Setelah mandi kutemukan dia berbaring, seperti tidur. Entah mengapa, aku tak sangat mempercayai mataku sendiri jika dia bisa tidur di situasi ini. Bukan hal mustahil dia sekedar mengelabuiku dan nanti akan diam-diam memeriksa sendirian apa yang telah terjadi. Bagaimanapun aku berterima kasih karena dia mencintaiku. Bersedia memikirkan diriku dan menenangkan, meskipun tak berhasil juga. Dia mungkin tak pernah tahu kalau darah pembangkang mengalir pada putri-putri mama. Kak Salwa pernah pergi ke Padang sendirian demi menyelidiki kebenaran tentang calon suaminya, Zian si Pecundang. Kak Neli pernah kabur dari rumah selagi suaminya bekerja keras di Jakarta karena bosan. Lalu, Raihan berharap aku akan patuh begitu saja?! Mimpilah dia. Aku adalah pembangkang yang lebih jelas daripada kedua kaka

