Six Knights - 11

1487 Words
Saat ini, aku sedang berhadapan dengan enam kesatria yang memimpin squad-squad terkenal di kerajaan, entah mimpi apa aku semalam sampai bisa bertemu dengan mereka secepat ini! Aku berada di ruang pendaftaran untuk mendaftarkan diri ke kerajaan agar bisa menjadi seorang penyihir resmi, tapi tak kusangka kalau yang bertugas menyambut para pendaftar di ruangan ini adalah enam lelaki yang menyandang gelar kesatria sekaligus kapten, aku sampai kaget sekali. Ketika mereka berinteraksi satu sama lain, aku bisa tahu kalau masing-masing dari mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Karena itulah, setelah bisa membedakan sifat mereka, aku jadi penasaran ingin mengetahui nama-nama dari enam lelaki tampan tersebut. * * * "Kalian dengar? Hahahaha!" Si rambut pirang tertawa sambil lengannya menunjuk-nunjuk padaku. "Dia bilang, dia ingin mengetahui nama-nama kita? Hahahaha! Yang benar saja! Astaga! Hahahaha!" Lelaki pirang itu tak henti-hentinya menertawakanku dari kursinya, lengannya sampai memukul-mukul meja saking lucunya, padahal menurutku, sama sekali tidak ada yang lucu di sini! Aku jadi sedikit jengkel! "Jadi begitu, ya?" Si rambut merah bersuara disertai dengan tatapan tajamnya yang mengarah padaku, dia memiliki warna mata yang berbeda, di kanan berwarna merah sedangkan di kiri kuning. Itu sangat mengagumkan. "Baiklah, kami turuti permintaanmu, Biola Margareth, kalau begitu, aku akan memperkenalkan diri padamu. Namaku adalah Mark Corona, aku merupakan seorang kapten dari Squad Lions Roar, aku salah satu penyihir tipe elemen api. Begitulah." Astaga! Nama yang keren sekali! Jadi begitu, ya! Dia adalah penyihir tipe elemen api! Wah, aku jadi sangat penasaran pada kekuatannya saat diaktifkan! Andai saja dia memperlihatkan sihirnya padaku, mungkin aku akan bahagia sekali! Menutupi rasa kagumku padanya, aku tersenyum tipis pada Mark Corona dengan berkata, "Terima kasih banyak atas perkenalannya, Kapten Corona!" Aku rasa, dari keenam kesatria yang ada di hadapanku, hanya Mark Corona saja yang terlihat berwibawa, dia memiliki kepribadian seorang pemimpin yang bijaksana dan dihormati oleh bawahannya, cocok untuk diangkat sebagai seorang raja. "Bagus! Sekarang giliranku! Aku sudah muak dengan para penyihir baru yang masuk kemari dengan memiliki aura membosankan, dan akhirnya! Aku bisa menemukan penyihir baru yang menarik! Dan itu kau, Biola Margareth! Ingat ini! Aku adalah Paul Crowder! Panggil saja aku Tuan Paul! Oke? Aku tak keberatan jika gadis secantik dirimu masuk ke dalam Squad yang kupimpin, Strange Bull! Aku penyihir tipe tanah, tenang saja! Aku bisa menghabisi si pirang jika dia macam-macam padamu!" Aku terpesona dengan keganasannya saat kesatria berkulit gelap itu berbicara padaku, Paul Crowder namanya! Walau dia terlihat kasar dan bringas, tapi dia sangat baik padaku! Aku jadi ingin masuk ke dalam squad yang dia pimpin! Senang sekali rasanya bisa berbicara dengan pria sejantan Paul Crowder! "Aku sangat senang atas tawarannya, Tuan Paul! Aku akan memikirkannya! Terima kasih banyak!" responku dengan membungkuk hormat pada kapten Strange Bull tersebut. "Hmm... Kurasa ini giliranku? Huh, walaupun aku tidak mengerti mengapa dia tidak mengenali kita yang merupakan para kesatria kerajaan yang sangat terkenal, tapi baiklah... Namaku Nino Palpatine, aku penyihir tipe air, aku juga seorang kapten dari Squad Blue Sky, senang berkenalan denganmu. Dan apakah aku boleh melamun lagi?" Aku mengernyitkan dahi, terkejut dengan ekspresi datar dari Nino Palpatine saat berbicara, ya ampun, apakah dia tidak bisa mengeluarkan ekspresi lain, ya? Selain bermuka datar begitu? Aku jadi kebingungan. Tapi, di samping semua itu, dia sangat imuuuuut! Astaga! Astaga! Astaga! Aku jadi ingin mencubit pipinya! Memeluk kepalanya! Dan melindunginya dari orang jahat! Hahaha! Aku lupa kalau dia itu seorang kapten, yang tentunya lebih kuat dariku. Tapi sungguh, dari enam kapten yang berjejer di depanku, hanya dia yang terlihat seperti anak-anak, dari ukuran badannya pun seperti anak SMP, atau mungkin dia memang masih anak-anak? Hebat sekali jika itu benar! Masih kecil sudah menjadi seorang kapten! Mengagumkan! "Te-Tentu saja, Anda boleh melamun lagi, Kapten Palpatine, aku sangat senang bisa berkenalan denganmu!" balasku dengan gugup, menahan rasa gemasku pada wajah Nino yang super imut. "Karena Mark sudah, Paul sudah, dan Nino juga sudah, aku pikir ini giliranku untuk memperkenalkan diri. Krauk! Krauk!" Disela-sela saat lelaki berambut ungu itu bicara, dia mengunyah keripik kentangnya dengan santai. "Seperti biasa, rasa keripik kentangnya sangat nikmat." ucapnya dengan wajah sayunya, aku tidak mengerti mengapa dia tidak cepat-cepat memperkenalkan diri. "Apa kau juga mau, Biola Margareth? Keripik kentangku?" Dan dia malah menawariku cemilannya! Astaga! "Te-Terima kasih, tapi maaf, aku tidak terlalu suka rasa kentang." responku dengan menyunggingkan senyuman kesal, mau sampai kapan dia tidak memulainya? "Oh, begitu," jawabnya dengan lesu. "Ngomong-ngomong---" "CEPATLAH PERKENALKAN DIRIMU! BODOH!" Lelaki berambut hijau yang menggunakan kaca mata yang duduk di sampingnya langsung membentak si lelaki tinggi berambut ungu. "Eh? Oh, aku lupa, maafkan aku. Aku terlalu menikmati rasa keripik kentangku hingga melupakan hal itu. Namaku adalah ... Anu... Namaku.. Emmm... Aku lupa." "Biar kuwakilkan saja, Biola." Mark si rambut merah bersuara dari kursinya. "Nama dari pria tinggi berambut ungu itu adalah Samuel Wilkes, dia seorang kapten dari Squad Starlight, dia merupakan penyihir berelemen hewan, dan juga, dia pelupa." "H-Hehehe, tidak masalah, kok, walau Kapten Wilkes orang yang pelupa, tapi beliau sangat mengagumkan. Terima kasih atas bantuan Anda, Kapten Corona." Ini benar-benar mengejutkan! Selain dia itu suka sekali makan cemilan di waktu serius begini, dia juga pelupa? Astaga! Mengapa Samuel Wilkes bisa menjadi seorang kesatria, sih? Bukankah dia hanya akan menghambat saja? Ups! Maafkan aku! Aku keceplosan! Seharusnya aku tidak menilai orang lain dari luarnya saja! Bisa saja kalau dia itu sangat luar biasa! Apalagi badannya yang paling tinggi jika dibandingkan dengan rekan-rekannya. "Sebelum aku memperkenalkan diri, izinkan aku untuk meminta maaf padamu, Biola Margareth, atas perlakuan tak senonoh dari Samuel Wilkes." Kesatria berambut hijau itu berdiri dari kursinya dan membungkuk padaku, kemudian ia kembali menegakkan badannya dan duduk di kursinya. "Sepertinya kau seorang pendatang, ya? Sampai-sampai tak mengenal kami berenam yang merupakan sosok yang sangat berpengaruh di kerajaan ini, tapi terserahlah, aku tidak peduli." ucapnya dengan menekan bingkai kaca matanya. "Martin Sweeney, itu adalah namaku! Panggil saja aku sesukamu, tapi aku juga tak keberatan jika kau panggil 'sayang', oh, lupakan saja yang barusan! Maaf! Aku tidak bermaksud--ehem! Dan juga, aku merupakan seorang kapten dari Squad Eagle Claws, tipe elemenku adalah angin! Maaf dan terima kasih!" Mungkin hanya Martin Sweeney, satu-satunya kesatria yang super serius, bahkan saat dia tak sengaja menggodaku pun, dia langsung meminta maaf secara cepat? Ya ampun, ternyata dia cukup lucu juga. Tapi yang jelas, kelihatannya Martin sosok kapten yang taat pada peraturan dan cukup cerdas juga. Penampilannya yang berkaca mata membuatku berpikir kalau dia termasuk ke dalam orang-orang pintar. "Aku tidak berhak menerima permintaan maaf Anda, Kapten Sweeney, seharusnya aku yang meminta maaf! Tapi, terima kasih atas perkenalan diri Anda, aku sangat senang!" Aku berkali-kali membungkukkan badan untuk menghormatinya. "Hahahahaha! Kalian ini? Kenapa mau-maunya menuruti permintaan gadis jelek ini? Kalau aku sih, menolak! Jika kau sangat ingin tahu namaku, seharusnya kau cari sendiri informasi tentang diriku di kerajaan ini, Biola Margareth, atau jangan bilang kalau kau tidak bisa melakukannya?" Entah mengapa, ucapan dari si pirang ini membuatku kesal! Dan dari keenam kesatria di hadapanku! Hanya dia satu-satunya kesatria yang jahat padaku! Dari awal pun, kesatria pirang itu tidak menyambutku dengan sopan, dia malah menertawakanku terus-terusan, seolah-olah aku ini barang rongsokkan yang masuk ke dalam tempat yang tak semestinya! "Woy b******k!" Paul Crowder, kesatria berkulit gelap itu, langsung menimpali perkataan si kesatria pirang dengan nada yang menggertak. "Apa susahnya menjelaskan tentang dirimu sendiri pada gadis itu, k*****t! Jika kau memang keberatan, biar kuwakilkan saja, b******n!" Si pirang menoleh pada Paul dengan tersenyum sinis, "Apa kau jatuh cinta padanya, Paul? Kurasa, dari tadi, kau selalu membelanya, atau jangan-jangan... Kau mau melakukan 'itu' pada Biola Margareth, ya? Hahahaha!" "Hentikan kalian berdua." Tiba-tiba mereka berdua terdiam saat Mark Corona, si kesatria berambut merah bersuara, atmosfir di tempat ini jadi panas. "Ma-Maaf." ucap Paul, si kulit cokelat. "Hahahaha! Baik-baik-baik, maaf!" ledek si kesatria berambut pirang pada Mark Corona. Kemudian pandangan si pirang dialihkan kembali padaku, walau senyuman iblisnya masih terpasang di wajahnya. "Apa, ya? Aku juga heran mengapa kau tak mengenalku, tapi baaaaaik, aku mengalah, karena si Kapten Lions Roar telah bersuara, siapa pun tidak ada yang berani membantah pada perintahnya, tapi asal kau tahu saja, Biola. Aku terpaksa melakukan ini." kata Si Pirang dengan memelototiku. "Nama lengkapku? Alvin Garavito! Tipe elemenku? Petir! Squadku? Aku memimpin Squad Bloody Orchid, dan aku tidak akan menerima gadis jelek sepertimu untuk menjadi anggotaku, tapi itupun jika kau ingin masuk ke dalam squadku! Hahahaha! Tapi kupikir, setelah melihat sikapku seperti ini, kau pasti tidak mau masuk ke dalam squadku, kan? Itu jelas sekali! Hahahahah!" Tentu saja aku tidak mau masuk ke dalam squad dari kapten jahat seperti dia! Menjengkelkan sekali! Jadi namanya Alvin Garavito, ya? Cih, mendengar namanya saja sudah membuatku kesal! "T-Terima kasih atas perkenalan diri Anda, Kapten Garavito!" ucapku dengan menyembunyikan raut muka jengkel. Aku ingin meremas muka Alvin Garavito! Dia sangat menjengkelkan! Kemudian, saat mereka berenam sudah memperkenalkan diri padaku, Kapten Mark Corona, si kesatria berambut merah berkata, "Sekarang giliranmu untuk menjelaskan identitasmu pada kami, Biola Margareth, untuk melengkapi formulir pendaftaranmu, apa kau siap?" ucap Kapten Mark Corona dengan tatapan tajamnya yang menyeramkan. "T-Tentu saja, aku siap! Kapten!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD