"Keadilan tidak selalu hadir dalam keheningan sidang. Kadang, ia lahir dari keberanian menuliskannya di luar ruang-ruang hukum." — Mahardhika Matahari Saputra Ruang kerja Ghea di Kejaksaan Negeri Sanggau malam itu hanya diterangi cahaya meja. Semua staf sudah pulang, tapi dua sosok masih sibuk di balik tumpukan map, laptop, dan secangkir kopi yang sudah dingin. Mahardika menatap layar laptopnya lekat-lekat, jarinya lincah mengetik. Di sampingnya, Ghea sedang membuka dokumen fisik, menandai bagian-bagian penting dengan stabilo kuning. "Data ini sudah cukup kuat untuk masuk tahap pra-laporan ke Jampidsus," ucap Ghea sambil merapikan kertas. "Belum," sahut Mahardika tanpa mengalihkan pandangan dari layar. "Kita perlu satu serangan pembuka yang bikin mereka goyah sebelum kita dorong kasu

