bc

Secret Inside Grave

book_age18+
112
FOLLOW
1K
READ
mystery
expert
detective
male lead
alien contact
like
intro-logo
Blurb

Kent Kallen seorang profiler sebuah Agency Penyelidikan Swasta, mempunyai kemampuan mengambil memory dari tengkorak manusia. Dia mendapat tugas dari atasannya untuk menyelidiki kematian Mike O’Hara yang sudah mati tiga puluh tahun yang lalu. Saat menggali makam Mike ternyata Kent menemukan fakta bahwa Mike O’Hara bukan manusia, melainkan makhluk dari luar angkasa.

chap-preview
Free preview
1. Pewaris Beauty & Young
Ruangan berpendingin itu menjadi begitu gerah ketika Kent Kallen menghempaskan seberkas dokumen ke meja, dengan muka masam. Stella Kallen, sang Istri yang sudah mempersiapkan hari ini dengan begitu sempurna, sontak berubah air mukanya. Dia bisa saja semurka Molly Kallen, ibu mertuanya yang sensitif dan pemarah, tetapi selalu begitu pandai menyembunyikan di hadapan siapapun. Namun, dia masih membutuhkan posisinya sebagai salah seorang Direktur, di Beauty & Young Cosmetics, perusahaan milik ayah Kent Kallen. Mengambil peran berseberangan dengan suaminya jelas akan membuatnya ditinggalkan lelaki bermanik mata hitam pekat, yang menikahinya selama dua tahun ini. “Apalagi yang kau cari, Kent? Seorang Direktur baru saja meninggal, dan Tuan Kallen ingin kamu menggantikannya. Kita bisa berangkat ke kantor bersama.” Stella berusaha melapangkan dadanya. Bila Kent kelak menjadi Presdir BnY, maka dia tidak akan berkumpul dengan para Dewan Direktur yang kerap memandang sinis padanya. Membicarakannya di belakang, bahwa dia punya tabiat yang sama dengan mertuanya, menikahi lelaki kaya, demi uang dan jabatan. “Kau tahu aku sama sekali tidak tertarik pada bedak dan lipstik.” Kent melepaskan jasnya dengan tergesa, tiba-tiba merasa gerah. Lalu melemparkannya ke atas sofa. Dia menuju ke jendela kaca dan menatap hamparan gedung bertingkat di hadapannya. Stella menghela napas panjang. “Ayolah Kent, kau apa tidak bosan berkutat dengan tengkorak dan tulang belulang? Apa mereka begitu cantik sehingga kau mengindahkanku yang hidup dan berbalut kulit dan daging di sebelahmu?” Kent Kallen mendengus pelan. “Mereka bisa bercerita.” Stella memijat pelipis, kepalanya mulai berdenyut. Dia sendiri heran kenapa bisa bertahan selama dua tahun ini, menikah dengan lelaki aneh seperti Kent Kallen. Semestinya dia bisa meninggalkan Kent yang lebih b*******h bila bertemu dengan tulang belulang daripada bertemu istrinya. Namun tentu saja dia akan kehilangan posisinya di BnY. Karena belum siap melakukannya, dia mencoba bertahan dengan menjadi istri yang baik dan mendukung suaminya. “Yang bisa bercerita itu hanya hantu, Kent.” Kent membalik badan dan menatap istrinya. Stella adalah wanita ambisius yang dinikahinya hanya karena perjodohan yang diatur oleh Molly Kallen, ibunya. Selain dia punya otak yang encer di bidang Manajemen Pemasaran, dia juga wanita pilihan ayahnya. Tentu saja dengan pertimbangan bisnis agar BnY kelak bisa semakin mengembangkan sayap ke manca negara. “Kau saja yang mengurus BnY, dengan Mom. Sejak dulu Mom selalu ingin mendampingi Dad, tapi Dad hanya ingin Mom di rumah.” Mata bulat Stella mengembang, tentu saja itu yang diinginkannya. Bersama mertuanya, mereka berdua akan menjadi team yang hebat. Namun, itu semua, tidak semudah membalik telapak tangan bila Kent Kallen belum menyerahkan hak warisnya hitam di atas putih padanya. Stella bangkit dari sofa lalu memeluk suaminya. “Kalau begitu, kita temui Dad. Para Direktur sudah menunggu-nunggu siapa yang akan mengganti satu orang anggota yang telah meninggal. Kau bisa menyampaikan pada mereka apa keinginanmu. Bila tidak, aku yakin Tuan Kallen akan terus menerus mengusik pekerjaan tulang belulangmu.” * Sepanjang selasar, Kent Kallen sibuk dengan ponselnya. Mary Hope, rekan kerjanya, mengirim gambar tulang belulang yang sudah berhasil disusunnya di ruang Laboratorium Bone Agency. Bone Agency nama yang kurang keran sebenarnya. Mary sempat memprotes Winn Zachary ketika mencetak kartu nama untuk Agency Penyelidikan Swasta mereka. Dengan gambar tengkorak dan tulang seperti bendera grup rock band terkenal, yang lebih mirip bendera perompak, lalu sebuah tagline bertajuk : We collect secrets from bones. Tentu saja, semua orang beranggapan mereka akan seperti ahli forensik. Dan hal itu membuat Mary kesulitan saat ini. Sebuah Divisi Forensik milik pemerintah meminta bantuan Bone Agency untuk menyusun tulang belulang dari penemuan pemakaman massal korban pembunuhan. “Sebaiknya kau segera datang, tulang belulang ini tanpa kepala.” Mary menuliskan caption dengan huruf kapital di bawah foto tulang belulang itu. “Dan semuanya dari lima manusia. Kau tidak tahu kan aku harus mendatangkan adikku yang kuliah untuk membantuku menyusunnya?” “Tidak bisa bila tanpa kepala,” balas Kent. “Aku tidak akan bisa mengambil rekaman apapun.” Mary mengirim icon logo agency mereka, lalu emoticon hidung berasap. Kent tersenyum menatap layar ponselnya. Mary sudah sepekan menyusun tulang belulang, gara-gara atasan mereka Winn tidak bisa menolak permintaan Divisi Forensik. Divisi Forensik kewalahan karena ditemukannya sebuah makam massal korban pembunuhan, makanya Winn terpaksa menerima, atau ijin operasional Bone Agency yang sudah bertahun-tahun diurusnya akan ditahan oleh pemerintah. Awalnya hendak dikirim sepuluh paket tulang belulang, namun Winn menolak dan hanya menerima lima saja. “Siapa?” tanya Stella tiba-tiba, menghadang Kent Kallen hingga suaminya menabrak dirinya. Ponsel Kent nyaris terjatuh tapi berhasil ditangkapnya. “Jangan membuatku cemburu, sayang.” Kent menghadapkan layar ponsel ke wajah Stella. “Apa ini bisa membuatmu cemburu?” Stella merungut. Tulang belulang lagi. Dia lalu membalik badan dan menyambut Molly Kallen mertuanya yang baru saja membuka pintu ruang Presiden Direktur BnY. Melihat wajah ibunya, sontak Kent serasa dijebak berada di gedung ini. Stella bilang bahwa mereka hanya akan berdua menghadapi jajaran Direktur. Namun kenapa bisa ada ibunya, Kent tak ingin mengetahuinya. Bila wanita itu berada di sini, itu artinya meeting hanya akan diwarnai oleh sindiran demi sindiran. Hal itulah yang membuatnya tidak pernah mau memasuki gedung ini. Meski menghasilkan produk yang bisa memoles manusia menjadi lebih cantik, namun aura negatif selalu mengelilingi wajah-wajah dengan senyum palsu. Atasannya, Winn Zachary menelpon. Kent langsung mengangkatnya, bisa menjadi alasan baginya untuk mengulur waktu. Kalau bisa, telpon selesai dan meeting Dewan Direksi juga selesai. Dilambaikannya tangan agar Stella dan ibunya lebih dulu masuk ke ruang meeting. “Halo Bos? Ada masalah apa?” tanya Kent kurang bersemangat. “Kau di mana, Kent? Ibumu menyulitkan kamu lagi?” Kent mendengus pelan. Ibunya tidak akan melepaskannya dengan mudah. “Hanya sebentar. Setelah ini aku akan meluncur ke Agency. Ada masalah apa?” “Mary bilang kau tidak bisa melakukannya tanpa tengkorak, apa benar?” Kent mengangguk, tidak menyadari kalau mereka sedang berbicara lewat sambungan telepon. “Benar, Tuan Zaccary. Ahli forensik lebih pandai untuk urusan seperti itu. Aku hanya bisa merekam memori saja. Dan itu hanya bisa melalui tengkorak.” “Tidak bisakah kau meningkatkan kemampuanmu? Maka tulang belulang ini tidak akan membuatku insomnia.” Kent tertawa pelan, berusaha tidak terdengar oleh beberapa Direktur yang mulai berdatangan dan menepuk bahunya memberi salam. Jangankan tulang belulang, Kent sendiri ingin mempunyai kemampuan mengetahui jalan pikiran orang saat mereka masih hidup. Hingga dia bisa tahu mana tepukan bahu yang tulus, mana yang cari muka. “Kalau begitu, Bos harus mendapatkan tengkoraknya untuk saya.” “Kent!” bentak suara cempreng di seberang sambungan telepon. “Lima puluh korban pembunuhan itu semuanya tanpa kepala! Kau mau bilang bahwa Mary harus menghabiskan masa lajangnya dengan menyusun tulang?!!” Kent mendengar tawa mengikik di belakang atasannya. Pasti Mary yang sudah memprovokasi Winn Zachary agar Kent segera meluncur ke Agency. Pekerjaan sedang banyak, tidak seharusnya dia terjebak dengan perebutan kekuasaan di BnY. “Satu paket tulang belulang tanpa kepala tidak ada apa-apanya bagi saya Bos, dibandingkan seratus tulang belulang dengan kepala. Dalam sehari saya bisa menyelesaikan yang seratus.” “Kent! Ke sini kau sekarang, atau kupecat!” Kent tersentak. Sebuah tangan lembut namun kokoh tahu-tahu memegang pergelangan tangannya dan melepas ponsel dari tangannya. Seorang wanita separuh baya dengan senyum elegan menatapnya. Molly Kallen. Tak ada seorangpun yang bisa menolak keinginannya selain Jackson Kallen. “Jangan buat Mom menunggu.” Lalu ponsel dengan sayup-sayup suara Winn Zachary meneriaki Kent itu pun masuk ke dalam saku jas Kent. Selebihnya, Kent pun mengikuti langkah ibunya yang menyeret tangannya. Semua mata menatap ke arah Kent dan Molly yang masuk ke dalam ruangan dengan meja lonjong sepanjang ruangan. Dinding kaca dengan pemandangan gedung bertingkat New York ada di dua sisi ruangan. Sementara Jackson Kallen, seperti biasa tampak seperti raja yang bijaksana, berdiri di ujung tepi meja lonjong. “Kent, kemarilah. Duduk dekat ayah.” Kent mengangguk. Ibunya tak melepaskan pergelangan tangannya, tetap menuntunnya hingga mereka berdua berada di sisi Jackson. Jackson mengembang senyum pada anak semata wayangnya, lalu menyilahkannya duduk di sebelahnya. Molly yang menyadari tidak ada tempat duduk untuknya, seperti biasa berusaha memberikan senyum terbaiknya. Meski bongkah kedongkolannya serasa hendak meledak di dadanya. “Aku sudah mengantarmu pada ayahmu. Mom menunggu di luar.” Tahu-tahu Kent menarik tangan ibunya. “Mom duduklah di sini. Aku berdiri saja. Tidak baik seorang anak membiarkan ibunya berdiri kan?” Ruangan seketika menegang, namun Jackson dengan mudah menguasai situasi. “Kent Kallen, anak yang berbakti. Tidakkah itu cukup buat kalian memberikan dukungan, bahwa dia layak menjadi Presiden Direktur dan pewaris Beauty and Young Cosmetic?” Kent Kallen mendelik ke arah ayahnya bersamaan dengan gumaman tidak puas dari Dewan Direktur yang memenuhi ruangan seperti sarang lebah. “Dad …” desis Kent Kallen tak percaya. Dia mencari sosok Stella dan mendapati istrinya itu menggeleng, mengatakan tidak tahu apa-apa. Demikian juga dengan Molly yang tampak mengeraskan rahang. Meski sudah bersamanya selama ini, Kent tak bisa mendefinisikan ekspresi wajah ibunya. Karena setelahnya Molly selalu bisa mengubah ekspresi wajah dalam sekejap. “Tuan Kallen, kita mengurusi wanita-wanita cantik di luar sana, bukan mengurusi mayat apalagi tulang belulang.” Celetukan anggota Dewan Direksi membuat telinga Kent memanas. Tapi Molly selalu bisa menguasai dirinya, dengan mengelus punggung tangannya yang mulai mengepal. “Kita perusahaan besar Tuan Kallen, bukan kuburan!” Jackson Kallen mendehem beberapa kali, membuat situasi kembali senyap, meski raut wajah mengerut setiap orang menunjukkan pendapat yang sama. Puluhan tahun memimpin BnY, dia sangat tahu bagaimana cara menguasai anak buahnya. Dewan Direksi tidak setuju dipimpin oleh Kent Kallen yang mereka ketahui sering berurusan dengan kematian, pembunuhan dan tulang belulang. Rumor itu didengarnya sejak lama. “Kent Kallen, sudah aku wasiatkan untuk menjadi pewaris Beauty and Young Cosmetic. Dan semua yang ada di ruangan ini harus mendukung dia sepenuhnya.” “Tapi Tuan Kallen …” Dewan Direksi yang masih kasak kusuk, tampak mulai satu suara. Jackson Kallen mengembang senyum bijaksananya. “Aku selalu mendukung apapun yang menjadi hobi anakku. Aku yakin, semua itu akan berguna saat dia menjadi Presiden Direktur BnY.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marriage Aggreement

read
81.3K
bc

My Devil Billionaire

read
94.9K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.4K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
861.2K
bc

Scandal Para Ipar

read
694.6K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
625.6K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook