bc

KAPTEN ERAN

book_age16+
199
FOLLOW
1K
READ
twisted
loser
captain
multiverse
alien contact
weak to strong
like
intro-logo
Blurb

Kapten Eran yang buta dan lumpuh, mendapatkan kekuatan mata yang luar biasa dari Batu Phosperium. Batu Phosperium itu didapatnya dari Alia, istrinya yang tewas di Mars.

Berharap istrinya masih hidup, Kapten Eran pun berupaya untuk berangkat ke Mars. Namun sayang, Bumi sedang di ambang kehancuran.

chap-preview
Free preview
1. 50 Lunar
Jika aku tidak lagi jelita, apakah kau masih mencintaiku? Chery mengulurkan pod, aku bisa merasakan ujungnya yang dingin menyentuh lenganku. Pasti pesan dari Alia. Setiap pergantian lunar, dia selalu mengirim pesan suara. Menanyakan kabarku, menanyakan mataku, menanyakan kakiku. Menanyakan apakah Chery melayaniku dengan baik. "Hai, Eran sayang. Aku harap pesanku ini sampai tepat di pergantian lunar. Kadang bila terjadi badai cosmic, sinyal radio sering terganggu. Bagaimana kedua kakimu? Aku harap Chery masih sabar menjalankan fisioterapi padamu. Bila sudah mendapat donor mata, kabari aku ya sayang. Aku akan mengirim banyak video dan gambar untukmu. Aku akan mendapatkan Phosperium untukmu. Aku bersama ...." Aku memencet sebuah tombol, yang sudah kuhafal letaknya. Dan suara Alia pun menghilang dari ruangan. Sudah tiga puluh lunar dan aku merasa semakin jauh dengan Alia. Tidak hanya karena dia berada jauh planet lain. Dia juga kini memiliki apa yang aku impikan sejak lama. Saat aku berada di Frontier, dan misi itu digulirkan. Kalau saja bukan karena kecelakaan sialan itu, pasti aku yang sudah berada di Mars. Bukan Alia. "Chery, mana remote TV!" teriakku. Aku harus mengetahui sendiri kabar ekspedisi Frontier XI ke Mars, meski aku hanya bisa mendengar suara TV tanpa melihat siapa yang berbicara. Setidaknya aku tidak berada dalam tempurung kebodohan bertahun-tahun. Meski setiap kabar hasil penemuan dan penelitian di Mars yang kudengar, selalu menimbulkan luka di hatiku. Luka karena aku tidak berbuat apapun untuk itu. Aku tahu Chery pasti tidak jauh dariku. Pembantu yang disediakan Alia untuk melayani dan merawatku. Aku bersyukur dia cukup sabar meladeni lelaki putus asa sepertiku, yang hanya bisa duduk di kursi roda, mengandalkan orang lain untuk melayani. Pasti Alia membayarnya sangat mahal. Bisa jadi separuh tunjangannya meninggalkan Bumi sudah berada di rekening Chery. Kalau tidak, mana mungkin Chery bertahan. Dia harus merawatku seperti bayi. "Badan Antariksa Frontier memprediksi bahwa hujan akan turun di bumi dalam dua puluh atau tiga puluh lunar ke depan. Big data yang dikirim oleh ekspedisi Frontier XI dari Mars benar-benar membuahkan hasil. Tidak lama lagi, langit akan menumpahkan air di Bumi kita. Para ilmuwan di Bumi sangat berterima kasih pada para Penakluk Mars. Dari sana, sumber harapan bagi bumi untuk masa depan yang lebih baik, untuk anak cucu kita." Aku tertegun. Jadi, misi itu membuahkan hasil. Dan Alia akan memenuhi janjinya. Dia akan pulang ketika hujan pertama membasahi Bumi. Dan musim limpahan air yang sudah dinanti Bumi selama satu decade itu, adalah hasil penelitian di Mars, yang seharusnya aku berada di sana! Prang! Aku yakin remote yang kulempar itu tepat mengenai TV dan membuatnya hancur berkeping-keping. Terdengar langkah tergesa Chery. Tanpa suara mengeluh, aku mendengar Chery membersihkan kepingan kaca. Sejurus kemudian, sentuhan botol dingin di lenganku. Chery selalu memberiku jus jeruk dingin, setiap kali aku baru saja mengamuk, membanting barang-barang di sekitarku dengan putus asa. Bukan sekali dua kali Chery terkena lemparanku. Tapi dia tidak pernah mengaduh. Seharusnya, aku tidak mendengar TV mengabarkan kesuksesan demi kesuksesan ekspedisi Frontier. Seingatku aku sudah menghancurkan tiga TV. Di kamar, di ruang tengah dan yang TV terakhir, di ruang tamu ini. Sekarang, tidak ada lagi TV, tidak ada lagi berita. Alia benar-benar menyiksaku. Semakin hari aku meyakini, bahwa dia mau menikah denganku, hanya agar kami bisa berada di tim ekspedisi yang sama. Dia juga berambisi ke Mars, aku bisa melihat di sepasang mata indahnya. Kekeringan yang melanda Bumi sudah merenggut banyak keluarga yang kita cintai. Sebagai ahli biologi, Alia selalu bermimpi bisa menemukan jalan keluar dari masalah global ini. Dan pilihan terakhir adalah di Planet Mars yang mempunyai karakter mirip Bumi. Frontier sudah melakukan banyak ekspedisi dan berbagai penelitian serta percobaan di sana, untuk dapat diterapkan di Bumi. Meski dia personel cadangan, tapi dia adalah kandidat utama bila ada satu orang saja gagal berangkat. Dan, kecelakaan di hari pernikahan itu merenggut impianku. Luka di tulang punggungku menyebabkan kedua kakiku lumpuh dan penglihatanku menjadi gelap gulita karena kedua kornea mataku sobek. Maka, sang kandidat utama yang menggantikan aku. Dan itu tentu saja adalah Alia, wanita terjelita di ekspedisi yang kunikahi setahun sebelum keberangkatan ke Mars. Pesan radio pertamanya, aku terima ketika masih terbaring di rumah sakit, menyadari bahwa aku berada dalam kegelapan. Dia bertanya, apa alasanku menikahinya. Apakah untuk meninggalkanku menuju Mars? Aku membalas pesannya, karena dia wanita terjelita di kesatuan yang membuatku jatuh cinta pertama kali melihatnya. Bagaimana bila aku tidak jelita lagi, Eran? Aku tidak menjawab pesan keduanya. Aku yakin, dia pun tidak akan mau kembali padaku bila aku kemudian menjadi lelaki yang hanya bisa meratapi nasib dalam kegelapan di atas kursi roda. Apalagi saat Jayen menyampaikan kabar bahwa Alia yang akan menggantikan aku berangkat ke Mars. Aku berteriak putus asa mengusirnya. Aku yakin, Alia saat itu berada di kamar saat Jayen membacakan surat dari Jenderal Baron. Karena, setelahnya, kata Jayen, Alia keluar sambil menangis. Antaran benci dan rindu, aku masih bertanya dalam hatiku. Alia, apa benar kau akan pulang saat hujan pertama mengguyur Bumi? Chery menyentuh lenganku, tangannya terasa hangat. Aku kasihan padanya, karena dia harus terjebak dengan lelaki pemarah, buta dan lumpuh. “Saatnya fisioterapi, Kapten Eran. Aku akan membawamu ke kamar.” Aku hanya diam, membiarkannya mendorong kursi rodaku ke kamar. Mengangkat tubuhku ke atas tempat tidur, lalu mulai melakukan terapi pada kedua kakiku. Mengangkatnya bergantian dengan sabar dan telaten. Terkadang, bila Chery sudah melakukan terapi, aku nyaris menganggapnya sebagai Alia--istriku. Namun aku tidak akan mengkhianati Alia, meski 24 jam selama dua tahun ini, Chery tak pernah jauh dari sisiku. Bisa jadi, Chery adalah seorang wanita buruk rupa yang aku akan jijik bila melihat wajahnya. Meski Alia kini berada di Mars dan dikelilingi teman-teman satu timku dulu--yang notabene semuanya belum menikah, aku tidak akan berpikiran aneh-aneh pada Chery. Dia sudah cukup baik merawatku. Dan dia sendiri meyakinkan aku, bahwa aku akan bisa berjalan tahun depan bila patuh mengikuti semua terapi yang dijalankannya padaku. “Chery, bisa kau ambilkan map berwarna merah. Ada di laci. Bawa ke sini dan carikan data tentang Batu Phosperium.” Batu Phosperium adalah batu yang hanya ada di Mars. Alia berjanji membawakan batu itu untuk oleh-oleh sepulang dari Mars. Dia sudah lama meneliti Batu Phosperium, yang tidak hanya sekedar batu biasa. Tapi bisa digunakan untuk pengobatan syaraf. Selama ini, aku dan Alia merahasiakan hasil penelitian ini. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.8K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.1K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
4.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook