BAB 25 RAIHAN

1249 Words

Aku tidak ingin menggemparkan rumah mertua dengan suara tinggi Meta. Mulutnya tentu tidak bisa diam kecuali aku menutupnya. Aku hanya terpaksa melakukannya. Adegan kami terlalu pagi kalau harus didengar keluarga. "Janji, dengarkan aku dulu?" Dia mengangguk cepat, jelas kesulitan bernapas. Aku melepasnya segera. Meta nampak menarik napas dengan wajah memerah siap murka.  "Kamu sudah janji," ingatku waspada. "Aku dengarkan." "Menurutku kita perlu bulan madu... Maksudku pergi berdua. Jadi, aku berniat mengajakmu..." Matanya jelas makin menyala. Dia sangat bersemangat untuk marah. Aku yakin dia tidak mempercayai kebohonganku ini. Terimakasih sekali dia menepati janji supaya tidak menginterupsi kebaikan tawaranku kali ini. "Aku akan ikut pilihanmu. Asal bukan Bangka, atau Padang. Kamu be

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD