7. TERPEROSOK LUBANG DALAM

4190 Words
Mobil kehabisan bensin, diam tak bergerak, di hutan gelap tak berpenghuni. Sebelumnya, Nick sudah berusaha untuk mencari pom bensin di tempat itu, tetapi tak ada satu pun, pom bensin yang ada di kota terpencil seperti ini. Mencari bensin eceranpun, akan Nick beli, tapi tak ada satupun yang menjual bensin di tempat itu. Nick heran dengan penduduk di kota terpencil ini, bagaimana mereka memenuhi kebutuhan bahan bakar untuk kendaraannya? berbagai pertanyaan berkecamuk di kepalanya, tapi tetap saja, buntu, tanpa menemukan jawaban yang tepat. Atau mungkin mereka menyembunyikan penjual bensin itu, agar orang-orang yang baru datang ke kota terpencil itu, tidak berlama-lama di tempat itu, karena mereka,, pasti akan kesulitan menemukan penjual bensin untuk mengisi tangki bansinnya. Mobil Nick, sudah masuk terlalu dalam ke hutan, dan pria itu, tidak tahu dia akan menuju ke mana lagi? dimana mobilnya mogok kehabisan bensin. Nick tidak tahu harus pergi kemana untuk membeli bensin untuk mobilnya, sampai dia harus terjebak di hutan yang gelap ini, asing tanpa segelintir orang pun. Anna sudah merasa kelelahan. Raut wajahnya tampak tirus dan pasti berat badannya turun drastis karena mengikuti hidup nomaden yang dilakukan kenalan barunya itu, yang ternyata seorang buronan polisi. Anna baru mengetahuinya, setelah dengan sedikit memaksa, wanita itu menanyakan, apa sebenarnya tujuan Nick, mengajaknya berpetualang seperti ini, sampai dia kehilangan pekerjaan dan keluarganya. " Aku sudah berhari-hari bersamamu, mengikutimu, tanpa tahu sampai kapan ini akan berakhir Nick. Aku tidak tahu apa maksudmu, mengajakku melakukan hal bodoh seperti ini. Kamu seperti seorang buronan yang ketakutan. Kamu takut bertemu dengan orang-orang, kenapa ? kenapa Nick ? katakan! Jelaskan apa artinya ini semua untukku Nick?" teriak Anna, seiring putus asanya yang bertambah-tambah. Anna merasakan sudah sangat putus-asa, mengikuti perjalanan pria itu, dan sejujurnya, wanita itu ingin segera pulang ke rumah, yang sudah ditinggalkannya berhari-hari. "Pulangkan Aku Nick! pulangkan! Aku bosan hidup seperti ini! Aku bosan mengikutimu!" teriak Anna, sambil meremas rambutnya yang tampak kepanasan karena emosinya yang memuncak. Nick masih diam saja sambil matanya lalu-lalang, mencari orang-orang yang mungkin melewati hutan asing ini. Sementara, waktu terus berjalan, dan gelap mulai menyelimuti hutan dengan banyak pepohonan yang rimbun. Semak belukar yang rimbun, dan binatang buas yang siap memangsa mereka berdua. "Tenangkan hatimu Anna. Kapan saatnya nanti, Kamu pasti tahu apa yang akan Aku lakukan ini, semata-mata karena Aku mencintaimu." jawab pria itu, akhirnya melemah, setelah melihat kepanikan Anna. "Suatu hari nanti, Aku akan mengatakannya kepadamu, dan Kau pasti akan sangat berterimakasih kepadaku, dan merasakan bahagia yang laur biasa." pikir Nick yang masih bungkam dengan rahasia yang dipendamnya. Nick dan Anna hanya terdiam di dalam mobil, dan tidak tahu harus berbuat apa? Mereka berharap, ada satu orang yang lewat di hutan itu, dan Nick akan meminta pertolonan, untuk membelikan bensin, meski dengan upah yang melebihi harga biasanya, tapi, tak ada satu pun orang yang lewat di tempat itu. Yang bisa dilakukan mereka berdua hanyalah tiduran di dalam mobil, dan menghabiskan makanan dan minuman yang sudah dibelinya kemarin, di kota lain, dalam jumlah banyak. Nick memahami apa yang dirasakan oleh Anna. Pria gondrong itu, membiarkan saja Anna ngoceh dan teriak-teriak di dalam hutan, toh tidak ada seorang pun, yang akan mendengar teriakannya. Hari semakin larut dan gelap, yang ada hanya suara gesekan dahan-dahan pohon yang bergoyang-goyang, karena terkena angin. Daun-daun yang melambai-lambai, terkena angin, dan sesekali ada yang jatuh dari tangkainya. Suara binatang dari dalam hutan, sebangsa serangga yang suka sekali terbang, dan hinggap dari daun yang satu ke daun yang lain, menimbulkan suara menjerit-jerit, membuat bising telinga Anna. Anna sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa di dalam mobil. Sesekali ia membuka pintu mobil untuk melihat sekelilingnya yang mulai mengerikan, atau mengikuti Nick yang keluar dari mobil sekedar untuk menghirup udara segar. Bagi Nick, ini tidak ada apa-apanya, jika dibandingkan peristiwa beberapa bulan yang lalu. Dari awal, pria itu, tidak ingin terlihat oleh orang-orang dari luar, jadi tepat sekali mobil itu macet di tengah hutan. Tetapi bagi Anna, yang tidak biasa berpetualang, wanita yang berkarier, bekerja di sebuah perusahaan, baginya, hal-hal yang dilaluinya sekarang ini, seperti diluar pemikirannya. Wanita itu tidak meyangka, terjebak dalam petualangan yang ia sendiri tidak tahu, pangkal dan akhirnya. "Rotinya hampir habis Nick..." ujar Anna sambil menyerahkan sepotong roti manis untuk dimakan. Nick menerimanya dan kemudian langsung memakannya. Anna juga sedang memakan roti yang ada di dalam genggaman tangannya, sambil duduk-duduk di bawah pohon beringin besar, yang ada di dalam hutan itu. "Bagaimana kalau makanan dan minuman Kita, habis bersih, dan Kita masih tetap tinggal di dalam hutan ini? Kita mau makan apa Nick?" tanya Anna sambil menguliti roti yang berwarna coklat untuk dimakan. "Kita tinggalkan mobilnya, dan Kita bisa menjelajah hutan ini, sambil mencari makanan di dalam hutan. Biasanya di dalam hutan ini, ada kolam atau air pancuran, yang airnya bersih. Kita bisa mandi dan minum di sini." jawab Nick dengan santainya. Anna hanya mengernyitkan dahinya mendengar jawaban Nick, lalu kembali mengunyah rotinya. Kali ini tiga potong roti sudah dimakannya, tinggal dua potong roti, Anna menyimpannya lagi di dalam plastik, berharap menghemat makanan untuk kelanjutan hidup, di dalam hutan. Malam semakin dingin, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dan Anna sudah merasakan ngantuk. Wanita itu bergegas masuk ke dalam mobil. Walaupun kakinya harus sedikit ditekuk, Anna merasa masih bisa bersyukur, bisa tidur di dalam mobil yang hangat. Pintu dan jendela kacanya ditutup rapat-rapat, dan sesekali dibuka sedikit pintu kacanya, agar ada pergantian udara di dalam mobil. Nick segera menyusul wanita cantik itu, untuk tidur di dalam mobil. Nick merebahkan jok kursi mobilnya, agar bisa merebahkan punggungnya di dalam mobil, walaupun, tidak sempurna, menopang badannya yang tinggi. Anna pun, juga merebahkan jok kursi depan untuk meluruskan punggungnya. Wanita beranak satu itu, segera tertidur pulas, tanpa ada ucapan selamat tidur dari Nick, yang biasa dia lakukan, ketika dulu mereka berdua sering chating berdua, ketika berjauhan. Sekarang, ketika mereka sudah bersama, kata-kata sayang itu sudah tidak ada, yang ada hanya kecemasan dan ketakutan, yang dirasakan wanita itu. . Malam semakin meninggi. Udara di dalam hutan terasa dingin menggigit, sampai menggerogoti ke sum-sum tulang belakang. Suasana sunyi senyap seperti dalam film horor, bedanya dalam film horor, ada musik yang bisa dibuat untuk menambah kehororannya, tetapi di sini, tidak ada musik sama sekali. Membunyikan lagu-lagu barat slow pun, tidak akan bisa, karena bensin sudah benar-benar habis di dalam tangki bensin mobil, yang ada hanyalah suara-suara daun-daun yang gemerisik bergesekan ditiup angin dan sesekali lolong suara anjing atau serigala dari kejauhan, yang menambah merinding bulu kuduk siapapun yang berada di dalam hutan dengan posisi seperti Anna dan Nick. Dahan-dahan pohon dari pepohonan yang besar, seperti meliuk-liuk badannya, seperti seorang penari yang sedang menggerakkan badannya dengan gemulai, juga menambah kengerian dan ketakutan Anna. Suasana di dalam hutan gelap-gulita, tak ada sinar masuk sedikitpun, hanya sesekali langit terlihat hitam di atas sana,, yang membuat Anna lebih agak tenang, merasa, bahwa, Allah masih melindunginya sampai sekarang, buktinya, Anna dan Nick masih hidup. Anna merapatkan jaketnya. Diliriknya Nick di sampingnya tidur pulas tak bergerak. Walaupun posisi duduk benar-benar tidak nyaman, tetapi Anna melihat Nick tidur begitu pulas, tidur sempurna seperti di dalam hotel kemarin bersamanya. Anna masih sempat melirik wajah Nick, walaupun dalam kegelapan. Dari samping,, terlihat hidung Nick yang mancung seperti orang- orang dari negara Eropa. Rambutnya hitam dan gondrong. Anna sampai tidak ingat lagi, sudah berapa hari atau berapa bulan ia berpetualang dengan Nick. Yang ada hanyalah keseruan, kengerian, ketakutan dan kecemasan menjadi satu. tetapi wanita itu, merasa bersyukur, masih bersama orang yang dicintai. Melihat Nick yang tertidur pulas, Anna kemudian melanjutkan kembali tidurnya. Sebenarnya ia ingin sekali mengobrol dengan Nick, tetang apa saja yang sudah dilaluinya sebelum ia bertemu dengan pria itu. Tentang suaminya yang perilakunya kasar dan Anna sudah pisah ranjang tidurnya, tentang semua makanan dan minuman yang sudah menipis, dan tentang kelanjutan hubungannya dengan Nick... tapi semua itu sia-sia, karena Nick tampaknya begitu pulas tertidur, mungkin karena tadi siang perasaan capai, kesal dan bingung menjadi satu, mencari-cari bensin dan orang yang lewat di dalam hutan, tetapi tidak satupun manusia yang tampak di dalam hutan ini. Kecapaian yang amat sangat, membuat Nick tidur pulas dan tidak menyadari, bahwa, walaupun di dalam hutan seseram ini, masih ada wanita cantik yang masih hidup, yang masih setia menemaninya. Anna melanjutkan tidurnya. Jaketnya ia rapatkan lebih kencang karena udara dingin yang menusuk kulitnya. Kaos kaki masih menempel di kakinya, untuk menambah kehangatan tidurnya. Bagi Anna, ia masih merasa bersyukur, masih ada pria yang baik seperti Nick yang melindunginya dan menjaganya, di tempat, dimana ia bisa saja mati, atau terbunuh oleh pria itu sendiri. Malam terus bergerak. Rembulan dibalik dahan-dahan pohon, malu-malu menyembul, melintasi hutan.Tampak ada secercah sinar bulan yang menerpa wajah Anna, dan Anna membuka matanya. Hatinya lega dan sangat senang, ada seberkas sinar di malam yang pekat seperti ini, dan itu seperti ada udara segar untuk kehidupannya, meskipun ia benar-benar tidak tahu, Anna sedang menghadap ke mana, berada di hutan mana, benar-benar seperti di dalam gua. Anna membuka matanya lamat-lamat, dan yang pertama dicarinya adalah wajah Nick. Betapa terkejutnya Anna, karena wajah yang diimpi-impikannya malam ini, sudah tidak ada di sampingnya. " Ya Tuhan...ke mana Nick ?" gumam Anna di dalam hati, dengan kekhawatiran yang memuncak. Cerita-cerita horor yang sering terjadi di dalam hutan, mulai menggerayangi pikirannya. Bayangannya sudah mulai nyata. Mungkinkah Nick diseret makhluk halus dari mobil dan mereka memakan tubuh Nick ? ataukah...Nick kemana ? berbagai pikiran buruk terus mengelilingi otaknya. Anna juga belum berani untuk meninggalkan mobilnya. Dirabanya kursi samping dalam mobil dan benar, tak ada Nick! Anna mulai panik! Keringat dingin mengucur di seluruh tubuh Anna. Jemari kakinya juga terasa kaku, seperti tak ada darah segar yang mengalir di kakinya. Anna benar-benar panik. Dia ingin keluar dari mobil, tapi perasaan takut menyelimutinya, berharap siang segera datang, supaya ia bisa melihat cahaya matahari, dan bisa melihat tubuh Nick dalam keadaan apapun. Walaupun tubuh Nick, mungkin sudah dicabik-cabik oleh binatang buasa, Anna bersiap untuk merasakannya seperti apa yang dirasakan Nick. Orang yang selama ini ada di sampingnya, malam ini telah pergi. "Apakah Nick meninggalkan Aku sendirian di dalam hutan ini? coba untuk apa? mungkin Nick merasa, Aku merepotkannya? ataukah, Nick masih berusaha untuk mencari bensin?" begitu mudahnya Dia meninggalkan Aku?" pikran-pikiran buruk terus memutar-mutar otaknya , membuat Anna semakin panik dan ketakutan. Anna sudah pasrah dengan keadaan ini. Anna hanya menunggu sinar matahari terbit, lalu dia akan keluar sendirian, dari dalam mobil, berjalan tak tentu arah, hanya mengikuti arah kakinya saja, dan berharap bertemu segelintir orang, dan Anna akan meminta bantuan. Anna mencoba memejamkan matanya kembali di dalam mobil. Ia mencoba pasrah dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Sayup-sayup, Anna mendengar suara merintih, tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh, suara Nick yang memanggil-manggil namanya. " Ann...Ann..." belum selesai ia mengucapkan namanya, tapi suara rintihan itu jelas suara Nick. "Ya Tuhan... Nick masih hidup?" ujar Anna sambil terbangun dari kursinya, dan mencoba menganalisa suara yang merintih itu..Tapi suara panggilan namanya hilang lagi, hilang timbul hilang timbul karena terbawa angin. Anna mencoba melebarkan daun telinganya, berharap bisa mendengar namanya dipanggil sekali lagi oleh Nick, walaupun dengan panggilan yang lirih sekalipun. Beruntung Anna mendengar suara rintihan Nick yang memanggil manggil namanya lagi, tak lama kemudian... "Ann...Ann...a..." rintih pria itu, memanggil nama Anna, dari sebuah lubang dalam, tidak jauh dari tempat, dimana mobilnya diparkir. Mendengar suara Nick, dan memastikan, bahwa pria itu yang memanggil namanya. Anna segera meloncat dari tempat duduknya,,membuka pintu mobil, dan mencari-cari sumber suara yang memanggil-manggil namanya. "Nick...Nick...Kamu dimana?" Anna memanggil-manggil nama pria itu, dan berharap panggilannya juga didengar oleh Nick. "Ann...Ann...na...Aku disini." suara Nick semakin jelas, dan Anna mencari-cari, suara Nick di dalam kegelapan, berharap segera bisa menemukan Nick dan bisa bersama lagi, walaupun dalam keadaan apapun. Anna bersyukur, pikiran-pikiran negatifnya tentang kehororan di dalam hutan, tidak terjadi, yang ada, ia masih mendengar suara Nick, dengan begitu Nick masih hidup. Ya...dia masih hidup! Anna seperti kebingungan mencari suara Nick. Keadaan yang gelap dan hanya secercah sinar rembulan yang kini sudah mulai meninggalkannya, membuat Anna semakin kewalahan untuk mencari arah suara Nick. "Niiick...panggil Aku lagi! Niiick ...!" wanita itu berteriak sekuat tenaga, di kegelapan malam, berharap Nick akan mendengar suaranya, dan Nick akan membalas dengan memanggil namanya lagi. "Ann...Ann..." suara Nick terdengar lirih seperti merintih kesakitan. Anna segera mencari ke sana kemari , mencari sumber arah suara Nick dan tidak lama kemudian, sayup-sayup, dengan suara yang terdengar agak jelas, Nick memanggil-manggil namanya lagi. "Ann...Anna...Aku di sini. Awas ada lubang di depanmu, hati-hati An...!" teriak Nick memperingatkan Anna, ketika melihat kaki Anna yang berjalan di atasnya. Ups! Anna segera menghentikan langkahnya. Ia bersyukur, masih bisa melihat lubang besar yang mengangga, sehingga dari atas, tampak Nick yang berada di dasar lubang kelihatan kecil. "Kenapa Kamu bisa berada di sini Nick?" teriak wanita itu, sambil berjongkok, dan melihat keadaan Nick yang masih kesakitan, berada di dalam lubang. "Aku tadi malam mau kencing, dan ternyata, Sku kencing di lubang ini, dan ketika Aku akan melangkah membalikkan badan, Aku terperosok. Aku berteriak-teriak memanggil-manggil namamu, tapi tampaknya, Kamu masih terlelap tidur." jawab Nick dari dalam lubang dengan kedalaman yang cukup dalam, sampai merangkakpun tidak akan bisa untuk sampai ke atas. Hanya keajaiban yang akan bisa membawa Nick ke atas. Nick sendiri tidak tahu, dan tidak menyangka, di hutan lebat seperti ini, ada lubang yang begitu dalam, dan lubang besar itu seperti sengaja dibuat oleh manusia. Ada misi khusus dari pembuatan lubang itu, dan Nick sendiri bingung untuk mengartikannya, lebih bingung lagi dengan Anna. Tidak menyangka sama sekali teman seperjalananannya, yang selalu mendampinginya dalam perjalanan, dalam suka dan duka, terperosok dan masuk ke dalam lubang dalam. Anna bersikeras untuk terjun juga ke dalam lubang dalam itu, karena merasa, ia akan sendirian di dalam mobil, tanpa seorangpun teman, tetapi Nick melarangnya. "Tolong...jangan nekad ke sini Anna! Pikirkan keselamatanmu!" cegah Nick memohon-mohon, sambil meminta dan memohon, jangan sampai wanita itu menyusul, terjun masuk ke dalam lubang dalam ini. Anna benar-benar panik menghadapi kenyataan yang ada. Bolak-balik ia kembali ke mobil, kemudian melihat keadaan Nick yang terduduk lesu, masih dalam keadaan kesakitan. Anna melempar beberapa makanan, kue-kue kering dan minuman mineral, berharap, ada makanan yang bisa dimakan oleh pria itu, untuk mengganjal perutnya, agar tidak mampus dengan sia-sia,; di dalam lubang dalam itu. "Tangkap Nick...!" teriak Anna dari atas, sambil melemparkan roti bantal terakhir yang dipunyainya. Makanan-makanan yang dibelinya sudah semakin menipis, dan Anna tidak akan membiarkan Nick mati sendirian di dalam lubang. "Aku akan bersamamu Nick. Aku tidak mau Kamu mati sendirian di dalam lubang itu." teriak Anna, dan tanpa pikir panjang lagi, Anna menerjunkan dirinya masuk ke dalam lubang dalam yang sama,, bersama Nick. Pria gondrong itu, tidak menyangka, Anna akan senekad itu. Diraihnya tubuh Anna sewaktu masih berada di udara, sehingga tubuh Anna tidak sampai terbanting ke tanah, yang akan bisa menimbulkan retak tulang, orang yang dikasihinya. Nick memeluk Anna sambil menangis sesenggukan. Ia menurunkan tubuh Anna yang letih ke atas tanah di dalam lubang yang dalam itu. "Aku takut sendirian Nick. Di atas mati , di bawah lubang inipun aku akan mati, tapi Aku akan memilih mati, di dalam lubang ini, karena Aku akan terus bersamamu." isak Anna, sambil mengusap airmatanya yang meleleh. Wajah Nick dan Anna sama-sama kotor terkena tanah lempung dari dalam lubang dalam itu. Nick malah lebih kotor lagi, karena sudah beberapa jam yang lalu, ia sudah berada di dalam lubang yang dalam itu. "Mafkan Aku Nick, Aku tidak bisa hidup tanpamu. " ujar Anna sambil meraih tangan Nick yang dingin dan pucat. "Kita akan sama-sama mati di sini ..." sambung Anna lagi dengan suara yang lirih. Nick memeluk tubuh Anna. Baru kali ini ia merasakan cinta yang begitu dalam dari seorang wanita. Pria itu memeluk erat, seolah ia akan terus bersama Anna dan tidak ingin meninggalkannya dalam keadaan apapun. Nick sebenarnya sedang berpikir keras, bagaimana caranya ia bisa sampai ke atas lagi? berapa hari lagi ia akan terus berada di dalam lubang dalam ini? akankah ia akan mati dengan sia-sia? sedangkan Anna belum mengerti, bagaimana ia menyimpan berkarung uang? kapan ia akan memberitahukan kepada Anna, bahwa selama ini, apa yang ia lakukan adalah untuk menyelamatkan uang yang telah disimpannya setelah tragedi perampokan sebuah bank. Akankah uang itu akan hilang begitu saja? ataukah dimakan tikus? ataukah uang itu nilainya akan menyusut karena disimpan terlalu lama? berbagai pikiran, berkecamuk di dalam pikirannya. Sementara Nick berpikir keras untuk keluar dari lubang dalam itu, kini sekarang bertambah bebannya, dengan nekatnya Anna terjun bersama di dalam lubang dalam ini.Tapi Nick tidak menyesali apa yang dilakukan Anna. Ia maklum dan mungkin, jika dia menjadi Anna, ia akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Anna. Sekarang Anna sudah berada disampingnya. Mobil ia biarkan saja tergeletak di atas, seolah mobil itu sekarang sudah tidak berguna lagi, yang berharga adalah nyawa. Nyawanya dan nyawa Anna yang harus dijaga. Sedih dan bingung bercampur putus asa, pria itu masih berada di dalam lubang dalam itu, tanpa bisa memanjat ke atas. Bagaimana ia bisa berteriak dari dalam lubang dalam? sedangkan, ketika dia berada di atas, teriakannya yang keras untuk meminta pertolongan kepada orang lain, hilang ditelan bumi. Tidak ada orang yang ada di dalam hutan ini. Apakah hutan ini sangat mengerikan? sehingga orang-orang takut untuk menjelajah ke hutan itu? Apakah hutan ini banyak makhluk halusnya? sehingga orang-orang tidak berani memasuki hutan ini? Sudah beberapa hari di dalam hutan, tak pernah Nick menjumpai segelintir satu orang pun yang lewat di dalam hutan ini. Sekarang Anna sudah berada di sampingnya. Inilah saatnya bagi Nick, untuk mengatakan yang sebenarnya, tujuan dia mengajak Anna berpetualang. Sudah sekian hari ia bersama Anna, dari sebuah pencarian orang nakal, ia menemukan Anna. Setiap hari ia bersama Anna, ia bisa menilai karakter Anna . Dari tidur, bangun tidur, cara makan, cara bicara dan semua permasalahan yang terjadi bersama Anna, ia bisa menyimpulkan bahwa Anna adalah wanita yang hebat, untuk dilimpahkan kebahagiaan dari harta rampokannya. Lantas, kapan ia akan memulai mengatakannya? Nick berpikir keras, ia mengernyitkan jidatnya dan memegang kepalanya. Jalan buntu, seperti sudah ada di depan matanya, ia dan Anna sudah tidak bisa bergerak lagi, terkurung di dalam lubang yang dalam ini. Nick dan Anna hanya menunggu keajaiban saja, yang datang secara tiba-tiba dan Tuhan yang menggerakkannya, kalau tidak ada keajaiban sesegera mungkin, ia hanya akan menunggu nyawanya meregang, Anna duluan atau dirinyalah yang duluan. Maka tepat sekali, ia harus memberikan semangat kepada Anna, agar setidaknya Anna masih tetap hidup dan bisa keluar dari dalam hutan belantara ini. Maka, inilah waktunya mengatakannya kepada Anna,, tujuan sebenarnya mencari partner di pencarian wanita nakal kepada Anna, agar Anna punya semangat yang tinggi untuk tetap hidup. Anna masih memakan roti secuil, sisa-sisa roti yang masih ada, dan minum air mineral sedikit saja, agar jangan sampai kehabisan air. Botol air mineralnya ia pegang kuat-kuat dan hemat sehemat-hematnya. Paling tidak, jika makanan sudah habis, rotinya sudah habis, masih ada air yang bisa diminum untuk mempertahankan hidupnya, sambil menunggu pertolongan datang. "Anna...Aku akan mengatakan sesuatu yang penting kepadamu, dan ini sudah lama Aku simpan, supaya Kamu punya semangat untuk hidup dan bisa keluar dari lubang dalam ini." Ujar pria itu, mendekati Anna yang sedang terduduk lesu di atas tanah. Celana panjangnya dan kaosnya sudah mulai kotor, wajahnya juga penuh dengan debu dan kotoran tanah,, karena Anna berusaha untuk mencari jalan keluar dari lubang dalam itu, dengan mengeruk-keruk tanah, mencari celah dan jalan, barangkali ada sesuatu yang akan bisa menolongnya. "Katakan saja, sudah lama Aku ingin tahu sebenarnya, apa yang akan Kamu lakukan kepadaku ini, dan apa tujjuannya mengajakku berpetualangan, sampai Kita akan mati di dalam kubangan ini Nick!" ujar Anna, merasa kecewa pada Nick. Wanita itu merasa, Nicklah yang telah membuatnya menjadi kesusahan seperti ini, hidup nomaden dan berakhir di sini. Hanya menunggu nafas miliknya dicabut Sang Pemiliknya. Tidak ada keajaiban sedikitpun. Anna sudah tidak memikirkan wajahnya, kecantikannya, mandi atau apalah, membersihkan badannya, yang ia hanya inginkan hanyalah, segera keluar dari lubang ini bersama Nick dengan selamat. "Maafkan Aku,, kalau membuatmu menjadi seperti ini." ujar Nick sambil memegang tangan Anna yang semakin kurus dan pucat. "Tidak apa-apa Nick. Aku meloncat ke dalam lubang ini, mungkin hanya menambah bebanmu, tapi Aku tidak ingin hidup sendirian di atas Nick. Aku ingin kita bisa mati bersama, jika sampai tidak ada pertolongan sama sekali. Aku ingin mati bersamamu di sini." jawab Anna sambil matanya berkaca-kaca. Anna teringat, kehangatan yang ia rasakan di rumah, tidur di ranjang yang hangat dan empuk, setiap pagi,, dia bisa menikmati secangkir kopi dan s**u atau makan siang dan makan malam di rumah atau makan di luar. Kesemuanya hilang sudah, karena kebodohannya. "Sekali lagi Sku minta maaf Anna." ujar Nick sambil menggegam kedua tangan Anna yang dingin dengan gemetar. Yah, Nick pun sudah gemetaran, karena sudah tiga hari ini, ia dan Anna berada di dalam lubang dalam ini, dengan kondisi yang menyedihkan. " Pertama Aku ingin mengatakan kepadamu, bahwa Aku melakukan ini, mengajakmu pergi, dari hiruk-pikuknya keramaian kota, karena aku seorang buronan." Nick menjelaskan dengan jelas dan dengan suara tenang tentang siapa dirinya, kepada Anna, dan penjelasan pria itu, tidak membuat Anna kaget. Wanita itu sudah mengetahui, jika pria yang mengajaknya pergi, adalah seorang buronan. Ia bisa melihat bagaimana tingkah laku Nick menghindari keramaian, menghindari kerumunan dan orang-orang. Itu sudah menjadikan petunjuk bagi Anna, bahwa Nick adalah seorang buronan. Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Bagaimana ia bisa lepas dari Nick? perjalanan yang ditempuh Anna dan Nick, sudah terlalu jauh, dan Anna sudah tidak mungkin lagi bisa kembali ke rumahnya. Suaminya mungkin mengira Anna sudah meninggal, atau diculik orang, atau mungkin sudah menjadi mayat. Anna seperti tertutup dari dunia luar, tanpa bisa mendengar kabar-kabar dari sahabat-sahabatnya, menonton televisi misalnya, semua hilang, sirna... "" Kedua, Aku mengajakmu, untuk mencari uang simpanan Aku di sebuah makam, dan ketika pertama kali melihat wajahmu di pencarian wanita nakal, Aku tahu Kamu wanita hebat. Wanita pemberani dan berjiwa petualang, maka tidak salahkah Aku mengajakmu untuk menikmati hidup bersama dan Kamupun menyambutnya." kata Nick, seolah membela diri dan membenarkan ucapanya. Anna mengangguk, tahu apa yang dikatakan Nick. "Lalu, apa maksud Kamu? Kamu akan mengajakku berpetualan lagi ke sebuah makam? di mana makamnya? dimana Kamu menyimpan uang-uang rampokanmu itu Nick? sementara Kita akan mati di sini. Sudah tidak ada waktu lagi untuk bisa mendapatkan uang rampokanmu itu. Kita akan mati Nick!" pilu sekali Anna mengatakan isi hatinya pada pria itu. Jika ingin berteriak, ia akan berteriak seantero dunia, agar tahu, bahwa ia dan Nick sedang dalam bahaya besar di dalam lubang ini. "Jangan putus asa sayang..." ujar Nick sambil terus menggeggam erat kedua tangan Anna yang dingin, karena Anna sudah terlalu lemah. "Kamu tahu, Aku baru saja melihat ujung dari sebuah akar pohon yang mencuat ke dalam lubang ini, coba lihat sini! ayo...sini Ann...!" ajak pria itu, sambil menggandeng tangan Anna, lalu mereka berdua meneliti dinding-dinding lubang dalam itu, satu per satu, dan tampaklah, tidak berapa lama dari mereka berdua beranjak dari tempat tongkrongannya, sebatang akar yang mencuat ke dalam tanah di dalam lubang dalam itu. "Apa artinya Nick?" tanya Anna kegirangan sambil memegang-megang sebuah akar yang mencuat menonjol ke dinding lubang. Anna merasa sangat senang. Seolah menemukan seberkas sinar, yang akan menyelamatkan nyawanya. "Artinya, dari akar yang mencuat ini, Kita bisa segera keluar dari lubang ini. Akar besar ini, pasti berasal dari sebuah pohon yang besar, dan tidak jauh dari sini. Kita bisa menggali tanah-tanah yang menyelimuti akar ini, lalu Kita bisa naik ke atas lewat akar ini. Jangan khawatir, pohon besar itu, akan menjadi gantungan Kita, untuk naik ke atas. Setuju?" tanya pria itu, sambil menjelaskan akar yang mencuat itu kepada Anna. Anna tampak kegirangan dan seolah badannya telah mendapatkan s**u segar, sehingga ia tampak bersemangat. "Ayo semangat Anna, Kita harus mencari kelanjutan dari akar ini, supaya Kita bisa memanjat dan bergelantungan dengan kuat untuk naik ke atas." pria itu memberi semangat kepada Anna. Lalu, seolah ada mukjizat yang datang secara tiba-tiba, Anna dan Nick mengeruk- keruk tanah,, yang menyelimuti akar yang mencuat itu, untuk mencari kelanjutan akarnya yang menjuntai dari atas ke bawah. Nick bersemangat sekali mengeruk-keruk tanahnya, di dalam lubang dalam itu. Dengan bekal sisa roti dan air mineral yang masih tersisa, mereka berdua berusaha terus mencari ujung akarnya sampai ke atas. Selama dua hari Anna dan Nick melakukan pekerjaan yang sama. Jika akar itu sudah sampai sedada mereka, mereka memanjat sambil mengeruk-keruk tanah itu lagi, lalu akar akan muncul, sedikit demi sedikit, sampai ke atas, sampai ke ujung lubang dalam, dan Nick hampir tiga hari, baru bisa mencapai ke atas, tinggal Anna yang tubuhnya belum terangkat ke atas. Wanita itu, dengan gesit memanjat akar sebagai pegangan untuk naik ke atas, seperti Tarzan dalam cerita Tarzan di dalam hutan belantara,, untuk menghindari musuh. Menjelang sore hari, bertepatan dengan lima hari, Anna dan Nick sudah bisa naik ke atas lubang dalam lagi, dengan bantuan sebuah akar, yang sekarang sudah menjuntai panjang ke dalam lubang dalam itu. Siapapun orang yang terperosok ke dalam lubang itu, dengan bantuan akar yang menjalar ke bawahnya, akan bisa menolongnya, untuk naik ke atas. Butuh kecerdikan untuk menemukannya. Anna dan Nick, tidur kelelahan dengan nafas yang hampir habis, karena kelelahan yang teramat sangat, di pinggir lubang dalam itu. Sekarang, mereka berdua, sudah bisa keluar dari lubang k*****t itu, dan Anna merasakan secercah sinar pagi menerpa pipinya, dari mentari pagi yang menyembul di antara dedaunan, di dalam hutan, dan sebuah kecupan sayang dari Nick, pada pipi dan kening Anna, karena mereka berdua sekarang sudah selamat, dan bisa melanjutkan perjalanan hidupnya kembali.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD