Part 4
‘’mbak ini laporan keuangan yang mbak minta’’
‘’ada berita terbaru Ta?’’
‘’ada, berita baik dan buruk, berita baiknya tahun ini peningkatan keuangan sangat meningkat drastis tapi berita buruknya para client selalu complain masalah cathering dan pelayanan’’
‘’ya udah, mbak minta tolong kamu ke bagian client department dan ajukan surat peninjauan ke cathering dan pelayanan, jika mereka sudah tidak sesuai criteria kita mau tidak mau kita coret dalam daftar kerja sama’’
‘’iya mbak’’
‘’ya udah makasih Ita’’
‘’iya, saya permisi dulu mbak’’
Masalah complain memang tidak bisa dianggap sepele, Hanna pernah memiliki hal buruk karena sebuah complain, dia pernah dimaki habis habisan karena cathering yang kurang mensuplai makanan yang membuat beberapa tamu yang tidak mendapat jatah makanan, sudah cukup Hanna dimaki habis habisan dihadapan orang banyak dan anak buahnya dan kini dia tidak mau lagi.
‘’mbak clientnnya udah dateng’’
‘’oh, oke’’
Lamunan Hanna langsung pergi entah keman setelah Rini masuk dan memberitahukan jika clientnnya sudah menunggunya.
‘’anda…’’
‘’mbak?’’
‘’silahkan duduk, senang bertemu dengan anda lagi’’
‘’mbak Hanna kenal dengan calon suami saya?’’
‘’ah, kami hanya tidak sengaja bertemu, saat itu saya yang salah menabrak calon suami anda’’
‘’saya Syanas mbak, ini calon suami saya Bara’’
Dunia memang sempit, laki laki yang sempat membuat Hanna terpesona karena ketampanan dan kebaikannya kini berada dikantornya untuk menyewa WOnya. Wanita yang bernama Syanas sangat cocok berdamping dengan Bara, wanita yang bertubuh mirip dengan Hanna hanya saja Syanas memiliki kulit lebih putih dengan mata hitam pekat sedangkan Hanna yang memiliki mata berwarna coklat.
‘’jadi kalian belum melangsungkan akad nikah?’’
Setelah mendengar ‘calon suami’ Hanna yakin mereka belum melangsungkan akad nikah, kemungkinan mereka akan menyewa jasa WO Hanna untuk akad nikah dan pesta pernikahan.
‘’belum mbak, kami kesini mau pakai jasa WO mbak buat akad nikah dan pestanya’’
‘’kapan pelaksanaannya?’’
‘’2 bulan lagi mbak, pestanya setelah akad nikah’’
‘‘oke bisa diatur, mau nuansa apa’’
‘’indonesia’’
Mereka terlihat pasangan yangs serasi, saat Hanna menanyakan nuansa pernikahan keduanya serentak mengatakan Indonesia, sungguh baru kali ini Hanna merasa clientnya kali ini tidak serumit client sebelumnya yang selalu berbeda pendapat.
‘’oke, jadi semuanya nuansa Indonesia termasuk pesta pernikahannya?’’
‘’iya’’
‘’ mbak Hanna kalo saya boleh minta saya mau yang adat jawa aja’’
Kini laki laki itu sudah mulai masuk kedalam perbincangan mereka, entah kenapa Hanna merasa dia laki laki yang sangat baik dan gadis itu sangat beruntung.
‘’kita ada adat jawa yang kental dan yang modern’’
‘’yang adat jawa kental aja mbak’’
‘’oke, berapa undangan?’’
‘’3500 undangan’’
‘’mau gedung hotel?’’
‘’iya mbak, saya mau di ballroom J.W Marriott’’
‘’bisa, boleh tau nama kalian?’’
‘’saya Bara Aitama Darmaja, nama calon istri saya Zasyanas Araya Vania’’
‘’gelar?’’
‘’sebenernya saya enggak mau nyantumin gelar saya, soalnya istri saya enggak punya gelar, saya takutnya malah enggak enak sama salah satu pihak, jadi kami lebih memilih enggak pakai gelar’’
‘’oh gitu’’
‘’laki laki baik akan mendapatkan wanita yang baik pula’’
‘’mungkin untuk desain udangan udah punya gambaran maunya gimana?’’
‘’kami percaya sama mbak Hanna aja’’
‘’saya takut enggak sesuai’’
‘’saya pasti setuju aja mbak, iya kan mas?’’
‘’iya mbak, yang penting sederhana dan indonesia’’
‘’oke, saya usahakan, masalah souvenir?’’
‘’kita mau jam tangan aja mbak’’
‘’satu model atau 2 model untuk laki laki dan perempuan?’’
‘’bagusnya apa ya mbak?’’
‘’kita lihat tamu undangannya juga’’
‘’2 model aja deh mbak, gapapa kan Syanas?’’
‘’iya mas, aku setuju mbak’’
‘’baik’’
Perbincangan mereka semakin menjauh dan mendetail, Hanna merasa lebih mudah mengurus pasangan ini, mereka pasangan yang tidak terlalu banyak maunya.
‘’tamu undangan didominasi dengan rekan bisnis mbak trus enggak ada yang tau calon istri saya, mungkin saat akad nikah hanya beberapa rekan bisnis saja lainnya keluarga besar’’
‘’oh jadi maunya bikin kejutan gitu?’’
‘‘iya mbak, tolong dibicarakan dengan pembawa acaranya gimana enaknya’’
‘’baik, nanti saya kasih tau konsepnya kalo enggak setuju atau kurang sesuatu bisa kita bicarakan lagi’’
‘’makasih mbak atas bantuannya’’
‘’iya, kami juga terimakasih sudah percaya dengan jasa WO kami’’
Tubuh Hanna sudah sangat meronta meminta sang empunya untuk segera istirahat, kasur empuknya sudah menunggunya, direbahkannya tubuh Hanna, sungguh dia bekerja sangat berlebihan, waktu makan siang saja Hanna tidak sempat karena bertemu dengan client.
Bara.