4. SEMALAM BERSAMA NICK

3215 Words
Anna baru sampai rumah, ketika maghrib sudah berjalan lama, bahkan sampai waktu menuju isya. Rasa lelah dan penat badannya, membuatnya ingin segera ke kamar mandi untuk segera mandi, menghilangkan keringat yang lengket di kulitnya. Wanita itu ingin segera merasakan guyuran air dingin dari shower, yang akan mendinginkan badannya dari kejadian tadi sore bersama Nick. Entah kenapa, busa putih dari pembersih wajah dan sabun wangi yang menempel di badannya, tidak mampu membuat Anna melupakan kejadian sore tadi, menjelang maghrib. Bayangan wajah Nick, suara lembut Nick, dan tatapan nakal Nick, tak mampu membuat Anna melupakan, walaupun hanya dalam sekejab. Sentuhan tangan Nick dan desah nafasnya yang panas, membuat Anna tidak sadar, terpaku di kamar mandi. Anna berhenti dalam beberapa menit di dalam kamar mandi, untuk membayangkan kejadian yang baru saja terjadi, sampai ia lupa, kalau rambutnya harus diguyur karena masih banyak busa dari shampo yang menempel di rambutnya. Anna terkekeh sendirian, dengan perubahan sikapnya yang aneh ini, membayangkan wajah Nick, membuat dia lupa dengan segala-galanya. Guyuran air dingin serasa meresap ke dalam nadinya, menghantarkan rasa sejuk dan perasaan senang, dari ujung kaki sampai ujung kepala. Suasana hati Anna, kali ini merasakan senang yang luar biasa. Bertemu dengan Nick adalah obat dari kegelisahan hatinya, dari tekanan-tekanan hidup yang menderanya dan ketidakbahagiaannya dalam berumah tangga. Selesai mandi, Anna mengecek ponselnya, ada pesan dari Nick untuknya dan dia segera membukanya. "Teh... aku bisanya jam sembilan malam, toko omku harus tutup dulu, nggak apa apa kan Teh? kemalaman nggak?" tanya Nick di seberang sana, terbawa oleh angin dan udara, menembus hutan-hutan pinus dan ladang-ladang yang telah kering, baru pesan itu sampai kepada Anna. "It's...oke, sayang." jawab Anna dengan lincah dan senang. "Aku akan atur semuanya." jawab Anna, sambil mempersiapkan baju-baju dan segala perlengkapannya, untuk dimasukkan ke dalam tas ranselnya. "Tidak apa-apa, Kamu keluar malam?" tanya Nick lagi di seberang sana, khawatir jika perempuan yang baru dikenalnya akan mendapatkan masalah, karena mengajaknya pergi di malam hari. "Jangan khawatir, Aku biasa pergi rapat malam hari. Biasanya pembukaan rapat jam delapan, tapi Aku bisa mengaturnya sampai jam sepuluh malam." jawab Anna enteng, dan segera mempersiapkan segala sesuatunya, untuk pergi keluar malam bersama Nick. Anna memakai celana jeans dan kaos warna putih dan badannya dibalut dengan jaket. Cukup simple bagi Anna, karena dia tidak suka ribet dalam hal berpakaian, yang penting nyaman dipakai di badan, bisa untuk bergerak dengan leluasa dan tidak menghambat gerakan badannya. Make up pun cukup simple, hanya bedak dan lipstik tipis-tipis, sudah cukup memancarkan aura kecantikan dirinya. Sebelum jam sembilan, Anna sudah siap semuanya. Lipstik dan bedak sudah ia masukkan ke dalam tas, dan beberapa potong baju dan celana, ia masukkan ke dalam rangsel. Wanita itu, menunggui Nick. bolak-balik, ia melihat ke jalan raya, Nick berjanji, jam sembilan malam, ia baru bisa meluncur, karena harus menutup toko milik omnya terlebih dahulu. Sambil menunggu kedatangan Nick, wanita beranak satu itu, memainkan ponselnya, berselancar mencari-cari berita, barangkali ada berita yang ter up date, sesekali ia mengambil kacang kulit, lalu dimakannya, untuk mengusir kejenuhan menunggui pria yang baru dikenalnya itu. Belum ada jam sembilan malam, Nick sudah berkirim pesan dan pesan itu, meloncat di ponsel Anna. "Teh... Aku sudah di depan gang. Kamu jalan sedikit yah!" pesan Nick dari dalam mobil putihnya, lalu ponsel diletakkan di kursi mobil, lalu ia menunggui Anna dengan. mesin mobil yang masih menyala. "Oala... ini orang, belum bilang otw ternyata sudah sampai." pikir Anna girang, lalu ia dengan terburu-buru, bergegas mengambil tas ranselnya yang sudah dipersiapkan sejak maghrib tadi, lalu berpamitan kepada anak laki-lakinya yang ada di rumah. " Mama berangkat dulu yah, nanti pesan pada papamu, kalau hari ini Mama ada rapat mendadak di luar kota " pesan Anna kepada putranya yang sudah menginjak remaja. Putranya mengangguk, dan Anna segera keluar dari pintu rumahnya. Dan ternyata, Anna tidak akan kembali ke rumah itu lagi. Ana berjalan melewati gang, kira-kira hanya beberapa meter saja dari rumahnya. Rumahnya yang asri, banyak ditumbuhi bunga-bunga dan tanaman buah lainnya, memang, jaraknya hanya melewati satu rumah tetangganya, untuk menuju ke jalan raya. Di depannya, adalah rumah tetangganya, dan Anna sering berandai- andai, seandainya ada pelebaran jalan, rumah tetangganya akan digusur oleh pemerintah, dan dia bisa bebas merdeka, rumahnya bisa langsung menghadap di depan jalan raya. Tetapi andai-andai itu, tidak tahu, tahun berapa rumah tetangganya akan dibongkar, Anna hanya berharap saja. Melewati rumah tetangganya, di ujung jalan, tampak mobil putih yang dikendarai Nick berkelip-kelip lampu bagian belakangnya. Anna segera menyeberang jalan dan biasa, sebelum memasuki mobilnya, Nick sudah membukakan pintu untuknya, meskipun tangan Nick harus menjangkau pintu samping mobilnya dengan sedikit gerakan, tetapi itu dilakukan, karena sudah menjadi kebiasaannya, untuk menghargai seorang wanita, apalagi wanita secantik Anna. Anna juga berpikir, sekalipun ia tidak dibukakan pintu mobil oleh Nick, bagi wanita itu, tidak masalah, toh ia bisa membuka pintu mobilnya sendiri. Nick melakukannya untuk dirinya dan ini adalah nilai-nilai yang bagus dan positif, dari perlakuan Nick kepada dirinya. Anna memasuki mobil Nick, dan Nick segera menghidupkan mesinnya. "Kamu tampak cantik malam ini Teh..." desis Nick, disela-sela, ia mengendarai mobilnya. Mendengar pujian pria itu, , Anna hanya bisa tersenyum simpul dari dalam mobil, meskipun hal itu tidak bisa dilihat Nick, karena mobil bagian dalam gelap. " Wah... Kamu rapat jam delapan malam, sudah terlambat dong, ini sudah jam sembilan lebih..." kelakar Nick pada Anna. Nick tahu apa yang dilakukan Anna, alasan apa saja, yang bisa dibuat alasan, agar dia bisa pergi bersamanya lagi. Mobil meluncur dengan kecepatan sedang. Sampai pom bensin, Nick menghentikan mobilnya. Mengisi bensin sampai full dan mengambil uang di ATM, yang ada di sekitar area pom bensin. "Aku harus mengambil uang yang banyak, siapa tahu Aku tidak bisa bersamanya lagi." desis Nick, ketika ia akan keluar menuju ke ATM untuk mengambil uang. Anna tidak mendengarnya, karena ia sibuk melihat orang-orang yang berlalu-lalang, lewat kaca mobil, di jalan, kendaraan, sepeda motor, dan. matanya mencari-cari, siapa tahu suaminya atau anak laki-lakinya, akan. membuntutinya. Tidak berapa lama, Nick masuk ke dalam mobil, dengan tas selempang yang telah penuh dengan uang, yang selalu di selempangkan di dadanya, lalu Nick mulai menyetir mobil, melanjutkan perjalanannya bersama Anna. Tidak ada rasa takut, grogi atau khawatir yang dirasakan Anna, berada bersama dalam satu mobil dengan laki-laki yang belum ada satu minggu dikenalnya. Mungkin dia telah jatuh cinta, sehingga ketakutannya sama sekali sirna, yang ada hanyalah rasa nyaman dan merasa terlindungi, dekat dengan pria itu. "Kita ke hotel sana saja, yang jauuuh... Nick " ujar Anna sambil telunjuknya menunjuk ke arah depan mobil. Anna ingin, tempat bercintanya yang jauh, bukan dalam satu kota, agar ia bisa leluasa bergerak untuk menghindari resiko, tetapi hal itu tidak diinginkan Nick, justru Nick ingin di kota kecil ini saja, agar tidak terdeteksi oleh orang lain. Nick merasa aman di kota kecil ini, sebagai tempat persembunyiannya. "Jangan jauh-jauh Teh, Aku suka dengan kota kecil ini. Aku trauma dengan kota besar, dan aku tidak ingin pergi ke sana lagi. " jawab Nick, dan kali ini Nick ingin, dialah pengendalinya dari hubungan ini. Anna mengangguk, dan dalam hati memaklumi keinginan Nick. Nick pernah bercerita, dan Anna masih ingat, kalau Nick sudah tidak suka dengan kehidupan di kota besar. Teman-temannya hanya akan berkumpul, ketika dia mempunyai uang, dan jika uangnya telah habis, Nick akan ditendangnya, demikian juga dengan para perempuannya, yang kebanyakan matre semua. "Kalau seorang lak-laki tidak mempunyai mobil di kota besar, dilirikpun tidak, apalagi ikut membaur dalam pergaulan. Makanya Aku suka kehidupan kampung yang masih asli, belum dikotori dengan hal-hal yang hedon. " ujar Nick suatu malam, ketika mereka berdua chatingan, Nick mengungkapkan kegelisahan hatinya dengan kehidupan di kota besar yang serba hedon. Mobil putih akhirnya membelok ke arah pasar, lewat jalan pasar yang sepi, melewati stasiun kereta api yang juga sudah sepi, dan akhirnya mobil menuju ke pintu gerbang sebuah hotel berbintang. Sebenarnya Anna sering melewati hotel ini, tapi tidak terbersit di pikirannya, bahwa suatu hari, hari yang bersejarah ini, dia bisa memasuki hotel, dan menginap di dalam hotel cantik ini. Dulu, dalam pembangunan hotel pertama kali, Anna sering melihat para tukang dan mandor mengerjakan bangunan hotel ini, yang dulunya berupa ruko-ruko kecil dan kumuh, sekarang telah disulap menjadi hotel yang super cantik dan megah. Konon pemilik hotel ini adalah seorang wanita, seorang pengusaha yang sukses, dan Anna bercita-cita ingin sekali seperti wanita pemilik hotel ini. Cantik, sukses, seorang pengusaha wanita yang pintar, dan suatu saat, mungkin ini bisa menjadi motivasi bagi Anna, suatu hari ia berpikir, tatkala otaknya sedang jernih, ingin mengembangkan bisnis kost-kostannya, menjadi sebuah bangunan hotel yang mewah, lengkap dengan karyawan karyawannya dan restonya yang enak. "Teh... sudah sampai." ujar pria itu sambil memegang tangan Anna, di dalam mobil yang gelap, sampai membuyarkan lamunan Anna yang indah tentang segala keinginannya yang akan datang. " Teteh sini dulu yah..." ujar Nick, kemudian langsung bergegas meninggalkan Anna sendirian di dalam mobil dan Nick mulai memesan kamar hotel, masuk ke lobi hotel. Anna menunggu Nick di dalam mobil, agak sedikit lama, dan sambil menunggu, ia melihat-lihat bagian belakang mobil. Ada jaket pria itu, berwarna coklat dan botol mineral serta makanan kering yang masih sisa, yang dibeli Nick sore tadi. Tidak berapa lama kemudian, pria itu mengetuk pintu mobil, dan menyuruh Anna untuk mengikutinya dari belakang, setelah pria berambut gondrong itu, mengambil jaket dan rangselnya. Anna segera turun sambil membawa juga tas dan ranselnya, yang juga berisi beberapa potong pakaian, kemudian Anna mengikuti Nick dari belakang. Langkah Nick panjang-panjang, karena tinggi badan Nick, otomatis kakinya juga panjang dan langkah kakinya juga panjang- panjang, kebalikannya dengan Anna yang tubuhnya tidak setinggi Nick, ia kalah langkahnya di belakang Nick. Anna terus mengikuti Nick, meskipun berjalannya seperti berlari mengejar Nick, tidak sampai- sampai, melewati kamar demi kamar, taman demi taman dan aquarium besar yang sengaja diletakkan di dalam taman untuk mempercantik halaman hotel. Kamarnya letaknya di belakang, sehingga Anna harus berjalan terus, belok kanan, belok kiri dengan kakinya yang kecil, terlebih dahulu, untuk sampai ke kamar yang dipesan pria itu. Sampai di kamar yang dituju, pria itu segera membuka kunci pintu kamar dan Anna mengikutinya dari belakang, kali ini, wanita cantik itu, bisa berada begitu dekat dengan tubuh Nick. Sampai di dalam kamar, ruang kamar segera terang benderang, karena lampu- lampu yang memancarkan sinar yang hangat, telah dinyalakan. Anna takjub melihat isi di dalam kamar hotelnya. Ranjangnya besar, dengan tempat tidur yang empuk berwarna putih dan bed cover berwarna hijau. Anna berdecak kagum dan mengira-kira, berapa kira-kira harga kamar hotel ini per malam? sungguh sangat mewah. Anna tidak bisa membayangkan dengan kata-kata. Di depan ranjang, ada televisi layar lebar yang berukuran besar, kulkas kecil dan lemari pakaian. Anna meletakkan tas rangselnya ke dalam lemari, demikian juga dengan Nick, meletakkan tas rangsel dan tas dadanya yang berisi banyak uang, di dalam almari kayu hotel. Tanpa basa-basi atau sekedar basa basi, Nick mengajak Anna untuk mandi bersama, tetapi wanita itu menolak. Sebelum pergi dengan Nick, Anna sudah membersihkan tubuhnya dan memakai parfum yang wangi. Parfum yang berbau romantis. Nick langsung menyambar handuk putih, setelah ajakannya untuk mandi bersama, ditolak Anna. Pria itu, langsung masuk ke kamar mandi. Jadi, sejak sore tadi, Nick belum sempat mandi, sehingga merasakan badannya terasa lengket, banyak berkeringat, lagipula, ia harus bersih-bersih badan dulu, agar segar dan wangi, untuk bertempur dengan Anna. Sementara Anna, karena dia sudah mandi di rumah, ia memilih untuk merebahkan dirinya di atas kasur. Dari luar, Anna bisa mendengar bagaimana bunyi percikan air dari shower hotel dan Anna tidak berniat untuk mengintipnya. Ia sudah tahu bagaimana tubuh Nick yang sebenarnya. Dilihat dari luar, fisik pria itu sudah kelihatan. Tinggi, berkulit putih dan bersih. Agaknya wanita itu merasa beruntung, bisa bertemu dan mengenal pria itu lebih jauh. Anna merebahkan tubuhnya, di atas kasur, sambil membuka ponselnya, barangkali ada pesan penting yang masuk ke dalam ponselnya, sementara Nick sudah selesai mandi. Dengan handuk yang dililitkan pada pinggangnya, tampaklah tubuh Nick yang atletis, tidak terlalu gemuk, tidak bergelambir dengan lemak, dan perutnya juga tidak gendut, tetapi rata. Anna membayangkan, badan seperti Nick akan membuatnya merasa puas di atas ranjang. Nick duduk di samping Anna yang sedang tidur rebahan, demikian juga dengan pria itu, duduk setengah rebahan dengan punggung yang diganjal dengan bantal dengan hanya memakai lilitan handuk dan. pura-pura memainkan ponselnya. Nick sibuk dengan. ponselnya, dan berharap Anna yang akan memulainya lebih dahulu karena Anna lebih tua dari Nick dan Nick tahu, kalau Anna sudah berpengalaman dalam bermain cinta. " Katanya Aku mau diservise Teh..." akhirnya dengan sadar, Nick membuka pembicaraan, sebab dilihatnya, Anna terus duduk bermain dengan ponselnya, tanpa sedikitpun menoleh kepadanya. Mendengar perkataan Nick, Anna langsung menggeser duduknya lebih dekat dengan Nick, dan Anna mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Nick. Wajah mereka berdua beradu, dekat sekali. Sebelum memulai permainan panasnya, Anna mencoba untuk mengelus- elus laki-laki yang ada di depannya. Mengelus pipi Nick dan juga rambut Nick yang hitam dan tebal. Anna mulai menempelkan bibirnya ke bibir Nick dan Nick langsung melumatnya. Seperti melumat permen karet, bibir mereka berdua lentur dan terasa manis. Anna memasukkan lidahnya ke mulut Nick, dan Nick langsung melumatnya. Anna lebih suka melumat bibir Nick yang mungil sambil terus mengelus- elus dan memeluk Nick. Tangan Nick mulai nakal. Pria itu mulai membuka kancing baju Anna, dengan. tangannya. Dari kancing atas kemeja wanita itu, sampai ke bawah. Kancing atas mulai terbuka, disusul kancing berikutnya dan berikutnya... sampai ke bawah, sampai semua kancing baju Anna terlepas. Begitu semua kancing bajunya terlepas, Anna segera membuka kemejanya yang berwarna orange. Kemejanya ia lempar dan jatuh di atas meja kecil, dekat telepon hotel dan tampaklah sekarang, bra berwarna orange juga dan celana jeans yang masih membalut paha mulus Anna. Sambil berciuman, tangan Nick mulai nakal lagi dengan membuka kancing bra belakang. Satu demi satu dipreteli, walaupun kancing tautan branya kecil, tapi Nick bisa mempretelinya sampai habis. Setelah semua kancingnya lepas, seperti yang pertama, tangan Anna mulai melepas bra, dan dilemparkannya dan jatuh di atas lantai. Nick bertambah b*******h melihat tubuh Anna yang sudah polos. Anna mulai mempermainkan tangannya untuk bekerja, dielus-elus d**a Nick sampai ke paha Nick dan ini membuat Nick menggeliat geliat keenakan. "Ayo sayang...lakukan yang terbaik untukku. Sudah lama Aku tidak merasakan seperti ini Teh... " desah Nick sambil memuji permainan Anna yang pintar, yang membuat Nick menggeliat dan mengerang keenakan. Merasakan kenikmatan yang sudah dilupakannya selama tiga bulan sejak Nick memilih untuk tinggal di kampung sunyi, di rumah Omnya. Demikian juga dengan Anna, sudah setahun lebih ia tidak merasakan kehangatan tubuh laki-laki, karena ia memilih tidur sendiri-sendiri, karena ketidakcocokan dengan suaminya. Pelukan yang hangat dari Nick, ciuman yang lembut, seolah mengingatkan Anna, bahwa ia masih seorang wanita, yang masih membutuhkan cinta dan kehangatan dari seorang pria. . Mereka berdua terus berciuman, dan kali ini, handuk basah Nick sudah dijatuhkannya ke lantai, sementara Anna, tubuhnya bagian atas terlihat polos dan putih bersih, seperti pualam yang baru dibuka bungkusnya. Walaupun usia Anna lebih tua daripada Nick, tetapi wajah mereka berdua seolah menyatu dengan masing-masing mempunyai bibir yang mungil. Bibir Nick pun tak kalah mungilnya dengan Anna, satu kesamaan yang sama adalah bibirnya! Nick mulai menyerang Anna. Tangannya mulai nakal, tetapi kali ini kenakalannya tidak bernyali, ketika ia mulai tidak bisa melepas kancing celana Jeans Anna. Pria itu tidak sabar untuk menunggunya. "Buka sayaaang..." bisik Nick sambil mendekati tubuh Anna, yang sekarang sudah terlentang di ranjang. Selimut hotel, warna hijau, masih menutupi bagian bawah tubuh Anna. Nick menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh bagian bawah Anna, dengan kakinya, dan Anna mulai membantu Nick yang kesulitan membuka kancing celana jeans Anna. Dengan hati-hati, Anna mulai mencopot kancing dan retsleting celana jeansnya, lalu dipelorotkan dengan kakinya, hingga celana jeansnya berada di ujung ranjang, hampir jatuh ke lantai, lalu dengan sedikit gerakan, Nick mulai naik ke tubuh Anna. Melumat bibir Anna sekali lagi, mengelus rambut Anna dan dengan sedikit ragu, Nick mulai memasukkan barang berharganya, ke dalam lubang alami milik Anna. Semula Nick agak ragu, apakah Anna siap untuk menerima gempurannya? tetapi ketika Anna mulai membantu gerakannya, Nick mulai tidak sabar untuk menerima kehangatan dari Anna. Rasa hangat mengalir di tubuh Nick. Tangannya sedikit gemetar, ketika ia mulai meremas jari-jemari Anna. Apakah ini mimpi? oh... tidak! Ternyata, cinta bisa datang kapan saja dan dimana saja, asal di waktu yang tepat, orang yang tepat dan tempat yang tepat, semua bisa saja terjadi dalam sekejab. Tidak disangka juga, Anna bisa menaklukan hati Nick yang keras dan tertutup. Tidak sembarangan orang bisa menaklukan hati pria itu, apalagi bisa menyempatkan waktu untuk bersama. Nick adalah pria yang tertutup, tidak banyak bicara, dan suka sesuatu yang spontan. Tentang hal ini, Anna sudah mulai belajar, bagaimana bila Nick meminta sesuatu secara mendadak? Nick type pria pemilih. Bila wanita yang disukainya tidak sefrekuensi, tidak bisa diajak ngobrol santai dan serius, Nick tidak akan menunggu lama untuk menghempaskan wanita itu. Tetapi dengan Anna, beda. Ia merasakan obrolannya nyambung dengan Anna. Anna bisa memberikan joke-joke yang menghibur, sehingga hati Nick yang sedang galau bisa sedikit terhibur dengan kehadiran Anna. Nafas Nick mulai terengah-engah, keringat mulai keluar dari seluruh bagian tubuhnya. Hembus nafasnya panas, keluar dari mulutnya. Diilihatnya Anna terkulai di bawahnya. Rambut Anna mulai acak-acakan dan tiba-tiba, ada perasaan sayang yang begitu hebat untuk wanita yang dicintainya itu. " Kamu belum puas kan? ayo sekarang Kamu duduk!" perintah Nick sambil sekarang, posisi pria gondrong itu telah berubah, duduk di atas paha Anna. " Duduk bagaimana? susah... nanti Kamu sakit." jawab Anna. Ia tidak mengerti, gerakan apalagi yang akan dilakukan Nick untuknya. " Ayolah... lakukan saja! tenang saja, Aku tidak akan merasakan sakit, sayang...yang penting, jangan sampai lepas!" ujar Nick dan dengan sekali tarikan, tubuh Nick sekarang sudah berada di bawah, dan Anna sudah berada di atas tubuh Nick. Mereka ganti posisi. Sekarang Nick yang berada di bawah. " Ayo lakukan, apa yang Kamu suka, yang penting jangan sampai lepas!" perintah Nick pada Anna. Anna tersenyum dan sekarang, ia bisa mencumbu Nick dari atas tubuh pria itu. Dengan jelas, ia bisa melihat wajah Nick, dari jarak dekat. Nick pun bisa melihat buah d**a Anna yang polos, tidak ada sehelai benang pun, bermain di atas d**a Nick. Pria itu memperhatikan apa yang dilakukan Anna, di atas tubuhnya, dan ia membiarkannya saja, untuk kesenangan wanita itu. Sebaliknya, Anna mulai berpikir, "Pria ini, benar-benar menghargainya, mengerti, bagaimana seorang wanita diperlakukan dengan lembut." pikiran ini mulai menancap di otak wanita cantik ini. Entahlah, Nick belajar darimana akan teori ini? Mungkin Nick banyak belajar teori dari Kamasutra yang terkenal itu. Buku tentang bagaimana seorang pria dan wanita berhubungan, untuk mencapai kenikmatan bersama. Setelah beberapa lama, tubuh Anna mulai lemas, dan dengan sekali tarikan lagi, Nick menggerakkan badannya, dan sekarang tubuh Nick, sudah berada di atas Anna. Anna tertawa. " Kaki Kamu tidak sakit? berganti posisi seperti itu dengan cepat Nick?" tanya Anna sambil terkekeh senang. " Tidak sayang..." jawab Nick dengan gerakan yang sudah mulai melemah, dan akhirnya berhenti sama sekali di atas tubuh Anna. " Kamu tidak merasa jijik berhubungan denganku? berciuman, bersentuhan? tidak jijik? " Anna meyakinkan Nick, bahwa apa yang mereka telah lakukan berdua, adalah atas dasar cinta dan kasih sayang. " Kalau Aku jijik denganmu, Aku tidak akan. merasakan sepuas ini Teh." jawab pria itu, lalu turun dari tubuh Anna, dan bergegas langsung ke kamar mandi untuk bersih- bersih. Sementara Anna langsung menyambar selimut, untuk menutupi tubuhnya yang polos. "Nick, nanti kalau sudah selesai, ambilkan Aku handuk yah..." teriak Anna pada Nick yang masih berada di dalam kamar mandi. entahlah Nick mendengar teriakan Anna atau tidak, yang jelas ketika Nick sudah selesai dari kamar mandi, ia membawakan handuk bersih untuk Anna.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD