bc

AKSARAYA

book_age0+
1.3K
FOLLOW
12.8K
READ
love-triangle
possessive
friends to lovers
arrogant
badboy
goodgirl
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Aksa dan Raya, adalah dua makhluk yang memiliki perbedaan sangat kental. Aksa sang raja tampan nan dingin, dan Raya sang Ratu centil sejagat Cyber. Tapi, siapa yang tau jika keduanya di pertemukan kemudian di persatukan.

Mari belajar bagaimana caranya mencintai lalu menyakiti.

chap-preview
Free preview
CYBER VS THE HAUNTED
Salah satu sejarah yang tak pernah padam adalah permusuhan berapi dari SMA Cyber School VS The Haunted School. Cyber yang membentuk sekelompok komplotan lelaki berperan penting di sekolah, dan sangat di agungkan di sekolah yang setiap waktu mengadakan rapat dan juga rencana-rencana untuk menghancurkan benteng pertahanan The Haunted, begitu juga sebaliknya. Permusuhan ini berlangsung sejak tahun sejarah Radinazka Putra Adiguna bersama kembarannya Radinarka Putra Adiguna yang merebut anak-anak The Haunted untuk bergabung dengan geng bermotor mereka, yang di pimpin oleh Leo. Apalagi saat Leo di kabarkan masuk ke penjara bersama Dhito juga yang lainnya karena kasus penyanderaan Reza dan percobaan pembunuhan atas Azka. Sampai-----Radenaksa Adiguna yang memimpin komplotan Cyber School dengan nama komplotan The Killer boy, Aksa yang memiliki sifat tak berbeda jauh dari Azka----sang ayah, membuat perang yang tak pernah padam ini terkalahkan. Sementara sibuk dengan rencana-rencana penyerangan, serta tugas-tugas menumpuk yang tak pernah Aksa tunda pengerjaannya, Aksa bahkan tak pernah tau siapa-siapa saja penghuni sekolah, ia tidak pernah peduli pada setiap penghuni Cyber yang memuja ketampanannya, ia tidak pernah mendengarkan pujian yang selalu saja terlontar dari bibir penghuni Cyber, termasuk guru karena kecerdasannya. Dan----ia juga tak pernah tau bahwa ada satu gadis yang akan selalu berhadapan padanya dari saat ini hingga kedepannya. Dia----Rachelia Amaraya, yang kerap di panggil Raya. Raya salah satu donatur terbesar di Cyber School, dan Aksa adalah anak dari pemilik sekolah. Keduanya memiliki kuasa yang kuat atas sekolah,  karena itu keduanya hidup semaunya. Apalagi Raya yang selalu saja membolos sesuka hatinya, kerap melanggar peraturan dan selalu saja merecoki komplotan anggota osis ketika tengah membahas tentang The Haunted. "Rencana apalagi yang bakal di pakai?" Seorang lelaki berperawakan tampan, ia memiliki hidung cukup mancung, bibir tipis, rahang tegas dan juga berkulit putih itu masih sibuk fokus dengan ponselnya. Kedua kakinya ia naikan di atas meja, dan kepalanya bersandarkan pada kursi yang tengah ia duduki, siapa lagi kalau bukan Aksa. Bersama Radenraksa Adiguna, Aroon Blenda, Saka Deraka, Faraziz Rezano, dan juga Dezulfan Qurnia, anggota (TKB) The Killer Boy sudah berkumpul sejak bel masuk di mulai, di markas mereka tepatnya di gudang tak jauh dari belakang sekolah. Reksa mengecap lidahnya,"Lo kalau mau rapat itu games di berhentin dulu bego!" Ketus Reksa. Aksa berdecak kesal, ia segera mematikan ponselnya kemudian memasukan benda pipih berlogo apel gigit tersebut ke dalam sakunya, Reksa-kakak kandungnya yang kini masih duduk di kelas tiga karena tidak naik kelas akibat kecelakaan yang menimpanya saat ujian itu menyeringai tipis. Aron memperlihatkan kertas gambar berukuran besar, Sedangkan Saka, Aziz serta Zulfan sudah siap mendengarkannya. "Ini markas mereka, dan gue yakin mereka sudah menyiapkan persiapan penyerangan juga, sama seperti kita," Aron mengulum bibir sexy-nya sejenak, mata Elang-nya menatap reaksi dari Aksa. Inilah yang di sebut surga para cogan, jika mau menemui mereka di cyber maka bermainlah dengan komplotan TKB. Aksa mengangguk, telunjuknya menggaruk dagunya yang tak gatal,"Gue rasa mereka gak bakal mau kalah, dan gue pastiin di sana sudah ada jebakan yang bakal buat kita kalah cepat, mending atur tempat tawurannya di lain tempat," saran Aksa. Saka melenguh,"Idih bege juga ya lo tenyata Sa, yakali kita mundur, kemarin aja waktu kita ngajuin tawurannya di lingkungan Cyber mereka ngiyain, sekarang kita bakal nolak waktu mereka ngajakin tawuran di tempat mereka?" Zulfan serta Aziz mengangguk,"Pinter juga lo Sak, tumben pinter. Banyakan makan gandum daripada micin yah? Bhaks!" Ejek keduanya, Saka menggerlingkan kedua matanya. "Kalau gue gak pinter, gak mungkin Aksa ngajakin gue masuk TKB bego!" Sinis Saka. Semuanya tertawa terkecuali Aksa yang masih tampak diam. "Oke, kita buat surat perjanjian di atas materai!" Tegas Aksa sampai semua yang berada di sana menatap lelaki tersebut. "Perjanjian apaan? Kayak Dilan aja lu pake materai segala!" Cibir Raksa. Azka memutar bola matanya malas,"Kita menang tawuran kemarin karena kita kuat, dan gak ada jebakan-jebakan kan? Emang kitanya aja lebih jago daripada mereka. Dan mereka juga harus melakukan hal yang sama lah! Pokoknya pulang sekolah nanti, tugas Aziz sama Zulfan nemuin Zeino kepala geng TDB (The Devil Boy) buat menandatangani surat perjanjian yang bakal gue buat nanti." Aksa berdiri, dengan kedua tangan yang ia masukan pada kedua sakunya,"Gue laper! Uruslah sama kalian lebihnya." Lalu ia melenggang meninggalkan semua yang berada di sana, menuju kantin sekolah. Aksa mempercepat langkahnya, perutnya sudah berdentang-dentung sejak dari rapat di mulai, karena ia lupa sarapan, biasanya Rani-sang mama selalu membawakan dia bekal, tapi hari ini Rani terlalu sibuk untuk itu, wajar saja Azka-ayah Aksa dan Raksa, pagi ini akan berangkat ke bandara dan siap berperang kembali sebagai sosok lelaki bela negara alias angkatan militer. Aksa mendecakkan lidahnya kesal, matanya menjelajahi seisi kantin yang sangat ramai serta berdesakan, sepertinya guru tengah rapat, sampai semua anak dari kelas sepuluh sampai dua belas saja berada di sana untuk belanja. Sial, Aksa terlalu enggan untuk menjadi pusat perhatian, ia cukup sadar diri jika dia tampan, ia tidak perlu atau tepatnya tidak ingin di ingatkan dari bibir para gadis setiap paginya yang selalu memujanya. Terpaksa, atas kehendak cacing-cacing di perut, Aksa salah satu dari sekian deret nama yang mengantri nasi goreng bi Ani ter-favorite di kantin. "KIRANA BALIKIN PEMBALUT GUE!" Pekik Raya dengan napasnya yang sudah naik turun, Kirana tak juga mendengarkan teriakan Raya yang sudah menggebu dan memekakan telinga para pengunjung kantin, kecuali Aksa yang sama sekali tak peduli. "Nih nasi gorengnya Den Aksa," kata bi Ani dengan ramah dan senyum lebarnya, san Aksa langsung membayar dengan wajah datarnya. "Woi balikin astaga!" Gerutu Raya kembali, dua sahabat laknatnya tersebut masih saja memainkan pembalut yang mereka dapatkan dalam ransel Raya tanpa sengaja. "Mikaila tangkap!" Mikaila mengambil ancang-ancang untuk menangkap lemparan dari Kirana dan ternyata----malah mendarat tepat di piring nasi goreng Aksa. Aksa yang tadinya baru saja ingin menyantap sarapannya langsung terdiam menatap pembalut yang sudah mendarat bebas pada piring nasi gorengnya. "Sial!" Umpat Aksa, ia mengedarkan pandangannya pada gadis yang sudah menghentakan kedua kakinya kesal sekarang, siapalagi kalau bukan Raya. "Punya sahabat bego banget astaga!" Aksa berdiri menghampiri Raya, tangannya mencengkram erat lengan gadis tersebut, manik matanya menatap tajam Raya,"Lo harus tanggung jawab!"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Long Road

read
118.3K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.4K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.2K
bc

Because Alana ( 21+)

read
360.5K
bc

Hurt

read
1.1M
bc

Everything

read
278.2K
bc

Billionaire's Baby

read
280.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook