Sore itu, ia berpamitan pada Kyai Mustamar dan Bu Nyai. Mereka mendoakan perjalanannya dan keselamatannya. Adam berterima kasih dengan tulus, merasa berhutang banyak atas penerimaan mereka terhadap Khayra. Ia bahkan sempat menyalami anak-anak kecil yang berkumpul di serambi masjid sebelum pergi, lalu menoleh ke arah rumah sekali lagi. Khayra tidak keluar mengantarnya. Tapi Adam tidak kecewa. Ia tahu Khayra melihatnya dari balik jendela. Dan itu cukup. Ketika ia melangkah turun dari desa itu, menyusuri jalan tanah yang kini diterangi sinar jingga senja, hatinya terasa penuh. Bukan karena bahagia. Tapi karena tenang. Ia tahu, untuk sekarang, ia telah melakukan bagian terbaik yang bisa ia lakukan—menjaga Khayra sampai tempat yang paling aman yang bisa ia temukan. Dan sekarang, ia harus kem

