Bab 12 : Dua Kali

1670 Words

"Jika hukum adalah cahaya, maka biarkan keadilan menjadi bahan bakarnya. Tanpa itu, hukum hanyalah lentera mati." — Ghea Gemalia Saputri  Hujan malam itu seperti bersekongkol dengan kegelisahan yang merayap di d**a Ghea. Lampu-lampu jalan memantulkan cahaya kuning kusam di aspal basah, memecah genangan menjadi kilau-kilau tak menentu. Mobil yang mereka tumpangi melaju tanpa suara selain denting rintik hujan di kaca depan. Mahardhika duduk di kursi penumpang, tatapannya tajam ke spion samping. "Sejak tadi ada mobil hitam itu di belakang kita," ujarnya pelan, nyaris berbisik. Ghea melirik sekilas, lalu kembali fokus ke jalan. "Kamu yakin? Bisa saja kebetulan." "Ghea, di dunia kita... tidak ada yang namanya kebetulan." Nada suaranya datar, tapi ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD