9.NICK MENAKLUKKAN ANJING -ANJING LIAR

2436 Words
Nick memberhentkan langkahnya dan melarang Anna untuk melanjutkan perjalanan.Nick menghalangi langkah Anna dengan melebarkan tangannya ke d**a Anna,agar Anna tidak gegabah melangkah terlalu jauh. Di depan mereka hanya beberapa meter dari tempat mereka berdua berdiri, segerombolan anjing mulai menggonggong dengan mata yang beringas. Tatapan mata dari anjing-anjing itu seolah memusuhi Nick dan Anna dan dianggapnya mereka berdua adalah orang jahat yang harus disingkirkan dan dilukai. Nick segera mengatur startegi, bagaimana agar anjing-anjing liar itu tidak menggonggong lagi, menjadi jinak dan berdamai dengan dirinya. Nick jadi ingat pelajaran-pelajaran yang pernah diterima dalam menaklukan dan menjinakkan anjing antara lain diterimanya dari teman dekatnya Alex, teman dekatnya yang sudah meninggal tertembak polisi dalam rangka perampokan bank bersamanya. Pelajaran untuk menjinakkan anjing-anjing itu harus dikuasai Nick dan Alex untuk mengantisipasi barangkali sesuatu yang tidak terduga terjadi, misalnya dikeroyok anjing, bagian dari skenario yang tidak ada dalam skenario perampokan bank. Ada satu pelajaran tentang menjinakkan anjing-anjing yang galak itu antara lain dengan cara berdiri tegak tanpa bergerak seperti layaknya sebuah pohon. Anjing-anjing itu akan mengira bahwa orang-orang yang sedang berdiri tegak itu adalah pohon dan mereka tidak bisa mengganggunya. Diam tidak bergerak, hanya nafas yang dikeluarkan pelan-pelan agar tidak mengacaukan keberingasan anjing-anjing liar itu. Nick segera menginstruksikan Anna agar berdiri diam tanpa gerak sedikitpun, intuk mengecoh anjing-anjing liar yang sedang menggonggong itu. Nick juga sebenarnya khawatir jika gonggongan anjing itu akan menimbulkan gerombolan massa yang akan datang dan menangkap mereka berdua, bisa-bisa dihabisi nyawanya dan ujian apa lagi ini , yang akan terjadi ? Jika anjing-anjing itu sudah agak jinak, tidak menggonggong lagi, biasanya anjing-anjing itu hanya mengitarai orang yang sedang berdiri, lalu kemudian anjing-anjing itu akan pergi dengan sendirinya karena pikir mereka, mereka sedang berhadapan dengan benda mati, bukan benda hidup. Jika nyali orang yang berhadapan dengan anjing liar itu, berani sekali, mereka bisa jongkok, lalu bisa mengelus-elus bulu-bulu anjing itu dengan lembut, tanda persahabatan antara anjing dan manusia sudah bisa dimulai. Tetapi ada satu hal yang tidak boleh dilakukan , yaitu menatap mata anjing-anjing yang sedang galak itu.Jangan sekali-kali menatapnya ! Jika kamu menatap mata anjing yang sedang menggonggong, itu menandakan anjing sedang berhadapan dengan musuh.Hindari ! dan satu lagi yang tidak kalah penting dari aturan melunakkan anjing-anjing liar, yaitu jangan memulai permusuhan, misalnya memulai menendang tubuhnya, atau mencabut bulunya dengan kasar, memukul hidungnya, itu akan membuat anjing-anjing yang sedang marah itu akan bertambah marah dan akan semakin ganas menganiaya orang yang sedang berhadapan dengan anjing liar itu. Nick dan Anna berdiri saja mematung, seperti pohon yang sedang bertumbuh tinggi. Tidak ada gerakan sedikitpun hanya nafas mereka yang sedikit ngos-ngosan, takut-takut manja.Apalagi Anna yang seumur-umur baru berhadapan dengan anjing-anjing liar.Sementara anjing-anjing itu hanya dalam beberapa meter menyalak, menunnjukkan matanya yang tidak bersahabat dan moncongnya yang mengeluarkan liur. Anna bisa tidak bisa harus mengikuti perintah Nick, sebab jikapun Anna lari, dia tidak akan bisa lari dengan kencang karena sudah letih melakukan perjalanan yang panjang dan Anna hanya bisa berdoa saja di dalam hati semoga Alah terus melindunginya, mendinginkan anjing-anjing yang sedang menyalak itu menjadi dingin dan lembut. Anjing-anjing itu terus menyalak dan Nick serta Anna bertahan untuk tetap berdiri mematung tanpa gerak di tempat semula, sampai kemudian tiba-tiba datang seorang perempuan tua yang menghalau anjing-anjing liar itu. " Hayoooo Poppy...Durma....pergi dari sini.Biarkan dia lewat ! " hardik perempuan tua itu sambil membawa kayu panjang dan menghalau anjing-anjing liar yang ada di depannya. Anjing-anjing itu segera berlarian masuk ke rumah, mungkin kandangnya ada di dalam rumah. Tak ada satupun anjing-anjing itu yang tersisa di tempat itu, semua pergi berlari kencang melihat tuannya menghardiknya memakai kayu panjang. Nick dan Anna menghela nafas panjang sambil masih tetap berdiri. Kaki Anna gemetaran sebenarnya tapi dia tidak bisa tidak harus tetap berdiri mematung agar selamat dari gigitan anjing-anjing liar itu. Untung saja seorang perempuan tua datang, lalu menghampiri mereka berdua. Setelah dekat perempuan tua berumur sekitar tujuh puluh tahunan, dengan pakaian yang sederhana ala orang hutan dan rambut yang diikat ke atas, dan gigi gigi yang mulai ompong, terlihat dari bentuk pipinya yang sudah mulai masuk ke dalam kulitnya.Perempuan tua itu menghampiri Nick dan Anna. " Aden berdua mau ke mana ? " tanya perempuan tua itu , yang bernama Lek Mirah sambil melemparkan kayu panjang yang berguna untuk menghalau anjing-anjing peliharaannya itu di dekat sebuah kebun yang belum ditanami . " Saya mau ke rumah Nenek. Saya mau istirahat dan minta pertolongan Nenek. " jawab Anna sambil menghela nafas lega, karena perempuan tua yang baik itu menghampirinya dan barangkali bisa memberikan pertolongan untuk Anna dan Nick. Perempuan tua bernama Lek Mirah itu kemudian megajak Nick dan Anna untuk masuk ke dalam gubuknya yang sudah tua dan hanya terbuat dari papan-papan kayu dengan atap daun rumbia yang begitu sederhana. Untuk pondasinya memakai bambu -bambu di sudut-sudut rumahnya. Pintupun terbuat dari kayu yang sudah lapuk dan kusam, tetapi di dalamnya menyimpan kedamaian dan keteduhan. Untuk sampai memasuki rum,ah Lik Mirah, Nickpun harus menundukkan kepalanya dan sedikit membungkukkan badannya, karena gubuk Lik Mirah itu terlalu rendah untuk dimasuki tubuh Nick yang tinggi. Demikian juga Anna, yang tingginya lebih tinggi dari perempuan tua itu, harus menundukkan kepalanya juga untuk memasuki rumah perempuan tua itu. Lik Mirah memberikan seteko air teh panas dan gelas belimbing dua, untuk Nick dan Anna, meletakkannya di atas meja kayu panjang dan beberapa potong ketela rebus yang baru saja direbus Lik Mirah untuk menyambut tamunya. Anna dan Nick menyantap ketela rebus itu dengan sangat lahapnya, bahkan rasanya seumur-umur mereka berdua baru merasakan makan ketela rebus senikmat ini, setelah melalui bebeapa perjuangan di dalam hidupnya yang penuh petualangan. Diseruputnya teh panas yang beberapa hari ini mereka berdua baru merasakannya. Mereka makan tanpa basa-basi karena memang rasa lapar sudah menyerang mereka. Nick tampak mencari-cari kandang anjing-anjing liar milik perempuan tua itu. Ternyata Lik Mirah tidak mempunyai kandang anjing barang satupun. Nick sudah menelitinya sampai ke belakang-dan samping gubuknya perempuan tua itu, tetapi tetap saja tidak ada, sampai Nick dan Anna meninggalkan gubuk itu, tak seekor anjingpun terlihat di rumah Lik Mirah. Mungkin anjing itu berkandang di dalam hutan, atau mereka ketakutan karena kedatangan aden agung Nick dan Anna atau anjing-anjing itu setelah dihalau oleh Lik Mirah, tidak mengetahui arah jalan pulang.Entahlah ... dan Nick tidak mau memusingkan hal-hal yang mustahil seperti itu untuk dipikirkan. Masih banyak yang harus dipikirkan secara cepat di antaranya bagaimana ia bisa mendapatkan sejerigen bensin agar mobilnya yang ditinggal di dalam hutan bisa hidup dan bergerak kembali. Setelah ngeteh malam seadanya, perempuan tua itu menghidangkan nasi di bakul kayu dan lauk kuluban yang berasal dari dedaunan yang di tanam di kebun dekat rumahnya. Tampak di samping belakang dan depan rumah Lik Mirah, banyak tanaman-tanaman yang ditanam yang bisa dijadikan untuk kebutuhan sehari-hari. Nick dan Anna berpikir, bagaimana perempuan tua itu bisa tinggal sendirian di dalam hutan dengan segala kondisi yang memprihatinkan, tapi Nick melihat Lik Mirah begitu bahagia menikmati dan mensyukuri apa yang sedang dijalaninya. " Emak sebenarnya dulu punya suami, tetapi suami emak kabur dan membawa segala harta benda yang emak punya termasuk rumah satu-satunya yang sedang emak tempati harus emak relakan karena sudah dijual suami saya. Akhirnya daripada emak menggelandang tidak karuan, maka emak mencoba masuk ke hutan dan sedikit demi sedikit membangun gubuk sederhana ini . " ujar perempuan tua itu memulai cerita hidupnya sambil menyantap makan malam bersama Nick dan Anna. " Jadi nenek membuat rumah ini sendirian, tanpa bantuan siapapun ? " tanya Anna keheranan melihat semangat dan ketangguhan perempuan tua itu. " Iya...Emak sudah nggak punya siapa-siapa ;agi. Anakpun nggak punya. Emak menebang kayu-kayu sendirian, lalu membangun gubuk ini. dan beginilah keadaan gubuknya sudah bertahun-tahun Emak tinggal di sini. " jawab Lik Mirah sambil menyantap memasukkan kuluban ke dalam mulutnya. Nick dan Anna yang duduk di depan meja kayu dihadapan perempuan tua itu, terus mendengarkan cerita perempuan tua itu dengan seksama. Ingin sekali mereka berdua mendengarkan cerita-cerita yang seru yang keluar dari mulut sang nenek tua. " Untuk bertahan hidup, Emak menanam sayur-sayuran di sini, agar jika membutuhkan sayuran tinggal petik, tidak perlu pergi ke kota. Kotanya sangat jauh.harus berjalan kaki seharian sampai sore, baru ketemu kotanya Den. " ujar perempuan tua itu lagi sambil terus memasukkan beberapa butir nasi dalam genggaman tangannya. " Kalau ke kota harus jalan kaki setengah hari ya Nek? sampai sore gitu ? " tanya Nick kepada perempuan tua itu. Di dalam pikiran Nick yang ada hanyalah ia ingin membeli beberapa liter bensin agar mobilnya yang terjebak di dalam hutan bisa berjalan lagi. Nick berdoa semoga mobilnya yang sendirian di dalam hutan, baik-baik saja, tidak terjamah oleh orang yang jahat. "Iya Aden harus berjalan kaki menempuh perjalanan sampai sore, baru di kota nanti bisa beli bensin , itupun di kios kecil. Bensin habis atau tidak, tergantung rejeki Aden.... Heeee... " jawab Lik Mirah sambil tertawa dan terlihatlah giginya yang sudah mulai ompong. Makan malam mereka bertiga berlangsung hangat. Nick menceritakan sedikit kisahnya dan bagaimana ia meninggalkan mobil yang sudah tidak bisa bergerak karena kehabisan bensin di dalam hutan dan menceritakan bagaimana ia dan Anna bisa sampai di sini. Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang ada di dalam pikiran Nick terutama pertanyaan tentang anjing-anjing liar yang sekarang bagai hangus di telan bumi. Apakah anjing-anjing itu ada betulan atau hanya siluman ataukah anjing-anjing yang membantu perempuan tua itu untuk membangun rumahnya ataupun mengurus keperluan-keperluan lain dari perempuan tua itu ? pertanyaan-pertanyaan itu ia simpan dengan rapi di dalam otaknya, untuk nanti ia akan mengajak nenek yang sudah menolongnya untuk tinggal bersamanya daripada sendirian hidup sebatang kara di dalam hutan,tetapi pikiran-pikiran itu disimpannya terlebih dahulu, sebelum Nick menemukan bebeapa liter bensin, ia hanya masih berandai-andai belum bisa mewujudkannya. Malam itu Nick dan Anna tidur di masing-masing amben atau tempat tidur kayu yang cukup untuk selonjor satu orang, dengan agenda besok pagi mereka bertiga akan pergi ke kota untuk membeli bensin.Mereka akan bangun waktu subuh dan akan berjalan menyusuri hutan-hutan dan bukit-bukit dengan cepat agar segera bisa menemukan dan membeli bensin. Anna tidur dengan mata yang belum bisa dipincingkan. Lampu teplok yang berada di ruangan, menambah samar-samar bayangan seseorang apabila datang mendekat. Anna melihat Nenek itu menyalakan sesuatu seperti buah atau tombol untuk mengusir nyamuk.Asapnya tidak membuat sesak di d**a karena maklum di dalam hutan seperti itu, bagaimana nenek itu bisa menyalakan obat nyamuk ? maka Lik Mirah menggunakan buah nangka yang masih muda dan sudah dikeringkan lalu dinyalakan, keluar asapnya dan nyamuk akan lari terbirit -b***t bila menghirup asap dari tombol buah nangka muda itu Anna masih belum bisa memicingkan matanya. Tidur di tempat tidur kayu tanpa busa , hal yang jarang dirasakan tidur tanpa merasakan empuknya kasur dan bantal, membuat Anna tidak bisa tidur.Badan miring ke kanan dan ke kiri, tetap saja merasakan sakit. Apalagi tidur telungkup kesukaannya, samasekali tidak merasakan enak. Tempat tidur kayu itu membuat Anna tidak bisa memejamkan matanya. Rasanya badanya sakit semua tidur di tempat seperti itu, tetapi bagaimana lagi, ini keadaan real yang sedang dialamai dan dirasakan saat ini. Ia harus bisa memejamkan matanya agar besok subuh bisa segera pergi ke kota mengikuti nenek tua itu untuk membeli bensin. Dilihatnya Nick tidur nyenyak sekali. Nafasnya menderu dan menimbulkan suara guruh seperti petir yang bergemuruh. Pikir Anna, enak sekali tidurnya Nick, walaupun tidur di tempat tidur yang menyakitkan seperti ini. Anna tidak habis pikir dengan dirinya yang rasanya belum siap dengan segala sesuatu yang sangat memprihatinkan termasuk fasilitas-fasilitas yang sangat jelek, karena dia perempuan kantoran yang biasa mendapat fasilitas bagus dari kantor, tetapi kali ini bisa tidak bisa Anna harus menerimanya dengan lapang d**a. Di saat matanya sayup-sayup akan terpejam, Anna melihat nenek tua itu berjalan mendekatinya pelan-pelan. Anna kaget dan tidak jadi memejamkan matanya. Ia takut Nenek tua itu akan melakukan apa terhadap dirinya ? jangan-jangan...berbagai pikiran buruk segera berkecamuk menyelimuti otaknya. Jangan-jangan perempuan tua itu akan berbuat jahat kepada dirinya ataupun Nick.Jikapun Nick dalam bahaya, ia akan menjadi tameng pertama yang akan menghalangi tindakan yang akan membuat Nick celaka. Perempuan tua itu mendekati Anna sambil membawa selimut yang didekapnya di dadanya. Di malam dengan sinar lampu teplok yang temaram, membuat penglihatan Anna jadi samar-samar. Anna mengira, perempuan tua itu membawa sesuatu yang membahayakan dirinya. Perempuan tua itu dibiarkan Anna untuk bergerak leluasa. Anna ingin melihat, apa yang akan dilakukan perempuan tua itu terhadap dirinya. Ups....ternyata perempuan itu melebarkan selimut ke atas tubuh Anna. Anna tetap diam saja , masih pura-pura tertidur pulas. Perempuan itu menyelimuti tubuh ana dan juga Nick, Anna melihatnya , perempuan itu juga menyelimuti tubuh Nick agar malam terasa hangat walaupun tidur di tempat tidur kayu itu. " Makasih yah Nek... " ujar Nick dari tempatnya tak jauh dari tempat Anna tidur. Anna masih mendengar Nick mengucapkan terimakasih kepada perempuan tua itu. Perempuan itu mengangguk dan setelah menyelimuti tubuh Anna dan Nick dengan selimut, perempuan tua itu pergi menjauh. Anna sempat berpikir " Ini Nenek kok baik banget yah, padahal saya dan Nick adalah orang asing yang bisa saja sewaktu-waktu menjadi jahat. bisa saja sewaktu-waktu bisa melakukan kejahatan, membunuhnya, misalnya dan menguasai seluruh isi rumahnya, pekarangannya dan anjing-anjingnya, tetapi perempuan tua itu tidak pernah memikirkan resiko pada dirinya untuk selalu hati-hati dan waspada siaga terhadap orang baru.Yang ada di dalam pikiran nenek tua itu adalah selalu berpikiran positif dan ingin selalu berbuat baik kepada manusia yang lain, walaupun orangnya baru dikenal. " gumam Anna di dalam hati. Anna merasa sangat kagum dengan perilaku nenek tua yang baik hati itu dan ia berjanji suatu saat nanti, jika dia dan Nick sudah menemukan harta karun hasil rampokan bank, Nenek tua itu akan dibagi atau paling tidak diundang ke rumahnya atau juga bisa tinggal bersamanya di kota. Anna ingin membahagiakan perempuan tua itu untuk membalas kebaikannya. Pagi harinya, menjelang subuh, Nick dan Anna sudah terbangun dan mendapati perempuan tua itu sudah duduk di kursi kayu depan meja kayu panjang. Sepertinya kebiasaan nenek tua itu, bangun sebelum subuh agar rejekinya tidak disambar orang lain. Dilihatnya di atas meja kayu ada beberapa potong singkong rebus yang masih mengepul, sepertinya baru saja diangkat dari tempat perebusan, dan satu teko teh panas yang siap untuk menemani singkong rebus, menemani minum pagi dengan singkong rebus dan gula jawa. Sambil sarapan singkong, nenek tua itu bercerita bahwa dulu ia juga pernah menolong sepasaang suami istri yang juga tersesat di dalam hutan, dan mereka mengambil kain-kain batik miliknya, dan apa jawaban nenek tua itu ? " Mereka menyukai kain-kain batik Emak. Tidak apa -apa, semoga mereka bisa memakainya atau menjualnya untuk makan mereka... " jawab Lik Mirah dengan santainya dengan raut wajah yang polos dan tulus, tidak ada rasa kebencian sedikitpun. Decak kagum akan kebaikan hati perempuan tua itu, membuat Anna terharu dan ingin mengikuti jejaknya. Mereka bertiga sarapan singkong rebus sambil ngobrol-ngobrol dan sebelum fajar menyingsing, mereka sudah melakukan perjaanan panjang ke kota. *******
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD