Bab 20

1499 Words

Selama setengah jam perjalanan di bus, aku enggan memandang ke arah Yu Ri yang duduk di sampingku. Dia begitu dekat denganku hingga aku bisa merasakan helaan napasnya yang berat. Dan aku juga dapat merasakan keresahannya. Jelas aku masih sangat marah padanya sampai rasanya ingin sekali aku berteriak memarahinya ‘bodoh.. bodoh... jahat..’ dan lainnya di bus itu. Mungkin semua orang di dalam bus akan menganggapku gila. Tapi percayalah, tidak mudah rasanya mengendalikan emosi jika beberapa saat yang lalu seseorang menyaksikan orang yang dicintai nyaris meninggal secara tragis di depan matanya. Ketika kami sampai pada tujuan, aku hanya mengisyaratkan agar Yu Ri turun denganku. Saat itulah aku melihat bekas merah di tangannya. Rupanya tadi aku terlalu kuat mencengkeram tangannya. “Kita mau k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD