5. NASI GORENG TERAKHIR

1732 Words
Jam dua pagi, udara di luar serasa menusuk kulit. Hiruk pikuk kendaraan di jalan, sudah mulai berkurang keriuhannya, hanya tinggal beberapa gelintir orang yang masih mengais rejeki untuk kelanjutan hidupnya. Nick turun dari mobil di halaman hotel dengan menenteng bungkusan plastik berwarna hitam berisi dua buah bungkus nasi goreng. Baru saja Nick membeli nasi goreng di gerobak abang penjual nasi goreng di pinggir jalan yang jaraknya tidak terlalu jauh, hanya beberapa meter dari lokasi hotel tempatnya menginap bersama Anna. Nick turun dari mobil dengan tergesa gesa. Sejak dari tempat penjual nasi goreng itu, Nick merasakan ada seseorang yang membuntutinya.Seorang laki laki berambut gondrong dan berperawakan kecil, persis seseorang yang suka merokok dan kecanduan narkoba. Ketika pulang mengendarai mobil, Nick berhasil mengecoh orang yang membuntutinya, dengan mengendarai mobil secara zig zag, masuk gang keluar gang yang bisa dilalui mobilnya hingga ia sampai ke hotel tempat menginapnya. , Dengan sigap dan sedikit terburu buru, Nick membuka kunci pintu hotel kamarnya. Setelah dibuka, dilihatnya Anna sudah tertidur pulas. Ragu ragu Nick mulai membangunkan Anna. " Teh... Teteh... bangun! Kita harus segera pergi malam ini. " ujar Nick sambil menggoyang goyangkan lengan Anna yang sedang tertidur pulas, dengan hati hati, takut Nick mengangetkan Anna. Sayup sayup Anna mulai mendengar perkataan Nick, dan tangannya mulai.merasakan getaran, lalu tubuhnya menggeliat dan ia segera bangun, dilihatnya Nick sedang bersiap siap untuk memasukkan baju bajunya ke dalam tas rangselnya. " Bukannya cek outnya besok jam dua belas siang Nick? "ujar Anna sambil membetulkan rambutnya yang acak acakan, mengambil karet gelang yang ada di atas meja kecil dekat ranjang, lalu Anna mulai mengikat rambutnya. " Kita harus cek out malam ini juga Teh. Ayolah... cepatlah, kita bersiap siap sekarang! " ujar Nick dan Nick dengan cepat segera memasukkan baju baju ke dalam rangselnya dan Anna yang baru terbangun dari tidur, gerakannya sedikit lamat. " Cepatlah Teh, jangan sampai terlambat semuanya.... " perintah Nick sedikit keras dan gugup pada Anna , seolah dia merasa ketakutan dan harus meninggalkan hotel ini secepatnya. Anna segera membereskan segala sesuatunya, baju baju dan perlengkapan make up nya yang ada di hotel dan celananya yang masih berserakan di lantai. Malam ini Nick dan Anna meluncur keluar dari hotel, tepat jam dua pagi lebih seperempat menit. Setelah mengambil kartu pengenalnya, Nick memundurkan mobilnya dan secepat kilat ia mengarahkan lampu mobilnya untuk segera keluar dari hotel itu. Mobil meluncur secepat kilat, menembus lampu lampu kota yang masih berkelap kelip. Udara dingin terus diterjangnya, tanpa ampun. Mobil meluncur dengan kecepatan tinggi sampai Anna ketakutan dan tanda tanya besar, kenapa Nick sangat mencurigakan malam ini? tapi Anna tidak berani mengatakannya apalagi menegur Nick untuk memperlambat laju kendaraannya karena dia merasa ketakutan. Anna lebih memilih memejamkan matanya, tidak ingin melihat jalanan yang seakan mengejar ngejar dengan cepat dari belakang. Anna sudah pasrah, apapun yang terjadi malam ini, ia tidak sendirian, ia masih bersama laki laki yang mulai disayanginya. Sayup sayup Anna melirik laki laki yang duduk di sampingnya sambil mengendarai mobilnya secepat kilat, seperti ia sedang naik pesawat terbang! Ingin ia memeluk laki laki itu, tapi niatnya diurungkan melihat Keseriusan Nick mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi. Mata Nick terus menatap jalan di depan dan sesekali melirik ke spion, memastikan bahwa dia sudah tidak dibuntuti seorang laki laki misterius lagi. Mobil terus melaju kencang. Sekarang kelap kelip lampu perkotaan sudah ditinggalkan dan kali ini mobil terus melaju dengan melewati jalan hutan, di mana jalan dengan kanan dan kiri penuh dengan pohon jati dan. pinus yang berjajar rapi di pinghir jalan. Lampu penerangan yang hanya ada selang beberapa puluh meter, baru ada lampu penerangan, membuat jalanan tampak gelap gulita, yang ada sorot lampu mobil putih miliknya Nick. Anna belum berani menanyakan, ke mana arah tujuan mereka. Anna hanya memastikan saja, kalau Nick pasti akan ke rumah om nya yang letaknya harus melewati dan menembus hutan hutan dan ladang ladang kering terlebih dahulu, baru Nick akan sampai ke rumah omnya, itu yang pernah dikatakan Nick suatu hari ketika bercerita tentang omnya. " Rumah omku jauh Teh... kalau mau ke sana, Teteh harus melewati hutan pinus dan hutan jati serta ladang ladang kering yang belum ditanami oleh petani, baru sampai ke rumah Omku. Lagian kalau ke rumah omku pada malam hari, takutnya akan dibuntuti mbak Kunti.... " suatu hari Nick bercerita pada Anna. " Istri omku menderita penyakit epilepsi yang kadang secara tiba tiba bisa pingsang mendadak. Aku pernah membawanya ke rumah sakit sama omku, pada malam hari, untungnya di jalan, tidak terjadi apa apa, selamat Teh... " cerita Nick lagi pada Anna. Mbak Kunti yang diceritakan Nick membuat Anna menjadi gugup dan ketakutan. Anna berpikir, barangkali malam ini mbak kunti akan muncul di depan mobil atau membuntuti di belakang mobil, Anna mungkin akan pingsan karena takutnya. Nick masih terus menyetir mobilnya. Kali ini kecepatannya sudah lebih lambat daripada ketika baru keluar dari perkotaan. Sepertinya seseorang sudah tidak membuntutinya lagi. Entah dia polisi atau tidak, tapi Nick punya insting yang kuat untuk mencurigai seseorang di sekelilingnya. Kewaspadaan jauh lebih baik daripada berleha leha dengan kenyamanan, karena dari kenyamanan akan lupa segala galanya dan akan membawa resiko besar untuk masuk kedalam.perangkap. Melihat Nick sudah lebih santai dari sebelumnya, Anna mulai mengajukan beberapa pertanyaan yang sedari tadi ditahannya. " Kita mau ke mana Nick? ke rumah Ommu kah? masih jauhkah rumah om mu dari sini Nick? " Anna mencoba menanyakannya dengan hati hati pada Nick. Pikirannya sudah melayang ke mana mana, ke rumahnya, ke bunga bunganya yang belum disiram, ke kantornya... Sebenarnya ia ingin pulang. Anna tidak tahu apakah ini yang dinamakan, rasanya sedang diculik oleh seorang laki laki? ataukah dia sedang bersenang senang dengan seorang laki laki? " Tidak... kita tidak ke rumah omku, itu sangat rawan dan. membahayakan kita berdua. " jawab Nick masih dengan memegang kendali kemudi mobil. " Membahayakan? memangnya kita telah melakukan kesalahan apa Nick? Apakah om mu tahu kita sedang bersama sekarang ini? Itukah yang membuat bahaya? " ujar Anna semakin bingung dan tidak mengerti apa yang akan dilakukan Nick kepadanya. Apakah bercinta semalam dengan Nick itu adalah sesuatu yang membahayakan bagi dirinya ? Aku melakukannya suka sama suka dan sadar sama sadar, tidak dalam pengaruh alkohol atau apapun yang menginsyaratkan aku tidak sadar, pikir Anna. Karena lama tidak ada jawaban , lalu Anna memberanikan diri lagi dan berkata agak keras. Anna merasa dia benar-benar perempuan yang paling bodoh, bercinta semalam dan berakhir seperti ini, tanpa tujuan yang jelas, membingungkan dan Anna merasa sangat menyesal bertemu dengan Nick. " Katakan...kita mau ke mana Nick ? aku tidak tahu ke mana arah tujuan kita ? Kamu seperti kesetanan, seperti sedang jadi buronan. " dengan agak keras Anna mengatakannya pada Nick karena Nick masih saja kalem dengan tetap mengendarai mobilnya. " Aku lapar Nick, kita berhenti sebentar, aku mau makan nasi gorengmu ini, nasi gorengnya sudah sangat dingin Nick ! " pinta Anna pada Nick dengan rona wajah memelas, dan sedikit berteriak karena sudah merasakan bosan, naik mobil berjam-jam tanpa pernah berhenti barang satu menitpun. " Iya Teteh...tenang dan kalem, kita akan makan nasi gorengnya, kita cari warung yang masih buka di pagi buta ini yah. " jawab Nick sedikit gugup. Mobil terus meluncur, membelah jalan-jalan desa, melewati hutan-hutan yang rimbun pepohonannya dengan udara yang dingin menggigit sampai menusuk tulang karena banyak pepohonan yang telah dilalui di jalanan.Mobil menembus jalan desa yang terpencil dan Nick tidak tahu, sampai dimana dia berada berdua dengan Anna. Tidak tahu, di lokasi mana mobilnya berpijak, yang penting mobil terus berjalan, menjauhi orang-orang yang mencurigakan . Tampak dari kejauhan dilihat ada lampu kecil berkelip di sebuah gubuk. Entahlah, itu gubuk warung makan yang masih buka di pagi buta, ataukan rumah nenek-nenek tua yang tinggal bersama suaminya. Nick berharap, tempat yang akan dituju adalah sebuah warung yang buka dua puluh empat jam, sehingga ia dan Anna bisa berhenti sejenak untuk memesan teh panas untuk melonggarkan tenggorokannya dan memakan nasi goreng yang sudah mulai dingin. Sampai di gubuk, ada dua sepeda motor dan tiga sepeda yang diparkir di depan warung. Masih ada obrolan malam yang masih terdengar di telinga Nick. " Oh...alhamdulilah, itu warung Teh, Kita bisa pesan teh panas dan makan nasi goreng ini. Aku juga sudah lapar Teh... " ujar Nick setelah menghentikan mobilnya dan memarkir kendarannya dengan aman. Anna turun dari mobil bersama Nick, tetapi Anna masih takut dan ragu, sepagi ini warung makan masih buka ? di tempat yang sunyi ini ? berbagai pertanyaan mengerikan berkecamuk di dalam pikiran Anna. Ia membayangkan ini adalah warungnya para iblis yang sedang mengadakan pesta dengan berkumpul dan makan bersama. Setelah memasuki warung, kengeriannya buat Anna segera sirna. Anna melihat wajah orang-orang yang ada di dalam warung adalah laki-laki semua dengan usia antara lima puluhan ke atas, tidak ada anak gadis atau anak bujang yang sedang ngopi di warung itu, hanya seorang perempuan yang sudah tua, namanya Nenek Sinah penjual kedai warung tengah malam itu. Anna dan Nick memasuki warung. Mereka memilih tempat duduk panjang kayu yang ada di depan dagangan. Kayunya sudah hitam-hitam dan lapuk khas warung pinggiran di kampung yang sunyi.Begitu Nick dan Anna masuk ke warung, mata orang-orang yang sedang berada di dalam warung seketika menoleh ke arah mereka berdua. Dilihatnya , ada perempuan cantik dan laki-laki ganteng dan mereka memastikan bahwa dua orang itu bergaya parlente, bukan orang sembarangan. Mereka berdua orang-orang yang berkelas terbukti dari gaya pakaiannya dan mobil putih yang di bawanya. Mereka yang berada di dalam warung juga sssekali melihat-lihat mobil yang di luar halaman warung dan berpikir Nick dan Anna adalah benar-benar orang kaya. " Nek...pesan teh panas dua yah... " pesan Nick santai dengan tidak menghiraukan pandangan orang-orang dalam warung yang memandangnya dengan penuh kecurigaan. Nenek Sinah yang berambut putih itu mengangguk dan segera balik badan ke belakang untuk membuatkan teh panas untuk dua orang pengunjung warungnya itu. Tidak berapa lama kemudian, dua gelas teh panas sudah siap diletakkan di atas meja dan Anna segera ingin menghirup teh yang masih panas itu. Tangannya yang dingin segera meraba-raba gelas yang panas sekedar untuk mendinginkan jari jemarinya yang hampir beku.Tidak lama kemudian Anna membuka tas plastik warna hitam yang berisi dua bungkus nasi goreng yang sudah dibeli Nick empat jam yang lalu dan sekarang rasanya sudah tidak enak karena dingin. Anna tetap memakannya, karena rasa lapar yang menggerogoti lambungnya. Demikian juga dengan Nick, ikut makan nasi goreng walaupun nasi gorengnya sudah dingin. Mungkin itu adalah nasi goreng terakhir untuk mereka karena sebentar lagi, mereka tidak akan bisa menemukan nasi goreng yang hangat lagi. *********8
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD