mengangguk dan tersenyum padanya. “Terima kasih. Sayangnga aku sama sekali tidak menggunakan seluruh kemampuan ku.” Aku berbalik dan pergi setelah itu. Tidak ada yang melihat wajah ku dari awal sampai akhir. Satu-satunya fitur yang dapat diidentifikasi pada diri ku adalah tubuh perempuan ku Aku menarik napas dalam-dalam setelah meninggalkan zona bahaya dan memasuki Frost Forest. Syukurlah tidak ada yang mencoba mendorong orang banyak untuk memburu ku, nama merah, atau Aku akan berada dalam bahaya nyata. Baiklah, mari kita urus masalah ini untuk kedepannya. Aku bahkan tidak repot-repot membunuh monster dalam perjalanan kembali ke Frost Mound, itu adalah sebuah keuntungan yang bagus untukku. Namun, Aku perhatikan ada yang tidak beres ketika Aku kembali ke zona tersebut. Biasanya, beberapa tentara kerangka akan berpatroli di sekitar daerah itu, tapi hari ini semua orang sudah pergi. Faktanya … si i***t Grimu itu juga menghilang! Srakk! Srakk! Srakkk! … Ketika Aku memasuki zona genangan darah, seseorang tiba-tiba mengirimi ku pesan— Grimu: “Awas! Wind Fantasy ada di sini… ” Terkejut, aku melihat ke atas dan melihat semua yang ku butuhkan untuk memahami situasinya. Ada beberapa mayat tak bernyawa tergeletak di tanah, dan Wind Fantasy berdiri tepat di sampingnya. Pengembara dengan jubah putih sedang bermain-main dengan belati hijau tua, tampak seperti sedang menunggu sesuatu. Eh? Aku pikir Wind Fantasy adalah pengguna pedang? Aku terkejut. Sejak kapan dia menggunakan belati? Jika ada satu hal yang Alaku yakini, itu adalah Grimu sedang mengalami masa-masa sulit. Mayatnya saat ini berada di Level 17. Berapa kali dia dibunuh sampai jatuh serendah ini? Aku terkesan sekaligus jengkel dengan sikap keras kepala Grimu. Dia bahkan tidak pernah mengirimi ku pesan sampai aku kembali. Tiba-tiba, Wind Fantasy memperhatikanku dan berbalik untuk menatapku. Aku merasakan tatapannya tertuju pada diriku dari balik jubah putih, menyebabkan rasa dingin muncul di sekujur tubuhku. Dinggg! Dia mengeluarkan pedangnya dan mengarahkannya ke arahku. Isyarat itu sepertinya mengatakan, “Kamu akhirnya kembali. Aku sudah menunggumu.” Jelas tidak ada gunanya berbicara. Karena ini adalah sebuah pertarungan! Aku segera menyiapkan sihirku, dan bersiap untuk melancarkan serangan. “Keke!” Wind Fantasy menahan seranganku meskipun yang terakhir gagal menerkam ke arahnya seperti kilat. Pedangnya bersinar perak dengan energi penuh teka-teki. Braakkk! Di menepis semua belati anginku dengan kekuatannya. Ini bukan sesuatu yang bisa aku hindari, dia masih kuat seperti biasanya. Tetap tenang meski kalah, Aku mengeksekusi setengah zigzag dua kali sebelum menyerang dari lawan dari arah yang tidak terduga. Weeping wind Blade mulai bermunculan, dan cahaya hijau mengelilinginya — Slayer s***h! Dentang! Namun, belati muncul di tangan kiri Wind Fantasy, dan dia memblokir serangan itu dengan akurasi yang luar biasa. Akibatnya, dia hanya menerima sekitar setengah dari kerusakan yang seharusnya dia terima. Serangan baliknya cepat dan ganas, dan itu datang dari sudut yang sulit yang tidak dapat Aku lakukangali sama sekali. Aku tidak punya pilihan selain menerima pukulan. Puchi! Pedangnya menghunjam tepat ke dalam hatiku. Betapa kejamnya dia! Namun, Aku juga mengambil celah untuk memotong lehernya. Serangan itu memberikan sedikit kerusakan di sana, dan Aku mengikutinya dengan sapuan backhand yang mengurangi kesehatannya sekitar 30% Wind Fantasy mundur dengan tergesa-gesa setelah menyadari bahwa dia tidak diuntungkan. Aku, tentu saja, memanfaatkan keuntungan ini dan mengejarnya! Tiba-tiba, sesuatu yang tidak terduga terjadi— Wind Fantasy mengeluarkan kartu biru dari dadanya dan melemparkannya ke arahku. Kartu itu berubah menjadi salju yang jatuh dan bahkan membungkus tanah dengan es! “sialan ini buruk!” Aku merasa jantung ku berdetak kencang. Itu adalah Kartu Keterampilan! Bang bang bang! Tiga es tiba-tiba muncul di bawah kaki ku dan menembus tubuh ku, menjatuhkan ku ke tanah seketika! Dinggg! Sialan, Wind Fantasy menggunakan “Ice and Snow Card”! Itu adalah serangan yang merepotkan, segera aku melapisi tubuhku dengan angin. Lalu mencarikan bongkahan es yang mengurungku dan tanpa ragu-ragu, aku melesat ke arahnya. Swoosh! Aku menyerang lawanku lagi dan bentrok pedang dengannya. Selama waktu ini, Aku membuka telapak tangan ku dan melemparkan kartu merah padanya! Kartu Serigala Api, Blaze! BOOOMM! Lingkaran api muncul di sekitar Wind Fantasy. Yang dia lakukan hanyalah menjerit sebelum dia dibakar di dalam lautan api yang membuat dirinya kesulitan untuk keluar. Aku telah pulih begitu cepat sehingga dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Dug... Dug... Dug ...! Aku jatuh ke tanah sebelum mengambil ramuan yang dijatuhkan Wind Fantasy setelah kematiannya. Sayang sekali dia tidak menjatuhkan peralatannya. "Apa kamu pikir ingin melanjutkan semua ini?" Aku memikirkan pesannya dan memutuskan bahwa dia benar. Aku menjawab, “Tentu, tetapi Kamu harus menjelaskan diri mu sendiri. Apakah kamu datang ke Frost Mound lagi dan lagi karena aku? ” Beberapa menit kemudian, Wind Fantasy menjawab, “Tentu saja tidak. Kamu pikir kamu siapa?” Marah, Aku akan menembaknya balasan pedas ketika Wind Fantasy menyela Aku. “Apakah Kamu tinggal di Jiangsu? Mari bertemu setelah ini!” "Itu seperinya bukanlah pilihan yang bagus." "Tidak masalah, yang penting aku bisa merahasiakan siapa kamu sebenarnya." "Hufttt baiklah, sepertinya itu bukan pilihan yang buruk."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD