“Kamu ada masalah, Adam?”
Suara itu tenang, tapi menyimpan ketegasan yang tak bisa dianggap enteng. Adam berdiri tegak di depan meja kayu besar berlapis kaca itu, berhadapan langsung dengan Direktur Rumah Sakit, dr. Hardiman—pria paruh baya yang selama ini selalu bersikap ramah tapi tak pernah main-main soal etika dan profesionalisme kerja.
Ruangan itu sunyi, hanya suara jarum jam yang terdengar berdetak pelan dari dinding sisi kiri. Lampu gantung bergaya klasik menggantung tepat di atas kepala mereka, memantulkan cahaya keemasan yang terasa sedikit menekan.
Adam mencoba tersenyum, meski ia sendiri sadar wajahnya pasti tak meyakinkan. Matanya lelah, tubuhnya sedikit membungkuk akibat keletihan yang tak hanya fisik, tapi juga mental.
“Tidak ada masalah sebenarnya, Dok. Hanya salah paham
