"Siapa lelaki itu?"
Suara itu terdengar datar, tapi di balik ketenangannya terselip nada tajam yang menusuk. Ia menatap istrinya, Dinda, yang duduk di ujung sofa dengan tubuh yang masih tampak lelah. Tubuh wanita itu belum sepenuhnya pulih, baik dari luka fisik maupun luka batin. Tapi pertanyaan itu tak bisa ditunda lebih lama. Sudah terlalu lama ia menyimpannya dalam diam, mengendap-endap di pikirannya sejak hari kejadian itu. Sejak ia menyaksikan melalui layar CCTV bagaimana seorang pria asing, yang tidak dikenalnya secara pribadi, mengangkat tubuh lemah Dinda ke dalam mobil dan membawanya pergi, melesat keluar dari rumah yang sedang kacau oleh kepanikan.
Ia tahu siapa pria itu. Kamera-kamera pengawas di rumahnya menangkap semuanya dengan jelas: wajah pria itu, mobilnya, pelat nomornya
