Chapter 8 - Rencana Perjodohan

1560 Words
nona bingung dengan apa yang terjadi. ia merasa tidak pernah bertemu dengan pemuda yang kini ada dihadapannya. dari seragam yang dikenakan oleh pemuda itu, nona sempat mengira jika ady mungkin adalah salah satu dari siswa SMA Wira Buana. namun, setelah melirik sebentar ke arah badge yang tertempel di seragamnya membuktikan jika pikirannya salah. disana tertulis SMA Chandra Winata. tapi ada urusan apa siswa itu dengannya. "maaf, kamu memanggil saya? ada perlu apa?" nona penasaran apa tujuan pemuda itu. 'mampus.otak gue tiba tiba blank' ady merutuki dirinya di dalam hati. nona mengerutkan keningnya, bukannya menjawab pemuda itu malah diam seribu bahasa. gadis itupun melihat ke arah jam tangan yang dipakainya, ternyata waktunya semakin dekat dengan janji makan siang bersama ayahnya. sambil menghembuskan nafasnya, nona kembali berbicara "kalau tidak ada yang mau dibicarakan, lebih baik saya pergi karena ada hal lain yang harus saya kerjakan" perkataan nona sontak membuat ady kembali dari alam bawah sadarnya. "tu... tunggu dulu. sebelumnya perkenalkan nama gue ady" pemuda itu menjulurkan tangannya. nona ragu apakah ia harus menjawab uluran tangan tersebut karena ia sendiri tidak tahu apa tujuan pria itu menemuinya. "oh sorry, kamu pasti bingung ya" ady menarik kembali tangannya. salahnya juga tiba tiba mengajak kenalan tanpa aba aba terlebih dahulu. "gue kemarin kesini terus nggak sengaja lihat kamu. ngomong ngomong kamu sebagai apa di sekolah ini?" pertanyaan ady semakin membuat nona berpikir yang tidak tidak. 'jangan jangan dia oknum yang suka berbuat asusila, setelah itu ambil foto korban lalu memerasnya' wajar saja nona berpikir seperti itu karena tindakan yang ady lakukan memang sangat mencurigakan. "kok kamu diam saja?" ady memajukan tubuhnya, sontak membuat nona mundur agar tubuh mereka tidak semakin dekat. dengan memegang lebih erat tas jinjingnya, nona bersiap untuk mengambil langkah seribu demi menghindari pria mencurigakan di hadapannya. "kamu kenapa?" melihat wajah nona yang ketakutan, ady pikir jika ada orang yang mengancam disekitar mereka sehingga tanpa pikir panjang ady langsung mengalihkan pandangannya ke belakang. 'sekarang' melihat kesempatan di depan mata, nona segera berlari menjauh. matanya langsung mendapati sosok abang ojek yang sedang parkir menunggu orderan. 'nggak ada siapa siapa' setelah memastikan jika tidak ada siapapun di sekitar mereka berdua, ady kembali melihat ke arah nona. namun apa yang terjadi, hanya dalam waktu sepersekian detik. sosok gadis yang barusan masih berada di hadapannya kini lenyap tak berbekas. "eh, kok nggak ada" ady mencari keberadaan gadis itu. gadis yang ia belum tahu siapa namanya. belum sempat bertukar nama, gadis itu justru menghilang. dari kejauhan, arzan yang memang sedari tadi memperhatikan interaksi kedua orang itu langsung tertawa terbahak bahak. sungguh lucu kelakuan temannya. "lo mah menang ganteng doang. giliran mau ambil hati cewek nggak becus" sembari memegang perutnya, arzan terus tertawa. setelah sebelumnya ia menghampiri temannya yang benar benar telah ditinggalkan oleh sang gadis pujaan. "teman nggak ada akhlak lo, bukannya bantuin malah ketawa" raut wajah kesal ady tak dapat disembunyikan lagi. sudah ditinggalkan, sekarang ditertawakan oleh teman sendiri. "bukannya nggak mau bantu dy. gue mau tahu aja gimana cara lo buat deketin cewek. lagian gue takut tuh cewek bukannya suka sama lo malah sukanya sama gue. mau lo?". "enak aja. adu jotos dulu sini sama gue" ady mengepalkan tangannya dan menunjukkannya tepat di depan wajah arzan. "makanya dari tadi gue nahan diri buat deketin. jadi itu cewek yang udah ngambil hati cowok paling cool di sekolah. lumayan sih, lebih cantik sedikit dibanding rianti" arzan mengusap dagunya membandingkan wajah nona dengan rianti walau hanya sebatas khayalan. "cantikan tuh cewek kemana mana lah. rianti cuma menang make up. coba lo suruh dia cuci muka, gue jamin lo pasti nyesel udah pernah dekat sama dia". "no problem. yang penting handphone keluaran terbaru sudah di tangan cuy" lagi lagi arzan memamerkan handphone pemberian rianti. "dibeliin aja bangga lo" ady langsung meninggalkan tempat itu dan berjalan menuju motornya yang masih terparkir dengan anggun di samping warung milik bapak bapak gemoy itu. "dy, tungguin gue" tak ingin ditinggal, arzan pun segera berlari untuk mengejar temannya itu. sementara itu, nona yang berhasil melarikan diri segera menghampiri abang ojek yang masih menunggu orderan. "bang, antar saya ke gedung rekaman melody record ya" sang abang ojek terkesima melihat ada gadis cantik yang datang untuk menyewa jasanya. 'mimpi apa gue semalam, sampai dapat penumpang cantik begini' tukan ojek itu segera teringat mimpinya semalam. ia bermimpi mendapatkan selendang bidadari saat berada di air terjun. "bang, kok melamun. mau antar saya nggak?" sambil terus memperhatian sekitar, nona terlihat terburu buru. selain dari waktu bertemu dengan ayahnya semakin dekat, gadis itu juga takut jika pria misterius itu mengejarnya. "mau dong neng. kapan lagi dapat penumpang kayak eneng". "maksudnya?". "yang nggak ada bentuknya aja tetap abang antar. apalagi eneng, mau ke planet namex juga abang anterin. ya udah yuk, naik neng" abang ojek itu memakai helmnya lalu memberikan helm penumpang kepada nona. dengan rasa ragu, akhirnya nona memberanikan diri untuk menaiki ojek itu. 'dosa apa yang telah kulakukan ya allah, sampai ketemu orang orang aneh hari ini'. dalam perjalanan, abang ojek itu terus berbicara. entah apa yang ia katakan yang pasti nona haya menjawab iya dan iya. dikarenakan angin disepanjang perjalanan, sehingga suara dari abang ojek itu tidak terdengar jelas. jadi untuk menghormatinya, nona hanya bisa menjawab 'iya bang' sambil berharap mereka secepatnya sampai di tempat yang telah dijanjikan. perjalanan penuh kekhawatiran akhirnya berakhir setelah mereka akhirnya sampai di gedung yang nona sebutkan. setelah turun dari motor dan mengembalikan helm, nona bermaksud ingin membayar jasa ojek tersebut. namun bukannya menerima uang tersebut, ojek itu malah hanya meminta bayaran dengan berjabat tangan. mungkin inilah yang dinamakan the power of good looking. "begini bang?" nona mengulurkan tangannya dan dengan cepat abang ojek itu membalasnya. nona benar benar dibuat terkejut, tapi tidak berlangsung lama karena tak lama abang ojek itu melepaskan tangannya dan memperlihatkan senyum termanisnya. rasa was was yang tadi sempat melanda kini tergantikan dengan perasaan lucu. hari ini benar benar telah membuat nona merasa seperti sedang terkena prank. "oh iya, sepertinya aku telat" nona mengecek jam ditangannya lagi. dan benar saja, ini sudah lewat sepuluh menit dari waktu temu janji dengan ayahnya. untung tempat yang ditentukan berada tepat diseberang gedung milik ayahnya. sehingga nona tinggal menyeberang jalan untuk menemui sang ayah. sebuah restoran bergaya minimalis yang sering ia dan keluarg kunjungi ketika sedang berada di kantor. tampaknya para pelayan di restoran tersebut telah mengenal nona sehingga baru saja gadis itu sampai di depan pintu restoran, ada satu pelayan yang menghampirinya. "tuan gavin sudah menunggu disana mbak" pelayan tersebut menunjuk sebuah meja yang terletak persis di samping jendela. "terima kasih mas" nona segera berjalan mendekati ayahnya. tapi ternyata ayahnya tidak duduk sendirian, ia ditemani oleh sosok pria muda namun nona tidak dapat mengenalinya karena pria itu duduk membelakangi dirinya. 'ayah makan dengan siapa?' dalam perjalanan, nona bertanya. "maaf yah, aku telat. tadi ada kejadian tak terduga di tengah jalan". "akhirnya kamu sampai. sini duduk" gavin mempersilahkan anak gadisnya untuk duduk disebelanya. setelah melihat dengan jelas, akhirnya nona mengenali siapa pria yang sedang duduk bersama ayahnya. andra, seorang penyanyi terkenal yang sedang berada di puncak popularitasnya. siapa yang tidak kenal dengan andra. penyanyi masa kini, memiliki wajah yang tampan, bakat menyanyi yang luar biasa hingga tutur kata yang sopan dimanapun mata kamera merekamnya. "ini puteri om?" denga santai andra bukannya memanggil atasannya dengan sebutan bapak tapi malah om. 'om? apa maksudnya' nona masih mencerna situasi yang terjadi saat ini. "iya. perkenalkan ini nona. puteri bungsu om" gavin memperkenalkan mereka berdua secara resmi. "perkenalkan, andra" senyum yang diperlihatkan oleh andra sangat mempesona apalagi ditambah dua lesung pipi yang ia miliki. membuat kaum hawa dimanapun merasa terhipnotis. "nona" entah kenapa, nona berasa tidak menyukai pria dihadapannya. "oh iya, katanya ada yang mau ayah bicarakan. apa itu?" nona teringat dengan tujuan gavin memanggilnya kesini. "ayah mau...". "ini pesanan anda pak. silahkan dinikmati" tiba tiba omongan gavin terputus karena pelayan yang membawa pesanan mereka telah datang. "lebih baik kita makan dulu" akhirnya gavin memutuskan untuk berbicara sambil makan agar suasananya tidak terkesan kaku. "bagaimana dengan kakakmu, ayah dengar dia sudah kembali ke eropa" sambil mengunyah daging, gavin menanyakan anak lelakinya kepada nona. "hmm, tadi pagi mas dion berangkat. lagian ayah kembali ke indonesia bukannya mampir ke rumah dulu malah langsung ke kantor" walau cemberut, tapi nona tetap mengunyah makanan di mulutnya. andra yang sedari tadi memperhatikan gadis di hadapannya menjadi sangat tertarik. selain karena statusnya sebagai anak perempuan bos gavin, ternyata gadis itu memiliki paras cantik bahkan saat makan sambil berbicara. tetap tidak melunturkan kadar keimutan yang ia miliki. "anak ayah ngambek? nanti juga kamu merasakan saat sudah resmi menggantikan posisi ayah" gavin mengusap lembut kepala nona. "tapi nona sama sekali nggak tertarik untuk duduk sebagai pimpinan perusahaan yah". "memangnya mau siapa lagi hmm? kakakmu sudah memiliki perusahaan sendiri padahal kuliahnya saja belum selesai". "ayah tanya sekali lagi, apa kamu serius tidak mau menggantikan posisi ayah?" gavin kembali menanyakan hal yang sama dan dijawab dengan jawaban yang sama pula. "oleh karena itu, ayah mengajak andra kesini untuk membicarakan sesuatu hal yang penting". "sebentar, jadi dia ada hubungannya dengan apa yang ayah ingin sampaikan?" nona benar benar tidak mengerti apa yang dimaksud oleh ayahnya. "benar. ayah ingin menjodohkan kalian berdua". nona yang sedang minum langsung tersedak menengar niat gavin untuk menjodohkan dirinya dengan andra. "ma... maksud ayah apa?" setelah bersusah payah menetralisir nafasnya, nona kembali bertanya. "iya. jika andra menikah dengan kamu. nanti biar dia yang menggantian ayah di perusahaan".
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD